Sabtu, 15 Februari 2014

Makalah Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN

1.1              LATAR BELAKANG MASALAH
Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar  di dunia. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 mencapai 237.641.326 jiwa. Mayoritas penduduk Indonesia beragama islam yaitu sebanyak 209.840.000 jiwa sehingga Indonesia adalah Negara dengan penduduk muslim terbesar  di  dunia. pada dasarnya muslim Indonesia adalah muslim yang  taat. Hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya  kaum muslim Indonesia yang ingin menyempurnakan islamnya dengan cara berangkat haji ke makkah arab Saudi dan banyaknya jumlah masjid yang didirikan oleh kaum muslim Indonesia baik yang berasal dari wakaf masyarakat maupun dari pemerintah. Jumlah jamaah  haji Indonesia tahun 2010 tercatat sebanyak 211.000 jamaah. Angka yang  sangat besar meski ongkos  naik haji sangatlah mahal akan tetapi banyak umat muslim Indonesia  yang ingin menunaikannya meski harus antre berangkat hingga 8 tahun setelah  pendaftaran. Data Departemen Agama Republik Indonesia tahun 2004 jumlah  masjid di Indonesia mencapai 643.834 buah, angka yang fantastis meski harga tanah sangat  mahal. Dengan demikian, data-data di atas bisa dijadikan refleksi ketaatan kaum muslim Indonesia kepada agamanya.
Selain memiliki banyak penduduk muslim yang  taat, Indonesia juga memiliki kekayaan alam yang melimpah. Minyak  bumi, gas alam, pantai, laut, besi, timah,  emas, tembaga, pegunungan  berapi, hutan, hasil perikanan dan perkebunan semua ada berlimpah ruah. Kekayaan  sebuah negeri  yang sangat ideal untuk menjadikan Negara tersebut tergolong Negara  kaya.
Kenyataan berkata lain, meski banyak muslim yang taat di Indonesia, kekayaan alam yang  berlimpah, Indonesia ternyata  hanyalah Negara  berkembang yang  menjadi juara   1 dalam kasus korupsinya. Pendapatan  per kapita Indonesia  hanyalah AS$ 2,238 jauh dibawah pendapatan per kapita  Negara  tetangganya, Malaysia yang mencapai  AS$ 8.140 dan negeri miskin SDA singapura  yang mencapai AS $52.839.
Indonesia hingga saat  ini masih  tergolong sebagai  Negara berkembang.  Teknologi dan perekonomiannya  belum maju serta belum mampu  mampu mensejahterakan rakyatnya. Terbukti, data BPS menunjukkan jumlah pengangguran di Indonesia  pada agustus tahun 2010 mencapai  8.319.779 jiwa. Cadangan devisa Indonesia pun masih kalah  banyak dengan cadangan  devisa negeri tetangga.  Cadangan devisa Indonesia periode Februari 2011 hanya sebesar USD 99,6 miliar sementara itu devisa Singapura yang  notabene nya adalah Negara dengan banyak penduduk yang tidak  menganggap penting agama pada periode Februari 2011 mencapai USD 231 miliar, Thailand USD 174 miliar (Februari 2011)  dan Malaysia USD 106 miliar (November 2010).
Meski tahun 2010 neraca keuangan Indonesia mengalami surplus, penduduk miskin di Indonesia tidak berkurang  signifikan. Data BPS menunjukkan Pengeluaran Negara Indonesia pada tahun 2010 sebesar Rp. 781.534.000.000.000 dan pemasukan Negara Indonesia pada tahun 2010 mencapai Rp. 990.502.000.000.000  yang berarti surplus Rp. 208.968.000.000.000. meskipun demikian jumlah  penduduk miskin Indonesia tahun 2010 mencapai 31.023.400  jiwa. Angka yang sangat fantastis dan tidak seimbang  dengan kondisi neraca keuangan Negara yang surplus.
Melalui latar belakang kasus yang  ada di atas, penulis ingin mencoba menganalisis  kondisi Indonesia dengan beberapa teori tentang modernisasi. Analisis yang  akan dilakukan nantinya adalah sebuah ujian  terhadap teori-teori yang  ada. Apakah sesuai jika diterapkan di Indonesia yang nyatanya hingga saat ini belum menjadi Negara yang modern baik dari pola berpikir masyarakatnya maupun teknologi, keuangan dan tata pemerintahannya.
1.2               RUMUSAN MASALAH
a)      Apa itu teori Modernisasi ?
b)      Apa saja faktor-faktor pertumbuhan ekonomi ?
c)      Bagaimana tahap-tahap pertumbuhan Ekonomi di Indonesia ?
1.3               TUJUANMASALAH
a)      Menjelaskan apa itu Teori Modernisasi
b)      Menjelaskan faktor-faktor pertumbuhan ekonomi dan bagaimana tahap pertumbuhan ekonomi Indonesia
c)      Memahami prinsip ekonomi









BAB II
PEMBAHASAN

v  2.1. Latar Belakang Teori Modernisasi
            Sebelum muncul teori modernisasi dahulu telah ada teori tentang  pembagian kerja secara internasional yang  didasarkan pada teori Keuntungan Komparatif yang  dimiliki oleh setiap Negara yang mengakibatkan terjadinya spesialisasi produksi pada tiap-tiap Negara sesuai dengan keuntungan  komparatif yang mereka miliki (teori dalam bidang ekonomi oleh  David  Ricardo). Oleh karena itu secara umum di dunia ini terdapat dua kelompok Negara yaitu Negara yang memproduksi hasil pertanian dan Negara yang memproduksi  barang industri. Antara  kedua kelompok Negara ini terjadi hubungan dagang dan keduanya menurut teori diatas saling diuntungkan.
            Setelah  beberapa puluh tahun kemudian tampak bahwa Negara industri  menjadi semakin  kaya sedangkan Negara pertanian semakin tertinggal. Neraca perdagangan kedua Negara ini  selalu menguntungkan Negara yang menghususkan diri pada produksi barang industri. Oleh sebab itu muncul pertanyaan, apa yang menjadi penyebabnya? Mengapa Negara yang  mengasilkan produk pertanianmenjadi Negara miskin sedangkan Negara penghasil produk industri menjadi Negara kaya?.
            Terhadap hal ini  secara umum terdapat dua kelompok teori yaitu pertama, teori yang  menjelaskan bahwa kemiskinan  sebuah  Negara berasal dari faktor internal  atau disebut dengan teori modernisasi dan yang kedua, teori yang menjelaskan bahwa kemiskinan  sebuah  Negara berasal dari faktor ekternal. Dalam makalah  ini akan dibahas mengenai teori modernisasi.
            Dalam teori modernisasi ada beberapa ahli yang  berpendapat. Dalam makalah  ini ada tiga teori modernisasi yang dibahas karena dianggap mewakili satu pikiran kelompok tertentu.
v  2.2. Teori Modernisasi
A. Analisis Teori
WW Rostow Sangat popular dan paling banyak komentar dari ahli Artikel : Economics Journal (Maret 1956) dimuat dalam Buku The Stages of Economics Growth (1960). Menurut  WW Rostow, Pembangunan Ekonomi merupakan suatu proses yang dapat menyebabkan:
1.        Perubahan orientasi ekonomi, politik dan sosial yang pada mulanya berorientasikepada suatu daerah menjadi berorientasi keluar.
2.        Perubahan pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam keluarga yaitu kesadaran untuk membina keluarga kecil.
3.        Perubahan dalam kegiatan investasi masyarakat dari melakukan investasi yang tidakproduktif menjadi investasi yang produktif.
4.        Perubahan sikap hidup dari adat istiadat yang kurang merangsang pembangunanekonomi misalnya kurang menghargai waktu kerja dan orang lain.
Basis Asumsi Teori Rostow membagi proses pembangunan menjadi lima tahap, adalah sebagai berikut :
1)      Masyarakat tradisional 
Sistem ekonomi yang mendominasi masyarakat tradisional adalah pertanian,dengan cara-cara bertani yang tradisional. Produktivitas kerja manusia lebihrendah bila dibandingkan dengan tahapan pertumbuhan berikutnya. Masyarakatini dicirikan oleh struktur hirarkis sehingga mobilitas sosial dan vertikal rendah,Kedudukan masyarakat tidak berbeda dengan nenek moyang. Kegiatan politikdan pemerintahan di daerah-daerah berada ditangan tuan tanah.
2)      Pra-kondisi tinggal landas
Masa transisi masyarakat , mempersiapkan untuk mencapai pertumbuhan ataskekuatan sendiri (self sustained growth).Selama tahapan ini, tingkat investasi menjadi lebih tinggi dan hal itu memulaisebuah pembangunan yang dinamis. Model perkembangan ini merupakan hasilrevolusi industri. Konsekuensi perubahan ini, yang mencakup juga padaperkembangan pertanian, yaitu tekanan kerja pada sektor-sektor primer berlebihan. Sebuah prasyarat untuk pra-kondisi tinggal landas adalah revolusiindustri yang berlangsung dalam satu abad terakhir.
3)      Tinggal landas
Tahapan ini dicirikan dengan pertumbuhan ekonomi yang dinamis. Karakteristik utama dari pertumbuhan ekonomi ini adalah pertumbuhan dari dalam yang berkelanjutan yang tidak membutuhkan dorongan dari luar. Seperti, industritekstil di Inggris, beberapa industri dapat mendukung pembangunan. Secara umum “tinggal landas” terjadi dalam dua atau tiga dekade terakhir. Misalnya, di Inggris telah berlangsung sejak pertengahan abad ke-17 atau di Jerman padaakhir abad ke-17. Pertumbuhan ekonomi selalu terjadi, Kemajuan pesat dalaminovasi atau terbukanya pasar-pasar baru.
Tiga ciri utama negara yg mencapai Tahap Tinggal Landas :
a.    Kenaikan investasi produktif dari 5% atau kurang menjadi 10% dari PNB (Nett National Product).
b.    Berkembangnya satu atau beberapa sector industri pemimpin (leadingsector ) dgn tingkat pertumbuhan tinggi.
c.    Tercapainya suatu kerangka dasar politik, social dan kelembagaan yg bisa menciptakan perkembangan sektor modern dan eksternalitas ekonomi yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi
4. Menuju kedewasaan (tahap kematangan)
Kedewasaan pembangunan ditandai oleh investasi yang terus-menerusantara 40 hingga 60 persen. Dalam tahap ini mulai bermunculan industri denganteknologi baru, misalnya industri kimia atau industri listrik. Ini merupakankonsekuensi dari kemakmuran ekonomi dan sosial. Pada umumnya, tahapan ini dimulai sekitar 60 tahun setelah tinggal landas. Di Eropa, tahapan ini berlangsungsejak tahun 1900.Kondisi masyarakat sudah secara efektif menggunakan Teknologi modern dihampir semua kegiatan produksi dan kekayaan alam. Sektor pemimpin baru akanbermunculan menggantikan sector pemimpin yang mengalami kemunduran.Karakteristik non ekonomi tahap menuju kedewasaan :
a.       Struktur dan keahlian tenaga kerja berubah Kepandaian dan keahlian pekerjabertambah tinggi. Sektor indusri bertambah penting peranannya Sektorpertanian menurun peranannya.
b.      Sifat kepemimpinan dalam perusahaan mengalami perubahan. Perananmanajer professional semakin penting dan menggantikan kedudukan pengusahapemilik.
c.       Masyarakat bosan dengan keajaiban yang diciptakan industrialisasi sehingga timbul kritik-kritik. Negara yg mencapai tahap ini (WW Rostow) : Inggris (1850), USA (1900), Jermandan Perancis (1910), Swedia (1930) Jepang (1940) Rusia dan Kanada (1950).
5. Era konsumsi massa tinggi 
Ini merupakan tahapan terakhir dari lima tahap model pembangunan Rostow. Pada tahap ini, sebagian besar masyarakat hidup makmur. Orang-orangyang hidup di masyarakat itu mendapat kemakmuran dan keserbaragamansekaligus. Menurut Rostow, saat ini masyarakat yang sedang berada dalamtahapan ini adalah masyarakat Barat atau Utara. Perhatian masyarakat menekankan pd masalah konsumsi dan kesejahteraanmasyarakat bukan masalah produksi.
Tiga macam tujuan masyarakat yg ingin dicapai pada tahap ini :
a.       Memperbesar kekuasaan dan pengaruh ke luar negeri dan kecenderunganberakibat penjajahan thd bangsa lain
b.      Menciptakan negara kesejahteraan (welfare state) (Negara Persemakmuran =Comment Wealth) dengan cara mengusahakan terciptanya pembagian pendapatanyg telah merata melalui sistim pajak progresif (semakin banyak semakin besa)
c. Meningkatnya konsumsi masyarakat melebihi kebutuhan pokok (sandang,pangan, papan) menjadi konsumsi thd barang tahan lama dan barang-barangmewah.
B. Pandangan Terhadap Manusia
Teori Rostow termasuk dalam kategori ‘teori-teori pembangunan’ dan juga ‘teori-teori modernisasi’.
Pandangan teori ini terhadap manusia adalah bahwa manusiaadalah aktor utama dalam pembangunan itu sendiri yang merupakan syarat nonekonomi. Manusia disini adalah sumber daya manusia yang dimiliki oleh negaratersebut dalam melaksanakan dan mengelola pembangunan tersebut.
C. Pandangan Terhadap Masyarakat
Dalam teori Modernisasi dikotomi masyarakat tradisonal dan modern sangat jelas terlihat, disebutkan bahwa hanya negara yang masyarakatnya telah menuju kearah modern yang bisa melaksanakan pembangunan secara berkesinambungan. Menurut Rostow, dalam hal mengenai perubahan dari tahap tradisional ke arah industrial sebagai syarat pembangunan dan kemajuan, pembangunan ekonomi atau proses transformasi masyarakat dari tahap tradisional menjadi masyarakat modern merupakan suatu proses yang multi-dimensional. Pembangunan ekonomi bukan berarti perubahan struktur ekonomi suatu negara yang ditunjukkan oleh menurunnya peranan sektor pertanian dan meningkatnya peran sektor industri saja. Perubahan yang dimaksud selain dari perubahan struktural dari tradisionalitas menuju modernitas, dapat digambarkan sebagai berikut:
1.    Perubahan orientasi organisasi ekonomi, politik, dan sosial yang pada mulanya berorientasi kepada suatu daerah menjadi berorientasi ke luar.
2.    Perubahan pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam keluarga, yaitu dari menginginkan banyak anak menjadi keluarga kecil.
3.    Perubahan dalam kegiatan investasi masyarkat, dari melakukan investasi yang tidak produktif (seperti halnya menumpuk emas, membeli rumah, dan sebagainya) menjadi investasi yang produktif.
v 2.3. Tahap Pertumbuhan Ekonomi
Beragam pengalaman politik dan ekonomi yang telah diperoleh Indonesia sejak kemerdekaan pada tahun 1945, era orde lama, era orde baru, dan hingga era reformasi seperti sekarang. Iklim politik yang dinamis dirasakan Indonesia saat peralihan dari Orde Lama ke Orde Baru. Walaupun cenderung mengarah ke otoriter, namun kehidupan ekonomi ketika itu mengalami perubahan kearah lebih baik. Pada era orde baru kegiatan pemerintah memang lebih banyak mengarah ke bidang ekonomi, meski terkesan monopolistic, sedangkan era orde lama dan era reformasi sekarang pemerintah lebih cenderung kebidang politik. Tetapi tetap saja urusan ekonomi menjadi perhatian pemerintah sekarang ini karena melihat terjadinya krisis ekonomi global.
A. Era Orde Lama (1945 - 1966)
Ketidakstabilan kehidupan politik dan seringnya kabinet berganti membuat perekonomian pun kurang berkembang dengan baik. Pertumbuhan ekonomi mengalami kemunduran yang drastis dari 6,9 % pada periode 1952-1958 menjadi hanya 1,9 % saat periode 1960-1965. Ketika itu harga-harga terus membumbung tinggi karena terjadinya defisit anggaran belanja pemerintah yang terus meningkat setiap tahunnya yang kemudian dibiayai dengan mencetak uang baru.  Hingga pada akhir kekuasaan pada tahun 1966, laju inflasi terus meningkat mencapai 650 %.

B. Era Orde Baru (1966 - 1997)
Pada masa transisi ini, perekonomian Indonesia masih tidak menentu. Dari segi ekonomi saja banyak sekali masalah pelik yang diwariskan oleh orde lama kepada orde baru. Untuk menyelamatkan perekonomian ini, pemerintah menetapkan beberapa langkah prioritas kebijakan ekonomi dengan membagi dalam program jangka pendek dan jangka panjang.
Program jangka pendek ditempuh dalam dua tahun dengan empat tahap penyelamatan. Setelah dua tahun, dilanjutkan dengan program jangka panjang yang terdiri atas rangkaian Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) yang berjalan penuh hingga Pelita VI, sedangkan pelita VII sempat berjalan satu anggaran tahun saja.
Pada era orde baru baru ini, terjadi krisis yang berkelanjutan dari krisis moneter, krisis ekonomi, krisis politik, hingga krisis sosial yang selalu diwarnai aksi demonstrasi mahasiswa. Aksi-aksi mahasiswa ini berujung turunnya Presiden Soeharto dari jabatannya yang menandai runtuhnya rezim orde baru. Selama rezim orde baru tersebut pembangunan diarahkan pada pencapaian Trilogi Pembangunan yang termasuk dalam rangkaian Pelita. Pada Pelita VI yang seharusnya direncanakan sebagai era pembangunan ekonomi tinggal landas (take off). Namun yang awalnya sektor pertanian sebagai penyumbang utama terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), kemudian digantikan oleh sektor industri pengolahan. Langkah ini ternyata gagal, bukannya menjadi penghasil devisa, industri pengolahan ini malahan menjadi penghambur devisa.
Strategi industrialisasi import yang diterapkan pemerintah Indonesia ternyata telah gagal membawa perekonomian Indonesia tinggal landas dan mengurangi kesenjangan dengan negara-negara maju.
Perekonomian Indonesia malahan semakin terpuruk karena fundamentalnya kurang kuat memegang sektor industri. Berarti dalam kasus ini, teori Fedrich List telah terbukti, bahwa di daerah berhawa tropis hanya cocok untuk sektor ekonomi pertanian.

C. Masa Reformasi (1998 - sekarang)
Krisis moneter yang belanjut dengan krisis ekonomi masih belum bisa dipisahkan pada masa reformasi ini. Walaupun ada pertumbuhan ekonomi sekitar 6% untuk tahun 1997 dan 5,5% untuk tahun 1998, namun belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan karena laju inflasi masih tinggi yaitu sekitar 10%. Hal berbeda terjadi pada tahun 1999 yang sudah mengalami pertumbuhan positif, pada tahun 1998 seluruh sektor masih mengalami pertumbuhan negatif.
 Sejak tahun 1999 hingga sekarang, pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin menunjukan kearah yang menggembirakan. Di bawah kepemimpinan yang demokratis, pertumbuhan ekonomi Indonesia terus mengalami pemulihan. Dari sini, Indonesia telah mendapatkan pengakuan di mata dunia hingga dinobatkan sebagai terbaik ketiga di dunia. Bahkan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, ke depannya menargetkan pertumbuhan ekonomi selama 2010-2014 rata-rata sekitar 6,3 bahkan 6,9%  persen per tahun dengan pertumbuhan di tahun 2010 sebesar 7% - 7,2%. Namun tetap saja, semuanya dikembalikan lagi pada fluktuasi stabilitas sosial, politik, dan keamanan bangsa. Jika tidak terjadi pasang surut, maka semuanya bisa berjalan dengan lancar.
Namun yang sangat membingungkan dari tahapan perkembangan ekonomi Indonesia adalah sebelum Indonesia menyelesaikan tahap Lepas Landas (take off), Indonesia langsung meloncat ke arah Konsumsi Tinggi (the age of high mass consumtion) seperti sekarang ini. Munculnya banyak masyarakat yang konsumtif di daerah perkotaan tanpa peduli dengan keadaan ekonomi bangsa. Belum lagi tingkat belanja para pejabat Negara yang tinggi sekali dengan memakai uang rakyat. Tentunya hal ini tanpa melewati tahap gerakanke arah kedewasaan (the drive of maturity).

v  2.4. Prinsip Ekonomi
Ilmu ekonomi lahir sebagai sebuah disiplin ilmiah setelah berpisahnya aktifitas produksi dan konsumsi. Ekonomi merupakan aktifitas yang boleh dikatakan sama halnya dengan keberadaan manusia di muka bumi ini, sehingga kemudian timbul motif ekonomi, yaitu keinginan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Prinsip ekonomi adalah langkah yang dilakukan manusia dalam memenuhi kebutuhannya dengan pengorbanan tertentu untuk memperoleh hasil yang maksimal. Sedangkan sistem ekonomi ada berbagai macam, di antaranya:
Sistem Ekonomi Kapitalis
- Kebebasan memiliki harta secara persendirian.
- Kebebasan ekonomi dan persaingan bebas.
- Ketidaksamaan ekonomi.
Sistem Ekonomi Komunis
- Hak milik atas alat-alat produksi oleh negara.
- Proses ekonomi berjalan atas dasar rencana yang telah dibuat.
- Perencanaan ekonomi sebagai rencana / dalam proses ekonomi yang harus dilalui.
Sistem Ekonomi Sosialis
- Hak milik atas alat-alat produksi oleh koperasi-koperasi serikat pekerja, badan hukum dan masyarakat yang lain. Pemerintah menguasai alat-alat produk yang vital.
- Proses ekonomi berjalan atas dasar mekanisme pasar.
- Perencanaan ekonomi sebagai pengaruh dan pendorong dengan usaha menyesuaikan kebutuhan individual dengan kebutuhan masyarakat.
Indonesia memiliki sistem ekonomi sendiri, yaitu sistem demokrasi ekonomi, yang prinsip-prinsip dasarnya tercantum dalam UUD'45 pasal 33.
Adakah Ekonomi Islam?
Sistem kapitalis yang saat ini banyak dipergunakan telah menunjukkan kegagalan dengan mengakibatkan terjadinya krisis ekonomi. Sistem ekonomi Islam sebagai pilihan alternatif mulai digali untuk diterapkan sebagai sistem perekonomian yang baru. Bagaimanakah sistem ekonomi Islam itu? Sistem ekonomi Islam mempunyai perbedaan yang mendasar dengan sistem ekonomi yang lain, dimana dalam sistem ekonomi Islam terdapat nilai moral dan nilai ibadah dalam setiap kegiatannya.
a)      Prinsip ekonomi Islam adalah:
- Kebebasan individu.
- Hak terhadap harta.
- Ketidaksamaan ekonomi dalam batasan.
- Kesamaan sosial.
- Keselamatan sosial.
- Larangan menumpuk kekayaan.
- Larangan terhadap institusi anti-sosial.
- Kebajikan individu dalam masyarakat.
b)     Konsep Ekonomi Islam
Islam mengambil suatu kaidah terbaik antara kedua pandangan yang ekstrim (kapitalis dan komunis) dan mencoba untuk membentuk keseimbangan di antara keduanya (kebendaan dan rohaniah). Keberhasilan sistem ekonomi Islam tergantung kepada sejauh mana penyesuaian yang dapat dilakukan di antara keperluan kebendaan dan keperluan rohani / etika yang diperlukan manusia. Sumber pedoman ekonomi Islam adalah al-Qur'an dan sunnah Rasul, yaitu dalam:
- Qs.al-Ahzab:72 (Manusia sebagai makhluk pengemban amanat Allah).
- Qs.Hud:61 (Untuk memakmurkan kehidupan di bumi).
- Qs.al-Baqarah:30 (Tentang kedudukan terhormat sebagai khalifah Allah di bumi).
Hal-hal yang tidak secara jelas diatur dalam kedua sumber ajaran Islam tersebut diperoleh ketentuannya dengan jalan ijtihad.
c)      Dasar-dasar Ekonomi Islam:
1.      Bertujuan untuk mencapai masyarakat yang sejahtera baik di dunia dan di akhirat, tercapainya pemuasan optimal berbagai kebutuhan baik jasmani maupun rohani secara seimbang, baik perorangan maupun masyarakat. Dan untuk itu alat pemuas dicapai secara optimal dengan pengorbanan tanpa pemborosan dan kelestarian alam tetap terjaga.
2.      Hak milik relatif perorangan diakui sebagai usaha dan kerja secara halal dan dipergunakan untuk hal-hal yang halal pula.
3.      Dilarang menimbun harta benda dan menjadikannya terlentar.
4.      Dalam harta benda itu terdapat hak untuk orang miskin yang selalu meminta, oleh karena itu harus dinafkahkan sehingga dicapai pembagian rizki.
5.      Pada batas tertentu, hak milik relatif tersebut dikenakan zakat.
6.      Perniagaan diperkenankan, akan tetapi riba dilarang.
7.      Tiada perbedaan suku dan keturunan dalam bekerja sama dan yang menjadi ukuran perbedaan adalah prestasi kerja.
Kemudian landasan nilai yang menjadi tumpuan tegaknya sistem ekonomi Islam adalah sebagai berikut:
·         Nilai dasar sistem ekonomi Islam:
1) Hakikat pemilikan adalah kemanfaatan, bukan penguasaan.
2) Keseimbangan ragam aspek dalam diri manusia.
3) Keadilan antar sesama manusia.
·         Nilai instrumental sistem ekonomi Islam:
1) Kewajiban zakat.
2) Larangan riba.
3) Kerjasama ekonomi.
4) Jaminan sosial.
5) Peranan negara.
·         Nilai filosofis sistem ekonomi Islam:
1) Sistem ekonomi Islam bersifat terikat yakni nilai.
2) Sistem ekonomi Islam bersifat dinamik, dalam arti penelitian dan pengembangannya berlangsung terus-menerus.
·         Nilai normatif sistem ekonomi Islam:
1) Landasan aqidah.
2) Landasan akhlaq.
3) Landasan syari'ah.
4) Al-Qur'anul Karim.
5) Ijtihad (Ra'yu), meliputi qiyas, masalah mursalah, istihsan, istishab, dan urf.
d)     Ekonomi Islam dan Tantangan Kapitalisme
Perbedaan antara sistem ekonomi Islam dengan sistem ekonomi yang lain adalah:
1.      Asumsi dasar / norma pokok maupun aturan main dalam proses ataupun interaksi kegiatan ekonomi yang diberlakukan. Dalam sistem ekonomi Islam asumsi dasarnya adalah syari'ah Islam, diberlakukan secara menyeluruh baik terhadap individu, keluarga, kelompok masyarakat, usahawan maupun penguasa/pemerintah dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik untuk keperluan jasmaniah maupun rohaniah.
2.      Prinsip ekonomi Islam adalah penerapan asas efisiensi dan manfaat dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan alam.
3.      Motif ekonomi Islam adalah mencari keberuntungan di dunia dan di akhirat selaku khalifatullah dengan jalan beribadah dalam arti yang luas.
Berbicara tentang sistem ekonomi Islam dan sistem ekonomi kapitalis tidak bisa dilepaskan dari perbedaan pendapat mengenai halal-haramnya bunga yang oleh sebagian ulama dianggap sebagai riba yang diharamkan oleh al-Qur'an.
Manfaat uang dalam berbagai fungsi baik sebagai alat penukar, alat penyimpan kekayaan dan pendukung peralihan dari sistem barter ke sistem perekonomian uang, oleh para penulis Islam telah diakui, tetapi riba mereka sepakati sebagai konsep yang harus dihindari dalam perekonomian.
Sistem bunga dalam perbankan (rente stelsel) mulai diyakini oleh sebagian ahli sebagai faktor yang mengakibatkan semakin buruknya situasi perekonomian dan sistem bunga sebagai faktor penggerak investasi dan tabungan dalam perekonomian Indonesia, sudah teruji bukan satu-satunya cara terbaik mengatasi lemahnya ekonomi rakyat.
Larangan riba dalam Islam bertujuan membina suatu bangunan ekonomi yang menetapkan bahwa modal itu tidak dapat bekerja dengan sendirinya, dan tidak ada keuntungan bagi modal tanpa kerja dan tanpa penempatan diri pada resiko sama sekali. Karena itu Islam secara tegas menyatakan perang terhadap riba dan ummat Islam wajib meninggalkannya (Qs.al-Baqarah:278), akan tetapi Islam menghalalkan mencari keuntungan lewat perniagaan (Qs.83:1-6) Krisis Ekonomi: Agenda Penyelesaian Ekonom Muslim
e)      Krisis ekonomi disebabkan oleh berbagai macam hal, antara lain:
- Menurunnya kualitas moral/mental, bisa dikatakan sebagai faktor yang paling penting.
- Keadilan yang tidak merata (kolusi).
- Tidak adanya keterbukaan/transparansi oleh pemerintah dalam berbagai hal.
- Merebaknya sistem perekonomian yang menggunakan sistem riba.
Di samping hal-hal tersebut di atas, masih banyak faktor lain yang mendorong terjadinya krisis ekonomi, misalnya suasana politik yang tidak stabil, persaingan yang tidak sehat, krisis kepercayaan, dan ada satu hal yang saat ini sedang banyak dibicarakan oleh para ekonom, yaitu bahwa sistem ekonomi yang ada sudah tidak sesuai lagi untuk diterapkan, sehingga adanya suatu sistem perekonomian dengan formula yang baru.
Adapun konsep pelaksanaan kegiatan ekonom Muslim dalam mengatasi krisis (terutama yang terjadi di Indonesia), secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut:
1.      Pendidikan moral/mental mutlak harus ditingkatkan, baik dari tingkat orang-per-orang, rumah tangga, masyarakat, maupun negara. Dan nuansa moral inipun harus dapat selalu didengungkan dalam setiap kegiatan baik dalam berpolitik, berekonomi, berbudaya, dan lain sebagainya.
2.      Keadilan yang merata meliputi berbagai bidang, di antaranya: Pemerataan peningkatan sumber daya manusia, pemerataan keadilan dalam pelaksanaan hukum, dalam arti bahwa setiap pelanggar harus mendapatkan sanksi yang tegas.
3.      Adanya transparansi/keterbukaan dalam setiap kegiatan yang menyangkut kehidupan berbangsa dan bernegara.
4.      Melacak sumber yang menyebabkan krisis (tegantung krisis apa).
5.      Menerapkan sistem ekonomi Islam dan menghapus praktek pembungaan uang.
(Pendapat Dumairy, MA - dosen dan pengamat ekonomi Islam – 1998).
































BAB III
KESIMPULAN
3.1.Kesimpulan
Perekonomian sebagai salah satu sendi kehidupan yang penting bagi manusia, oleh al-Qur'an telah diatur sedemikian rupa. Riba secara tegas telah dilarang karena merupakan salah satu sumber labilitas perekonomian dunia.
Al-Qur'an menggambarkannya sebagai orang yang tidak dapat berdiri tegak melainkan secara limbung bagai orang yang kemasukan syaithan.
Hal terpenting dari semua itu adalah bahwa kita harus dapat mengembalikan fungsi asli uang yaitu sebagai alat tukar / jual-beli. Memperlakukan uang sebagai komoditi dengan cara memungut bunga adalah sebuah dosa besar, dan orang-orang yang tetap mengambil riba setelah tiba larangan Allah, diancam akan dimasukkan ke neraka (Qs.al-Baqarah:275).
Berdirinya Bank Muamalat Indonesia merupakan salah satu contoh tantangan untuk membuktikan suatu pendapat bahwa konsepsi Islam dalam bidang moneter dapat menjadi konsep alternatif.


















DAFTAR PUSTAKA
·         Ai siti farida, SE., M.Si. sistem ekonomi indonesia, pustaka setia bandung 2010
·         Schoorl, J.W.1982.Modernisasi . Jakarta ; PT.Gramedia
·         Subandi. 2005. Sistem Ekonomi Indonesia. Bandung: Alfabeta.

·         www.shvoong.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar