Sabtu, 15 Februari 2014

Makalah Sistem Ekonomi

BAB II
PEMBAHASAN


II.1 Sistem Ekonomi

A.      Dumairy (1996)
            Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antarmanusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Sebuah sistem ekonomi terdiri atas unsure-unsur manusia sebagai subjek; barang-barang ekonomi sebagai objek; serta seperangkat kelembagaan yang mengatur dan menjalinnya dalam kegiatan berekonomi. Perangkat kelembagaan dimaksud meliputi lembaga-lembaga ekonomi (formal maupun nonformal); cara kerja; mekanisme hubungan; hukum dan peraturan-peraturan perekonomian; serta kaidah dan norma-norma lain (tertulis maupun tidak tertulis); yang dipilih atau diteriama atau ditetapkan oleh masyarakat di tempat tatanan kehidupan yang bersangkutan berlangsung. Jadi, dalam perangkat kelembagaan ini termasuk juga kebiasaan, perilaku dan etika masyarakat; sebagaimana mereka terapkan dalam berbagai aktivitas yang berkenaan dengan pemanfaatan sumber daya bagi pemenuhan kebutuhan.
B.     Gilarso (1992)
           Sistem ekonomi adalah keseluruhan cara untuk mengordinasikan perilaku masyarakat (para konsumen, produsen, pemerintah, bank, dan sebagaiannya) dalam menjaankan kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi, investasi, dan sebagaiannya) sehingga menjadi satu kesatuan yang teratur dan dinamis dan kekacauanpun dapat dihindari.
C.       McEachern
            Sistem ekonomi dapat diartikan sebagai seperangkat mekanisme dan institusi untuk menjawab pertanyaan apa, bagaimana, dan untuk siapa barang dan jasa diproduksi.
D.      Edgar.F.Huse, dan James L. Bowdict
            Menurutnya sistem adalah suatu seri atau rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh dari satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan.


E.       John.Mc.Manama
            Menurutnya sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien.

            Secara toritis, pengertian sistem ekonomi dapat dikatakan sebagai perpaduan dari aturan–aturan atau cara–cara yang menjadi satu kesatuan dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam perekonomian. Sistem ekonomi juga didefinisikan sebagai sistem yang mengatur mekanisme suatu wilayah dan memiliki batas kewenangan yang bersifat terbuka guna mencapai kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.


II.2 Sistem Ekonomi Liberal/Kapitalis
Sistem ekonomi liberal kapitalis adalah sistem ekonomi yang aset-aset produktif dan faktor-faktor produksinya sebagian besar dimiliki oleh sektor individu/swasta. Sementara tujuan utama kegiatan produksi adalah menjual untuk memperoleh laba. Sistem perekonomian/tata ekonomi liberal/kapitalis merupakan sistem perekonomian yang memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi barang, menjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya.
Dalam perekonomian liberal/kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesar- besarnya dan bebas melakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas. Ciri-ciri dari sistem ekonomi liberal kapitalis antara lain :

1.      Masyarakat diberi kebebasan dalam memiliki sumber-sumber produksi.
2.      Pemerintah tidak ikut campur tangan secara langsung dalam kegiatan ekonomi.
3.      Masyarakat terbagi menjadi dua golongan, yaitu golongan pemilik sumber daya produksi dan masyarakat pekerja (buruh).
4.      Timbul persaingan dalam masyarakat, terutama dalam mencari keuntungan.
5.      Kegiatan selalu mempertimbangkan keadaan pasar.
6.      Pasar merupakan dasar setiap tindakan ekonom.
7.      Biasanya barang-barang produksi yang dihasilkan bermutu tinggi.

Sistem ekonomi liberal kapitalis selain memilki keuntungan juga mempunyai kelemahan, antara lain:
a. Keuntungan:
·           Menumbuhkan inisiatif dan kerasi masyarakat dalam kegiatan ekonomi, karena masyarakat tidak perlu lagi menunggu perintah dari pemerintah.
·           Setiap individu bebas memiliki untuk sumber-sumber daya produksi, yang nantinya akan mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian.
·           Timbul persaingan semangat untuk maju dari masyarakat.
·           Mengahsilkan barang-barang bermutu tinggi, karena adanya persaingan semangat antar masyarakat.
·           Efisiensi dan efektifitas tinggi, karena setiap tindakan ekonomi didasarkan motif mencari keuntungan.
b.    Kelemahan:
·         Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat.
·         Masyarakat yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin.
·         Banyak terjadinya monopoli masyarakat.
·         Banyak terjadinya gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi sumber daya oleh individu.
·         Pemerataan pendapatan sulit dilakukan, karena persaingan bebas tersebut.

Ada lima institusi pokok yang membangun sitem ekonomi liberal kapitalis, yakni : 
  1. Hak kepemilikan.
Sebagian besar hak kepemilikan dalam sistem ekonomi liberal kapitalis adalah hak kepemilikan swasta/individu (private/individual property), sehingga individu dalam masyarakat liberal kapitalis lebih terpacu untuk produktif.
  1. Keuntungan.
Keuntungan (profit) selain memuaskan nafsu untuk menimbun kekayaan produktif, juga merupakan bagian dari ekspresi diri, karena itu keuntungan dipercaya dapat memotivasi manusia untuk bekerja keras dan produktif.
  1. Konsumerisme.
Konsumerisme sering diidentikkan dengan hedonisme yaitu falsafah hidup yang mengajarkan untuk mencapai kepuasan sebesar-besarnya selama hidup di dunia.  Tetapi dalam arti positif, konsumerisme adalah gaya hidup yang sangat menekankan pentingnya kualitas barang dan jasa yang digunakan. Sebab tujuan akhir dari penggunaan barang dan jasa adalah meningkatkan nilai kegunaan (utilitas) kehidupan. Sehingga masyarakat liberal kapitalis terkenal sebagai penghasil barang dan jasa yang berkualitas.
  1. Kompetisi.
Melalui kompetisi akan tersaring individu-individu atau perusahaan-perusahaan yang mampu bekerja efisien. Efisiensi ini akan menguntungkan produsen maupun konsumen, atau baik yang membutuhkan (demander) maupun yang menawarkan (supplier).
  1. Harga.
Harga merupakan indikator kelangkaan, jika barang dan jasa semakin mahal berarti barang dan jasa tersebut semakin langka. Bagi produsen, gejala naiknya harga merupakan sinyal untuk menambah produksi agar keuntungan meningkat.

Dalam Sanusi, sistem ekonomi kapitalis adalah suatu sistem ekonomi dimana kekayaan yang produktif terutama yang dimiliki secara pribadi dan produksi terutama dilakukan untuk dijual. Adapun tujuan pemilikan secara pribadi yakni untuk memperoleh suatu keuntungan/laba yang cukup besar dari hasil menggunakan kekayaan yang produktif. Jelas sekali dan motif mencari keuntungan/ laba, bersama-sama dengan lembaga warisan serta dipupuk oleh hukum perjanjian sebagai system kapitalisme yang besar.
Ada enam (6) hal yang dapat dilihat sebagai ciri dari sistem ekonomi kapitalis, yakni sebagai berikut.
1.      Hak milik pribadi
Dalam sistem ekonomi kapitalis alat-alat produksi atau sumber daya ekonomi, seperti SDA, modal, dan tenaga kerja, dimiliki oleh individu dan lembaga-lembaga swasta.
2.      Kebebasan berusaha dan kebebasan memilih
Dalam sistem ekonomi kapitalis, yang dimaksud dengan kebebasan beruasah adalah kegiatan produksi dapat dengan bebas dilakukan oleh siapa saja yang mempunyai inisiatif. Sedangkan yang dimaksud dengan kebebasan memilih adalah sistem ekonomi kapitalis adalah menyangkut kedaulatan konsumen dan kebebasan pengusaha untuk memperoleh sumber daya ekonomi untuk memproduksi suatu produk yang dipilihnya sendiri untuk dijual dengan tujuan mencari keuntungan yang maksimum. Kebebasan memilih juga mencakup kebebasan pekerja untuk memilih setiap jenis pekerjaan yang dikehendakinya. Kebebasan memilih juga termasuk dalam kebebasan membuat berbagai perjanjian.
3.      Motif kepentingan sendiri
Kekuatan utama dari sistem ekonomi kapitalis adalah motivasi individu untuk memenuhi kepentingan/keuntungaan diri sendiri.
4.      Persaingan
Sistem persaingan bebas merupakan salah satu lembaga penting dari sistem ekonomi kapitalis. Setiap individu atau pelaku ekonomi swasta, baik pembei maupun penguasha, dengan motivasi mencari keuntungan yang maksimum bebas bersaing dipasar dengan kekuatan masing-masing. Setiap pelaku ekonomi swasta bebas memasuki dan meninggalkan pasar.
5.      Harga di tentukan oleh mekanisme pasar
Segala keputusan yang diambil oleh pengusaha (penjual) dan kosumen (pembeli) dilakukan melalui sistem pasar. Dalam perkataan lain, tingkat harga dan jumlah produksi  yang terjual ditentukan sepenuhnya oleh kekuataan permintaan dan penawaran.
6.      Perana tebatas pemerintah
Dalam sistem ekonomi kapitalis, pemerintah masih mempunyai peran yang dapat membatasi berbagai kebebasan individu, misalnya mengeluarkan peraturan-peraturan yang melarang praktik-praktik monopoli yang sifatnya non-alamiah dan melindungi hak-hak konsumen pekerja.

