Minggu, 08 September 2013

Makalah Pendekatan Perencanaan



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
            Perencanaan atau yang sudah akrab dengan istilah planning adalah satu dari fungsi management yang sangat penting. Bahkan kegiatan perencanaan ini selalu melekat pada kegiatan hidup kita sehari-hari, baik disadari maupun tidak. Sebuah rencana akan sangat mempengaruhi sukses dan tidaknya suatu pekerjaan. Karena itu pekerjaan yang baik adalah yang direncanakan dan sebaiknya kita melakukan pekerjaan sesuai dengan yang telah direncanakan. Dalam hal ini diperlukan suatu sistem pendekatan yaitu perencanaan pembangunan partisipatori.Dalam perencanaan pembangunan memerlukan beberapa konsep mengenai perubahan lingkungan pembangunan,kebutuhan organisasi Pembangunan akan perencanaan akibat perubahan lingkungan, ciri-ciri sistem yang akan dipakai dalam perencanaan, dan beberapa teori perencanaan. Hudson menunjukkan 5 teori perencanaan yaitu radikal, advocacy,transactive, synoptik, dan incremental yang dikatakan sebagai taxonomy.

            Dalam makalah ini akan dibahas beberapa masalah terkait dengan pendekatan perencanaan Pembangunan yang melibatkan beberapa teori perencanaan seperti transactive, teori sinoptik, teori incremental

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan  sebagai berikut :

a.       Apa Definisi Pendekatan Perencanaan?
b.      Apa saja jenis dari Pendekatan perencanaan Pembangunan?
c.       Bagaimana Perbedaan dan persamaan dari 3 jenis Pendekatan Perencanaan?
1.3. Maksud dan Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat dirumuskan beberapa maksud dan tujuan sebagai berikut :

a.       Menjelaskan Definisi Pendekatan Perencanaan
b.      Menjelaskan jenis-jenis Pendekatan perencanaan
c.       Menjelaskan Perbedaan dan persamaan dari 3 jenis Pendekatan Perencanaan
















BAB  II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Pendekatan Perencanaan
            Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Sedangkan Planning (Perencanaan) adalah proses menetapkan tujuan, mengembangkan strategi, dan menguraikan tugas dan jadwal untuk mencapai tujuan. Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa sebuah planning atau perencanaan adalah merupakan proses menuju tercapainya tujuan tertentu. Atau dalam istilah lain merupakan persiapan yang terarah dan sistematis agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
            Jadi dapat disimpulkan bahwa Pendekatan Perencanaan adalah titik tolak atau sudut pandang kita dalam proses penetapan tujuan. Agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
2.2. Macam-macam Pendekatan Perencanaan
1.     Sinoptik Komprehensif (Rational comprehensive)
            Perencanaan Sinoptik disebut pula perencanaan sistem, pendekatan rasional sistem, pendekatan rasional komprehensif. Merupakan pendekatan perencanaan yang pada mulanya sangat dominan digunakan, yang menggunakan model berfikir sistem dalam perencanaan, sehingga objek perencanaan dipandang sebagai suatu kesatuan yang bulat, dengan satu tujuan yang disebut visi. Synoptic planning melihat permasalahan yang ada dari sudut pandang sistem.
ü    Elemen yang tercakup dalam pendekatan ini, secara umum dijabarkan ke dalam :
1.      Penentuan tujuan
2.      Identifikasi alternatif kebijakan
3.      Evaluasi rata dengan hasil akhir
4.      Implementasi kebijakan

ü    Kemudian dirumuskan ke dalam langkah-langkah perencanaan yang meliputi
a.       Pengenalan masalah
b.      Mengestimasi ruang lingkup problem
c.       Mengklasifikasi kemungkinan penyelesaian
d.      Menginvestigasi problem
e.       Memprediksi alternative
f.       Mengevaluasi kemajuan atas penyelesaian spesifik.

ü    Keunggulannya adalah :
a.    Pada kesederhanaan dalam metode yang digunakan dan sangat sesuai untuk memecahkan permasalahan yang bersifat umum.
b.    Perencanaan model ini bersifat ”keahlian”. Karena itu, seorang perencana dituntut memahami perencanaan baik dari sisi teknis maupun filosopis.
c.    Pada umumnya, perencanaan model ini dilakukan bersifat perorangan, namun tidak menutup kemungkinan bersifat kolektif atau kelompok dengan asumsi kepentingan individu menyesuaikan kepentingan kelompok.
d.   Karakter dasar perencanaan bersifat komprehensif (menyeluruh), yakni mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan, sehingga semua masalah ingin coba diselesaikan.

ü    Kelemahan dalam perencanaan model ini adalah :
a.       Biasanya kurang dapat memperhitungkan sumber daya yang tersedia, karena berasumsi bahwa sumber daya dapat dicari dan diusahakan.
b.      Pembuat keputusan dipegang para ahli/perencana, sedangkan masyarakat hanya diberikan sedikit peran, biasanya hanya dalam bentuk public hearing yang sifatnya serimonial.

2.     Disjointed Inkremental
            Didasarkan pada kemampuan institusi dan kinerja personalnya. Bersifat desentralisasi dan tidak cocok untuk jangka panjang. Jadi perencanaan ini menekankan perencanaan dalam jangka pendek saja. Yang dimaksud dengan desentralisasi pada teori ini adalah si perencana dalam merencanakan objek tertentu dalam lembaga pendidikan, selalu mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan.

ü    Keunggulannya adalah :
            Model perencanaan incremental banyak digunakan saat ini karena tidak memerlukan banyak informasi data dan dapat dengan cepat dalam pengambilan keputusan. Model perencanaan incremental lebih kepada pendekatan yang didasarkan pada pengalaman-pengalaman perencana dan memiliki porsi rasionalitas yang lebih kecil dibandingkan pendekatan sebelumnya.

ü    Sedangkan kelemahan perencanaan inkremental adalah :

a.       perencanaan inkremental adalah asumsinya bahwa kondisi masyarakat adalah pluralis yang terdiri dari kelompok-kelompok kecil. Pengkritik paham incremental memperdebatkan bahwa masyarakat didominasi oleh kelompok-kelompok tertentu yang melakukan kompetisi tidak adil dan tidak demokratis. Dalam hal ini nantinya kelompok masyarakat pemenang saja yang terwakili dalam perencanaan.
b.      Pendekatan inkremental tanpa mendasarkan pada efektivitas belanja setiap kegiatan yang dilaksanakan sehingga kegiatan bersifat monoton dan banyak dijumpai penggunaan anggaran yang tidak relevan.
            Perkembangan dewasa ini banyak aktivitas perencanaan dengan menggunakan model inkrementalis. Contoh dari perencanaan model inkremental adalah dalam penentuan plafon belanja kota/daerah dengan mengestimasi bahwa kenaikan anggaran belanja berkisar 10 persen pada tahun perhitungan, hal ini mendasarkan pada realisasi anggaran pada tahun sebelumnya dengan menyesuaikan besarnya inflasi dan jumlah penduduk.

3.     Transaktif/Pembelajaran Sosial
            Transactive planning merupakan pendekatan yang difokuskan pada pengalaman masyarakat dalam mengungkapkan permasalahan kebijakan. Pendekatan ini merupakan evolusi institusi desentralisasi dalam membantu masyarakat mengendalikan proses sosial yang mengatur kesejahteraannya. Menekankan pada harkat individu yang menjunjung tinggi kepentingan pribadi dan bersifat desentralisasi, suatu desentralisasi yang transactive yaitu berkembang dari individu ke individu secara keseluruhan. Ini berarti penganutnya juga menekankan pengembangan individu dalam kemampuan mengadakan perencanaan.

ü    Keunggulannya adalah :
            Pendekatan transactive lebih pada pengembangan individu dan organisasi diberi penekanan lebih, bukan hanya berupa pencapaian tujuan yang bersifat spesifik. Proses dialog antarindividu dan antarlembaga dalam pendekatan ini lebih diutamakan, sementara perencana berperan sebagai mediator. Hal itu berlawanan dengan pendekatan incremental yang lebih melekat pada pemikiran ekonomis masing-masing kepentingan individu.

ü    Sedangkan kelemahannya adalah:
            Pendekatan transaktif merupakan pendekatan yang tidak efisien dalam mengakomodasi kebutuhan kelompok marginal, partisipasi biaya tinggi dan dalam beberapa kasus masyarakat belum siap dalam rencana jangka panjang.

2.3. Persamaan dan Perbedaan Pendekatan Perencanaan
            Dapat disimpulkan bahwa teori-teori tersebut mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah :
a.       Mempunyai tujuan yang sama yaitu pemecahan masalah
b.      Mempunyai obyek perencanaan yang sama yaitu manusia dan lingkungan sekitarnya.
c.       Mempunyai beberapa persyaratan data, keahlian, metode, dan mempunyai konsistensi internal walaupun dalam penggunaannya terdapat perbedaan penitikberatan.
d.      Mempertimbangkan dan menggunakan sumberdaya yang ada dalam pencapaian tujuan

ü    Sedangkan Perbedaannya adalah :

a.       Perencanaan sinoptik lebih mempunyai pendekatan komprehensif dalam pemecahan masalah dibandingkan perencanaan yang lain, dengan lebih mengedepankan aspek-aspek metodologi, data dan sangat memuja angka atau dapat dikatakan komprehensif rasional. Hal ini yang sangat minim digunakan dalam 4 pendekatan perencanaan yang lain.
b.      Perencanaan incremental lebih mempertimbangkan peran lembaga pemerintah dan sangat bertentangan dengan perencanaan advokasi yang cenderung anti kemapanan dan perencanaan radikal yang juga cenderung revolusioner.
c.       Perencanaan transactive mengedepankan faktor – faktor perseorangan / individu melalui proses tatap muka dalam salah satu metode yang digunakan, perencanaan ini kurang komprehensif dan sangat parsial dan kurang sejalan dengan perencanaan Sinoptik dan Incremental yang lebih komprehensif.











BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Dari berbagai pemaparan diatas dapat kita ambil kesimpulan dan point penting antara lain :
a.       Perencanaan adalah sangat penting baik ditinjau dari sisi management maupun dari pandangan agama islam,mengingat adanya pesan nabi Muhammad saw. Dan ayat al-qur'an yang menekankan hal tersebut. Satu diantara pengertian perencanaan adalah suatu proses menetapkan tujuan, mengembangkan strategi, dan menguraikan tugas dan jadwal untuk mencapai tujuan.
b.       Diantara urgensi perencanaan adalah akan memberikan guideline (framework) untuk mencapai tujuan masa datang.
c.        Ruang lingkup perencanaan mencakup berbagai demensi baik waktu, spasial,tingkatan dan teknis perencanaan.
d.      Teori pendekatan perencanaan meliputi, antara lain; sinoptik, inkremental, dan transaktif.









DAFTAR PUSTAKA

Hadi, Sudharto P. 2001. Dimensi Lingkungan Perencanaan Pembangunan. Yogyakarta: GMU Press.
Hudson, Barclay M. 1979. “Comparison of Current Planning Theories: Counterparts and Contradictions”. APA Journal, October 1979, pp. 387-398.
Wahab, Solichin A. 1990. Analisis Kebijaksanaan, Dari Formulasi Ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Makalah Manajemen Amerika



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Sampai saat ini Manajemen Amerika telah mendominasi pemikiran manajemen seluruh dunia. Para pakar manajemen, konsultan dan manajer mengkhotbahkan dan mengajarkan teori manajemen Amerika tanpa pernah memikirkan lagi dan mempertanyakan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam teori dan konsep manajemen. Makalah ini membahas pengaruh nilai-nilai budaya terhadap praktek dan teori manajemen amerika. Disamping itu, diharapkan para praktisi dan akademisi manajemen menyadari adanya perbedaan nilai budaya dibalik teori dan praktek manajemen.


1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas kemudian ditemukan beberapa rumusan masalah, diantaranya adalah    :

1.      Apa latar belakang munculnya Manajemen Amerika?
2.      Bagaimana cir-ciri dari manajemen Amerika?
3.      Bagaimana pokok-pokok pemikiran dari manajemen Amerika?
4.      Bagaimana pelaksanaan dan pengaruhnya?







1.3. Maksud dan Tujuan

Dari rumusan masalah di atas maka dapat disimpulkan maksud dan tujuan yang ingin dicapai        :
1.         Mengetahui latar belakang munculnya manajemen Amerika
2.         Memahami cirri-ciri dari manajemen Amerika
3.         Menjelaskan pokok-pokok pemikiran dari manajemen Amerika
4.         Memahami pelaksanaan dan pengaruh dari manajemen Amerika















BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Latar Belakang Munculnya

Gagasan mengenai munculnya Manajemen Amerika lahir dari Dorongan Kuat F.W. Taylor (1856 – 1915) pada akhir abad ke – 19 sampai awal abad 20.  Pemikiran awal Taylor terangsang oleh sejumlah pendahulunya, terutama oleh Henry R. Towne insinyur sekaligus industrialis di Amerika.
Pandangan Taylor sangat dipengaruhi oleh etika Protestan pada waktu itu. Ia menekankan nilai kerja keras, rasionalitas, ekonomi, individualism, dan pandangan bahwa setiap orang mempunyai peranan dalam masyarakat. Taylor tidak mengembangkan teori manajemen yang luar dan umum. Ia berorientasi pragmatis dengan penekanan empiris, rekayasa (engineering), dan mekanistis, yang terutama berfokus pada peningkatan efisiensi pekerja. Dalam tulisan-tulisan awalnya ia menunjukan idenya sebagai “manajemen tugas (test management)”.
Ide-ide Taylor berasal dari pengalaman kerjanya sendiri di perusahaan Baja Midvale, perusahaan baja Bethlehem, dan sebagai konsultan di banyak perusahaan industry. Pada awal karirnya, ia tertarik untuk memperbaiki efisiensi dan metode kerja dan suatu cara terbaik untuk melaksanakan masing-masing tugas. Dengan jalan ini dapat dicapai peningkatan produktivitas yang menguntungkan baik majikan maupun pegawai. “dengan memaksimumkan efisiensi produksi masing-masing pekerja, maka manajemen ilmiah juga memaksimumkan penghasilan para pekerja dan majikan. Jadi, semua konflik antara modal dan buruh dapat dipecahkan dengan manajemen.
Bila ditelusuri lebih dalam, gagasan teori manajemen Amerika sebenarnya sudah lama diperdebatkan oleh para ahli. Namun kebanyakan para pakar manajemen berpendapat bahwa manajemen Amerika adalah Universal.

2.2. Ciri – Ciri Manajemen Amerika
ü  Berikut adalah ciri-ciri dari manajemen Amerika :

1.      Sistem berjangka pendek
2.      Evaluasi dan promosi cepat
3.      System bonus dan upah berdasarkan produktivitas
4.      Karier berdasarkan spesialisasi
5.      Mekanisme pengawasan : Hierarki
6.      Pengambilan keputusan oleh pimpinan tanggung jawab individual

ü  Keunggulan Manajemen Amerika
     Tanggungjawab diberikan secara perorangan dan mengakui prestasi kerja. Dengan adanya tanggungjawab ini maka karyawan bebas menggunakan keterampilan yang dimilikinya.

ü  Kelemahan Manajemen Amerika
            Pengambilan keputusan yang secara individual. Walaupun tidak memakan banyak waktu, tetapi tingkat keberhasilannya kecil karena tidak dilakukan secara terbuka. Manajemen Amerika lebih menekankan kepada individu.

ü  Perbedaan Manajemen Amerika dengan Manajemen Jepang
            Perbedaan terpenting antara manajemen Jepang dengan Amerika adalah kecendrungan dan focus mereka terhadap kolektivitas daripada individualitas. Demikian sebaliknya dengan bangsa Amerika yang lebih mengedepankan pekerjaan secara independent dan individualitas.

ü  Dari perbedaan itu menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

1.      Tatanan keluarga Jepang relative lebih kuat.
2.      Usaha orang Amerika ialah merealisasikan indepedensi dan ambisi individualitasnya
3.      Individu Amerika cenderung lebih tahan banting
4.      Tidak ada kepemimpinan khusus atau charisma individu untuk bangsa Jepang
5.      Bangsa Amerika sangat menikmati terhadap skill dan kemampuan individu yang secara khusus dimilikinya

2.3. Pokok-pokok Pemikiran
            Banyak hasil riset diterbitkan yang mendukung gagasan tentang manajemen Amerika. Misalnya yang sangat terkenal karya Clark kerr, Frederick H. Rabison, John T. Dunlop, dan Charles A. Mayer. Pada intinya, berdasarkan hasil riset yang telah mereka lakukan selama berpuluh-puluh tahun di beberapa Negara, termasuk Negara bukan barat. Perkembangan manajemen dan industrialisasi Negara-negara mengarah pada adanya satu kesamaan. Masyarakat industry akan semakin mempunyai karakteristik yang relative sama antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain. Mereka menanamkan dengan logika industrialisasi (the Logic of Industrialism). Adapun yang dimaksud dengan logika industrialisasi adalah sebagai berikut :
            Dalam masyarakat industry akan banyak menggunakan teknologi, banyak investasi untuk pabrik, maupun mesin-mesin yang membutuhkan dana besar. Dalam masyarakat industry membutuhkan masyarakat yang terampil (skilled). Karena IPTEK terus berkembang, maka dibutuhkan keterampilan baru dan pekerjaan baru akan mengganti pekerjaan lama. Dan menuntut system pendidikan agar berorientasi kepada perkembangan industri.
            Industrialisasi berkaitan dengan organisasi besar, dalam masyarakat industry akan berkembang organisasi-organisasi yang besar dalam masyarakat. Dalam masyarakat indsutri akan berkembang consensus yang menghubungkan antara individu dan kelompok menjadi besar bersama. Misalnya, tenaga kerja dituntut bekerja keras, disiplin, dan bersaing.
            Dalam masyarakat industry banyak berkembang perusahaan (bisnis) dan organisasi. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan manajemen agar dapat mengelola perusahaan dengan baik (efektif dan efisien). Dengan demikian akan semakin banyak orang belajar ilmu manajemen baik dalam sekolah formal maupun non formal (kursus-kursus yang diselenggarakan oleh para konsultan manajemen).

2.4. Pelaksanaannya Serta Pengaruhnya
            Sampai saat ini (abad XXI), dominasi amerika sangat kuat dalam berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, tekhnologi, politik dan bahkan hiburan. Khususnya film, serta aspek-aspek lain. Demikian juga dalam pendidikan khususnya pendidikan manajemen atau bisnis. Sehingga wajarlah muncul kepercayaan bahwa apa yang baik di Amerika akan baik juga di tempat lain, dan praktek bisnis yang baik di Amerika akan efektif juga di tempat lain. Pandangan ini disebabkan oleh begitu luasnya penyebaran informasi. Perkembangan ilmu dan Praktek dan manajemen bisnis Amerika melalui buku, majalah, dan jurnal-jurnal ilmiah. Setiap tahun puluhan buku di bidang manajemen bisnis diterbitkan, dan ribuan artikel majalah dan jurnal dibaca oleh para praktisi bisnis, baik itu manajer, direktur, maupun karyawan biasa.
            Bahkan mungkin perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan bisnis (manajemen) dapat dinilai berdasarkan pada apakah program pendidikan tersebut menyediakan bahan bacaan dari jurnal-jurnal manajemen/bisnis ataukah tidak. Bila program pendidikan bisnis tidak meyediakan jurnal-jurnal tersebut. Maka pantas untuk dipertanyakan “kualitas”nya. Oleh karena begitu banyaknya perkembangan teori manajemen Amerika (meliputi teori motivasi, kepemimpinan, komunikasi, organisasi). Maka tidak mengherankan apabila dominasinya sangatlah kuat




BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Manajemen Amerika mempunyai keunggulan dalam         Tanggungjawab. Yaitu diberikan secara perorangan dan mengakui prestasi kerja. Dengan adanya tanggungjawab ini, maka karyawan bebas menggunakan keterampilan yang dimilikinya.
Namun adapun kelemahannya yaitu,         Pengambilan keputusan yang secara individual. Walaupun tidak memakan banyak waktu, tetapi tingkat keberhasilannya kecil karena tidak dilakukan secara terbuka. Manajemen Amerika lebih menekankan kepada individu.












DAFTAR PUSTAKA

Fremont E. Kast. 1995. Organisasi dan Manajemen. Jakarta. Bumi Aksara
George R. Terry. 2009. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta. Bumi Aksara
www.Kumad.blogspot.com
www.teknikkepemimpinan.blogspot.com