Dumairy (1996) mendefinisikan sistem ekonomi kapitalis dilihat dari terminologi teori ekonomi mikro. Menurutnya sistem ekonomi kapitalis merupakan Suatu sistem ekonomi yang mnyadarkan diri sepenuhnya pada mekanisme pasar, prinsip laissez fair (persaingan bebas), meyakini kemampuan “ the invisible hand” , dalam menuju efisiensi ekonomi. Mekanisme pasar (kekuatan permintaan dan penawaran) yang akan menentukan secara efisien ketiga pokok pesoalan ekonomi (apa yang harus di produksi, bagaimana memproduksinya, dan untuk siapa di produksi).
Negara-negara yang menganut sistem ini antar lain, USA, Argentina, Brazil, Perancis, jerman, Yunani, Korea Selatan, Thailand, Australia, Afrika Selatan dan sebagainya.



II.3 Sistem Ekonomi Sosialis
Seperti yang dijelaskan di Dumairy (1996), sistem ekonomi sosialis adalah kebalikan dari sistem ekonomi kapitalis. Bagi kalangan sosialis, pasar justru harus dikendalikan melalui perencanaan terpusat. Adanya berbagai distorsi dalam mekanisme pasar menyebabkannya tidak mungkin bekerja secara efisien; oleh karena itu pemerintah atau Negara harus turut aktif bermain dalam perekonomian. Satu hal yang terpenting untuk dicatat berkenaan dengan system ekonomi sosialis adalah bahwa sistem ini bukanlah sistem ekonomi yang tidak memandang penting peranan kapital.
Sistem ekonomi sosialis dapat dibagi dalam dua subsistem, yakni sistem ekonomi sosialis dari Marxis, dan sistem ekonomi sosialis demokrat. Sistem ekonomi sosialis dari Marxis disebut juga sistem ekonomi komando dimana seluruh unit ekonomi, baik sebagai produsen, konsumen maupun pekerja, tidak diperkenankan untuk mengambil keputusan secara sendiri-sendiri yang menyimpang dari komando ototritas tetinggi, yakni partai. Dalam sistem ekonomi sosialis ini, seperti yang dianut dulu oleh Uni Soviet dan Negara-negara komunis di Eropa Timur, atau mmilih di terapkan hingga sekarang di Korea Utara dan mungkin hingga tingkat tertentu di Cuba, partai menentukan secara rinci arah serta sasaran yang harus dicapai dan yang harus dilaksanakan oleh setiap unit ekonomi dalam pengadaan baik dalam pengadaan baik barang-barang untuk sosial (social goods) maupun untuk pribadi (private goods). Unit-unit ekonomi sepenuhnya tunduk pada komando dari otoritas tertinggi tanpa ikut campur sedikitpun  juga didalam proses pengambilan keputusan dalam menentukan arah kebijakan dan sasaran yang akan di capai. Dalam perkataan lain, dalam sistem ekonomi sosialis dari Marxis ruangan gerak bagi para pelaku-pelaku ekonomi untuk mengambil inisiatif sendiri dapat dikatakan tidak sama sekali.
Dalam sistem ekonomi sosialis demokrat, seperi yang dianut oleh banyak Negara di Eropa Besar (terutama Jerman), dapat dikatakan bahwa kekuasaan otoritas tertinggi jauh berkurang. Dalam sistem ini, di satu pihak, ada kebebasan individu sperti dalam sistem ekonomi kapitalis, misalnya produsen bebas memilih jenis dan beberapa banyak produksi yang akan dibuat; konsumen bebas memilih barang mana yang dikehendaki; dan pekerja bebas menentukan jenis peerjaan apa saja yang diinginkannya. Namun, dipihak lain, berbeda dngan sistem eonomi kapitalis, dalam sistem ekonomi kapitalis sosialisme demokrat, peran pemerintah lebih besar. Misalnya di Negara-negara sosialis demokrat di Eropa Barat ada ketentuan ketentuan mengenai upah minimum dan penetapanan harga minimum atau maksimum, serta ada kebijaksanaan perlindungan usaha konsumen, dan pekerja (Tambunan, 2006b).
Landasan ilmiah dari sistem ini adalah kombinasi antara prinsip-prinsip kebebasan individu dengan kemerataan sosial, jadi bukan pasar bebas yang liberal dan juga bukan paham ekonomi monetaris yang tidak menghendaki investasi pemerintah dalam bentu apapun. Menurut Mubyarto (2000), berdasarkan pengalaman di Jerman, ada 6 kriteria ekonomi sosialisme demokrat atau sistem ekonomi pasar social (SEPS), yaitu sebagai berikut.
1.      Ada kebebasan individu dan sekaligus kebijaksanaan perlindungan usaha. Persaingan di antara perusahaan-perusahaan kecil maupun menengah harus dikembangkan.
2.      Prinsip-prinsip kemeerataan social menjdi tekad warga masyarakat.
3.      Kebijaksanaan siklus bisnis dan kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi
4.      Kebijaksanaan pertumbuhan menciptakan kerangka hukum dan prasarana (sosial) yang terkait dengan pembangunan ekonomi
5.      Kebijaksanaan structural
6.      Konformitas pasar dan persaingan
Perbedaan lainnya yang sangat nyata antara sistem ekonomi sosialisme demokrat atau SEPS dengan sistem ekonomi kapitalis adalah pada aspek sosialnya. Seperti yang dapat dikutip dalam Mubyarto (2000), ada dua aspek social yang sangat penting dari SEPS, yakni peningkatan standar hidup kelompok berpendapatan terendah dan perlindungan terhadap semua warga masyarakat dari kesulitan hidup dan masalah-masalah social lain sebagai akibat dari risiko-risiko kesulitan hidup. Selanjutnya, seperti yang dijelaskan dalam Mubyarto (2000), pembagian pendapatan yang adil dalam SEPS dijaga dengan cara memberi perhatian pada : tingkat dan pertumbuhan upah, sistem perpajakan, stabilitas harga, persamaan peluang ( bekerja dan berusaha) bagi semua warga masyarakat; dan adanya asuransi sosial minimal, yakni asuransi pengangguran, hari tua, kesehatan dan kecelakaan (Tambunan, 2000b)

Sistem Ekonomi sosialis juga diartikan sebagai sistem ekonomi yang seluruh kegiatan ekonominya direncanakan, dilaksanakan, dan diawasi oleh pemerintah secara terpusat. Sistem ekonomi sosialis tidak sama dengan sistem ekonomi komunis, sosialisme merupakan tahap persiapan ke komunisme. Sistem ekonomi sosialis mempunyai tujuan kemakmuran bersama, filosofi ekonomi sosialis adalah bagaimana mendapatkan kesejahteraan, perkembangan sosialisme dimulai dari kritik terhadap kapitalisme yang pada waktu itu kam kapitalis atau kam borjuis mendapat legitimasi gereja untuk mengeksploitasi buruh. Inilah yang menjadikan Karl Marx mengkritik sistem kapitalis sebagai ekonomi yang tidak sesuai dengan aspek kemasyarakatan.
Menurut Marx, tidak ada tempat bagi kapitalisme didalam kehidupan, maka upaya revolusioner harus dilakuakan untuk menghancurkan kapitalisme, alat-alat produksi harus dikuasai oleh Negara guna melindungi rakyat. Kritik Marx atas kapitalisme ini diimplementasikan oelh Lenin dalam bentuk institusi Negara. Pada awal mulanya Lenin mengutarakan beberapa hal yang harus dilakukan untuk mensosialisasikan paham baru kepada masyarakat Rusia setelah jatuhnya pemerintahan lama antara lain : Pertama, menggunakan propaganda bahwa komunisme adalah partai rakyat. Kedua, adanya infiltrasi organisasi-organisasi masyarakat, dan Ketiga, kekerasan, hal itu dilakukan untuk mengembangkan idiologi Lenin dalam masyarakat yang harus dimerdekakan dari penindasan pasar Rusia.

Adapun ciri-ciri sistem ekonomi sosialis adalah sebagai berikut:

  • Lebih mengutamakan kebersamaan (kolektivisme).
a.       Masyarakat dianggap sebagai satu-satunya kenyataan sosial, sedang individu-individu fiksi belaka.
b.      Tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam sistem sosialis.

  • Peran pemerintah sangat kuat
a.       Pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan.
b.      Alat-alat produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh negara.


  • Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi
a.       Pola produksi (aset dikuasai masyarakat) melahirkan kesadaran kolektivisme (masyarakat sosialis)
b.      Pola produksi (aset dikuasai individu) melahirkan kesadaran individualisme (masyarakat kapitalis).

Dalam sistem ekonomi sosialisme mempunyai beberapa prinsip dasar sebasagai berikut:
  1. Pemilikan Harta oleh Negara
Seluruh bentuk produksi dan sumber pendapatan menjadi milik masyarakat secara keseluruhan. Hak individu untuk memiliki harta atau memanfaatkan produksi tidak diperbolehkan.
  1. Kesamaan Ekonomi
Sistem ekonomi sosialis menyatakan, (walaupun sulit ditemui disemua Negara komunis) bahwa hak-hak individu dalam suatu bidang ekonomi ditentukan oelh prinsip kesamaan. Setiap individu disediakan kebutuhan hidup menurut keperluan masing-masing.

  1. Disiplin Politik
Untuk mencapai tujuan diatas, keseluruhan Negara diletakkan dibawah peraturan kaum buruh, yang mengambil alih semua aturan produksi dan distribusi. Kebebasan ekonomi serta hak kepemilikan harta dihapus. Aturan yang diperlakukan sangat ketat untuk lebih menggefektifkan praktek sosialisme. Hal ini yang menunjukkan tanpa adanya upaya yang lebih ketat mengatur kehidupan rakyat, maka keberlangsungan sistem sosialis ini tidak akan berlaku ideal sebagaimana dicita-citakan oleh Marx, Lenin dan Stalin.

Adapun kebaikan-kebaikan dari Sistem Ekonomi Sosialis adalah sebagai berikut:
  1. Disediakannya kebutuhan pokok
Setiap warga Negara disediakan kebutuhan pokoknya, termasuk makanan dan minuman, pakaian, rumah, kemudahan fasilitas kesehatan, serta tempat dan lain-lain. Setiap individu mendapatkan pekerjaan dan orang yang lemah serta orang yang cacat fisik dan mental berada dalam pengawasan Negara.
  1. Didasarkan perencanaan Negara
Semua pekerjaan dilaksanakan berdasarkan perencanaan Negara Yang sempurna, diantara produksi dengan penggunaannya. Dengan demikian masalah kelebihan dan kekurangan dalam produksi seperti yang berlaku dalam System Ekonomi Kapitalis tidak akan terjadi.


  1. Produksi dikelola oleh Negara
Semua bentuk produksi dimiliki dan dikelola oleh Negara, sedangkan keuntungan yang diperoleh akan digunakan untuk kepentingan-kepentingan Negara.

Sistem Ekonomi Sosialis mempunyai kelemahan sebagai berikut :
  1. Sulit melakukan transaksi
Tawar-menawar sangat sukar dilakukan oleh individu yang terpaksa mengorbankan kebebasan pribadinya dan hak terhadap harta milik pribadi hanya untuk mendapatkan makanan sebanyak dua kali. Jual beli sangat terbatas, demikian pula masalah harga juga ditentukan oelh pemerintah, oelh karena itu stabilitas perekonomian Negara sosialis lebih disebabkan tingkat harga ditentukan oleh Negara, bukan ditentukan oelh mekanisme pasar.
  1. Membatasi kebebasan
Sistem tersebut menolak sepenuhnya sifat mementingkan diri sendiri, kewibawaan individu yang menghambatnyadalam memperoleh kebebasan berfikir serta bertindak, ini menunjukkan secara tidak langsung system ini terikat kepada system ekonomi dictator. Buruh dijadikan budak masyarakat yang memaksanya bekerja seperti mesin.
  1. Mengabaikan pendidikan moral
Dalam sistem ini semua kegiatan diambil alih untuk mencapai tujuan ekonomi, sementara pendidika moral individu diabaikan. Dengan demikian, apabila pencapaian kepuasan kebendaan menjadi tujuan utama dan nlai-nilai moral tidak diperhatikan lagi

            Inti dari sistem sosialis berpandangan bahwa kemakmuran individu hanya mungkin tercapai bila berfondasikan kemakmuran bersama. Sebagai Konsekuensinya, penguasaan individu atas aset-aset ekonomi atau faktor-faktor produksi sebagian besar merupakan kepemilikan sosial. Negara yang menganut sistem ekonomi sosialis antara lain, Korea Utara, Kuba,  Vietnam, RRC (sudah mulai mengendur).

II.4 Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran adalah sistem yang mengandung beberapa elemen dari sistem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi sosialis. Seperti telah dikatakan sebelumnya, sekarang ini tidak ada satupun (terkecuali di Korea Utara) Negara yang menerapkan sistem ekonomi sosialis atau kapitalis 100 %. Jadi, sistem ini merupakan “campuran” antara kedua sistem ekonomi tersebut diatas, dengan berbagai variansi kadar dominasinya (Tambunan, 2000b).
Sanusi (2000) menjelaskan sistem ekonomi campuran sebagai berikut:  Dalam sistem ekonomi campuran dimana kekuasaan dan kebebasan berjalan secara kebersamaan walau dalam kadar yang berbeda-beda. Ada sistem ekonomi campuran yang mendekati sistm kapitalis /liberalis karena kadar kebasan yang relatif besar atau presentase dari sistem kapitalisnya sangat besar. Adapula sistem ekonomi campuran yang mendekati ekonomi soosialis dimana peran kekuasaan pemerintah relative besar terutama dalam menjalankan berbagai kebijakan  ekonomi, moneter/fiscal dan lain-lain. Di dalam sistem ekonomi campuran adanya campur tangan pemerintahterutama untuk mengendalikan kehidupan/pertumbuhan ekonomi, mencegah adanya konsentrasi yang terlalu besar di tangan satu orang atau kelompok swasta, juga untuk melakukan stabilisasi perekonomian, mengatur tata tertib serta membantu golongan ekonomi lemah (hal 57).
Sistem ekonomi campuran merupakan perpaduan antara sistem kapitalis dan sistem sosialis. Perpaduan ini mengambil garis tengah antara kebebasan dan pengendalian. Jadi, dapat diartikan sebagai jalan tengah antara peran mutlak negara dan peran menonjol individu. Jalan tengah ini disesuaikan dengan keadaan saat perpaduan itu terjadi sehingga peran situasi dan lingkungan sangat memberi warna pada sistem campuran tersebut. Sistem ekonomi campuran banyak dianut oleh negara berkembang. Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Campuran
  • Kegiatan ekonomi dilakukan oleh pihak pemerintah dan pihak swasta.
  • Transaksi ekonomi terjadi di pasar dan ada campur tangan dari pemerintah.
·         Ada persaingan serta masih ada kontrol dari pemerintah.
·         Lebih mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan golongan
·         Adanya kebebasan berusaha dapat mendorong kreativitas individu sesuai dengan kemampuannya.
·         Sumber-sumber daya yang vital dikuasai oleh pemerintah.
·         Pemerintah menyusun peraturan, perencanaan, dan menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan di bidang ekonomi.
·         Swasta diberi kebebasan di bidang-bidang ekonomi dalam batas kebijaksanaan ekonomi yang ditetapkan pemerintah.
·         Hak milik swasta atas alat produksi diakui, asalkan penggunaannya tidak merugikan kepentingan umum.
·         Pemerintah bertanggung jawab atas jaminan sosial dan pemerataan pendapatan.
·         Jenis dan jumlah barang diproduksi ditentukan oleh mekanisme pasar.
Dengan demikian, dalam sistem perekonomian campuran ada bidang-bidang yang ditangani swasta dan ada bidang-bidang yang ditangani pemerintah. Sama halnya dengan sistem ekonomi lainnya, sistem ekonomi campuran juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Akan tetapi, kelebihan dan kekurangannya tergantung kepada setiap negara dalam mengatur sistem ekonominya tersebut.
Kelemahan Sistem Ekonomi Campuran:
  • Sulit menentukan batas antara kegiatan ekonomi yang seharusnya dilakunkan oleh pemerintah dan swasta.
  • Sulit menentukan batas antara sumber - sumber produksi yang dapat dikuasai oleh swasta dan pemerintah.
  • Beban pemerintah berat dari pada beban swasta
Sistem ekonomi campuran merupakan panduan dari dua bentuk sistem ekonomi sosialisme dan kapitalisme. Proses penyatuan ini dilakukan untuk menyerap elemen-elemen yang positif dan dinamis dari kedua sistem ekonomi tersebut. Sistem ini merupakan gabungan dari kekuatan dari dua sistem ekonomi tersebut.
à Sejarah Sistem Ekonomi Campuran
Sejarah pertentangan yang keras dan bahkan tidak harmonis dari kapitalisme dan sosialisme telah menstimulasi pemikir-pemikir untuk mencari bangun ekonomi dengan ciri dasar yang merupakan gabungan unsur-unsur terbaik dari keduanya. Sebenarnya, sistem ekonomi ini dapat saja menghilangkan konotasi perpaduan antara dua sistem ekonomi tersebut karena sistem ekonomi campuran memiliki ciri khasnya tersendiri.
Sistem ekonomi campuran menggerakkan elemen-elemen dinamis yang sebelumnya memang dimiliki tiap-tiap sistem ekonomi. Sebenarnya, kedua bentuk sistem ekonomi tersebut telah menuju ke arah sistem campuran karena masing-masing berusaha membuang kelemahan-kelemahannya sehingga tersisa unsur-unsur yang dinamis dan positif.
Seperti yang dikatakan Hegel bahwa perkembangan sebuah pemikiran akan mencapai suatu bentuk terbaik melalui proses dialektik menuju suatu sintesa (teori dialektika). Proses ini merupakan perpanduan dari thesa dengan antithesa dalam keharmonisan dan menuju ke arah kedinamisan.
Negara yang sedang berkembang beranggapan akan mampu mengejar ketertinggalannya dengan banyak tidak mencontoh bentuk ekstrem sistem ekonomi tersebut, tetapi menyerap unsur-unsur dinamis dari keduanya. Salah satu pemikiran Hegel ini menarik untuk disimak sebagai dasar pemikiran mengapa muncul sistem ekonomi campuran sebagai alternatif dari sistem yang bertentangan.
Bila hal itu terjadi, kedua sistem ekonomi tersebut memiliki kelemahan mendasar sehingga cara terbaik, yaitu menggabungkannya untuk mengejar ketertinggalan negara-negara yang sedang berkembang. Fenomena dialektik sebagai suatu teori ini ditemukan oleh kelompok idealisme dan mengalami masa puncaknya dalam pemikiran filosofi Hegel.
Dialektik pernah diajukan oleh Immanuel Kant sebagai suatu logika dari penalaran terhadap alam dan fenomena dunia untuk memberikan pengesahan yang transenden. Kemudian, Hegel menginterpretasikan dialektik sebagai operasionalisasi dari penalaran, tanpa kaitan dengan hal yang transeden. Hal ini memberikan kenyataan lebih benar dan lebih mendalam dibanding pemikiran analitis kontradiksi sebagai hasil dari perpaduan ide-ide yang dapat dicapai melalui cara sintesa untuk menghasilkan pengetahuan lebih benar.
Proses sintesa yang meningkat menjadi alasan utama terwujudnya sistem ekonomi campuran yang merupakan perpaduan dari sistem kapitalisme dan Marxisme. Hal ini tidak seperti Karl Marx yang mengadopsi dialektik sebagai pembenturan kelas di dalam sejarah yang selalu saling berhadapan.
Motif mencari keuntungan adalah unsur terpenting dalam kegiatan ekonomi dan produksi. Akan tetapi, bukan segalanya sebagaimana ditekankan dalam sistem ekonomi kapitalisme. Tanpa motif keuntungan, tidak akan ada usaha dan pertumbuhan ekonomi akan terhampat jika motif ditekan dan dimatikan seperti di negara komunis. Sistem ekonomi campuran tetap berbasis pada prinsip pasar yang terkendali oleh aturan pemerintah

BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Perbedaan antarsistem ekonomi satu dengan yang lainnya terlihat dari ciri-cirinya sebagai berikut :
1.      Kebebasan konsumen dalam memilih barang atau jasa yang dibutuhkan
2.      Kebebasan masyarakat memilih lapangan kerja
3.      Peraturan pemilihan/pemakaian alat-alat produksi
4.      Pemilihan usaha yang dimanifestasikan dalam tanggung jawab manajer
5.      Peraturan atas keuntungan usaha yang diperoleh
6.      Pengaturan motivasi usaha
7.      Pembentukan harga barang konsumsi dan produksi
8.      Penentuan  pertumbuhan
9.      Pengendalian stabilitas ekonomi
10.  Pengambilan keputusan
11.  Pelaksanaan pemerataan kesejahteraan
Secara umum ada 3 macam sistem ekonomi yang dikenal di dunia ini, yakni: sistem ekonomi liberal/kapitalis; sistem ekonomi sosialis; dan sistem ekonomi campuran, yakni sistem ekonomi yang tidak 100 % kapitalis dan tidak 100 % sosialis, atau sistem ekonomi yang mengandung elemen-elemen dari sistem ekonomi kapitalis maupun sistem ekonomi sosialis.
Tiga sistem ekonomi di atas memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Perkembangan jaman yang terus melaju pesat melahirkan sistem-sistem ekonomi baru yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat modern. Peran agama juga turut meramaikan konsep sistem ekonomi dunia dan bisa menjadi solusi dari berbagapi permasalahan ekonomi yang ada.

DAFTAR PUSTAKA


Dr. Tulus T.H Tambunan, 2009. Perekonomian Indonesia. Bogor: Galia Indonesia
Shadily, Hasan (ed) (1980) Ensiklopedia Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka
Winardi, (1987) Pengantar Ekonomi Moneter, Buku-1, Bandung: Tarsito.
http://putriagustia.blogspot.com/2011/02/sistem-ekonomi-menurut-para-ahli.html

4 komentar: