BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Sistem Ekonomi
A.
Dumairy (1996)
Sistem ekonomi adalah suatu sistem
yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antarmanusia dengan seperangkat
kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Sebuah sistem ekonomi terdiri atas
unsure-unsur manusia sebagai subjek; barang-barang ekonomi sebagai objek; serta
seperangkat kelembagaan yang mengatur dan menjalinnya dalam kegiatan
berekonomi. Perangkat kelembagaan dimaksud meliputi lembaga-lembaga ekonomi
(formal maupun nonformal); cara kerja; mekanisme hubungan; hukum dan
peraturan-peraturan perekonomian; serta kaidah dan norma-norma lain (tertulis
maupun tidak tertulis); yang dipilih atau diteriama atau ditetapkan oleh
masyarakat di tempat tatanan kehidupan yang bersangkutan berlangsung. Jadi,
dalam perangkat kelembagaan ini termasuk juga kebiasaan, perilaku dan etika
masyarakat; sebagaimana mereka terapkan dalam berbagai aktivitas yang berkenaan
dengan pemanfaatan sumber daya bagi pemenuhan kebutuhan.
B.
Gilarso (1992)
Sistem
ekonomi adalah keseluruhan cara untuk mengordinasikan perilaku masyarakat (para
konsumen, produsen, pemerintah, bank, dan sebagaiannya) dalam menjaankan
kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi, investasi, dan sebagaiannya)
sehingga menjadi satu kesatuan yang teratur dan dinamis dan kekacauanpun dapat
dihindari.
C.
McEachern
Sistem ekonomi dapat diartikan
sebagai seperangkat mekanisme dan institusi untuk menjawab pertanyaan apa,
bagaimana, dan untuk siapa barang dan jasa diproduksi.
D.
Edgar.F.Huse,
dan James L. Bowdict
Menurutnya sistem adalah suatu seri atau rangkaian
bagian-bagian yang saling berhubungan dan bergantung sedemikian rupa sehingga
interaksi dan saling pengaruh dari satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan.
E.
John.Mc.Manama
Menurutnya
sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang
saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai
suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien.
Secara toritis, pengertian sistem
ekonomi dapat dikatakan sebagai perpaduan dari aturan–aturan atau cara–cara
yang menjadi satu kesatuan dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam
perekonomian. Sistem ekonomi juga didefinisikan sebagai sistem yang mengatur
mekanisme suatu wilayah dan memiliki batas kewenangan yang bersifat terbuka
guna mencapai kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.
II.2
Sistem Ekonomi Liberal/Kapitalis
Sistem ekonomi liberal kapitalis adalah sistem ekonomi yang
aset-aset produktif dan faktor-faktor produksinya sebagian besar dimiliki oleh
sektor individu/swasta. Sementara tujuan utama kegiatan produksi adalah menjual
untuk memperoleh laba. Sistem perekonomian/tata ekonomi liberal/kapitalis
merupakan sistem perekonomian yang memberikan kebebasan kepada setiap orang
untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi barang, menjual
barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya.
Dalam perekonomian liberal/kapitalis setiap warga dapat
mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing
dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesar- besarnya dan bebas melakukan
kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas. Ciri-ciri dari sistem ekonomi
liberal kapitalis antara lain :
1. Masyarakat diberi kebebasan dalam
memiliki sumber-sumber produksi.
2. Pemerintah tidak ikut campur tangan
secara langsung dalam kegiatan ekonomi.
3. Masyarakat terbagi menjadi dua
golongan, yaitu golongan pemilik sumber daya produksi dan masyarakat pekerja
(buruh).
4. Timbul persaingan dalam masyarakat,
terutama dalam mencari keuntungan.
5. Kegiatan selalu mempertimbangkan
keadaan pasar.
6. Pasar merupakan dasar setiap
tindakan ekonom.
7. Biasanya barang-barang produksi yang
dihasilkan bermutu tinggi.
Sistem ekonomi liberal kapitalis selain memilki keuntungan
juga mempunyai kelemahan, antara lain:
a. Keuntungan:
·
Menumbuhkan inisiatif dan kerasi masyarakat dalam kegiatan
ekonomi, karena masyarakat tidak perlu lagi menunggu perintah dari pemerintah.
·
Setiap individu bebas memiliki untuk sumber-sumber daya
produksi, yang nantinya akan mendorong partisipasi masyarakat dalam
perekonomian.
·
Timbul persaingan semangat untuk maju dari masyarakat.
·
Mengahsilkan barang-barang bermutu tinggi, karena adanya
persaingan semangat antar masyarakat.
·
Efisiensi dan efektifitas tinggi, karena setiap tindakan ekonomi
didasarkan motif mencari keuntungan.
b. Kelemahan:
·
Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat.
·
Masyarakat yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin
miskin.
·
Banyak terjadinya monopoli masyarakat.
·
Banyak terjadinya gejolak dalam perekonomian karena kesalahan
alokasi sumber daya oleh individu.
·
Pemerataan pendapatan sulit dilakukan, karena persaingan
bebas tersebut.
Ada
lima institusi pokok yang membangun sitem ekonomi liberal kapitalis, yakni
:
- Hak kepemilikan.
Sebagian
besar hak kepemilikan dalam sistem ekonomi liberal kapitalis adalah hak
kepemilikan swasta/individu (private/individual property), sehingga
individu dalam masyarakat liberal kapitalis lebih terpacu untuk produktif.
- Keuntungan.
Keuntungan
(profit) selain memuaskan nafsu untuk menimbun kekayaan produktif, juga
merupakan bagian dari ekspresi diri, karena itu keuntungan dipercaya dapat
memotivasi manusia untuk bekerja keras dan produktif.
- Konsumerisme.
Konsumerisme
sering diidentikkan dengan hedonisme yaitu falsafah hidup yang mengajarkan untuk
mencapai kepuasan sebesar-besarnya selama hidup di dunia. Tetapi dalam
arti positif, konsumerisme adalah gaya hidup yang sangat menekankan pentingnya
kualitas barang dan jasa yang digunakan. Sebab tujuan akhir dari penggunaan
barang dan jasa adalah meningkatkan nilai kegunaan (utilitas) kehidupan.
Sehingga masyarakat liberal kapitalis terkenal sebagai penghasil barang dan
jasa yang berkualitas.
- Kompetisi.
Melalui
kompetisi akan tersaring individu-individu atau perusahaan-perusahaan yang
mampu bekerja efisien. Efisiensi ini akan menguntungkan produsen maupun
konsumen, atau baik yang membutuhkan (demander) maupun yang menawarkan (supplier).
- Harga.
Harga
merupakan indikator kelangkaan, jika barang dan jasa semakin mahal berarti
barang dan jasa tersebut semakin langka. Bagi produsen, gejala naiknya harga
merupakan sinyal untuk menambah produksi agar keuntungan meningkat.
Dalam
Sanusi, sistem ekonomi kapitalis adalah suatu
sistem ekonomi dimana kekayaan yang produktif terutama yang dimiliki secara
pribadi dan produksi terutama dilakukan untuk dijual. Adapun tujuan pemilikan
secara pribadi yakni untuk memperoleh suatu keuntungan/laba yang cukup besar
dari hasil menggunakan kekayaan yang produktif. Jelas sekali dan motif mencari
keuntungan/ laba, bersama-sama dengan lembaga warisan serta dipupuk oleh hukum
perjanjian sebagai system kapitalisme yang besar.
Ada enam (6) hal yang dapat dilihat
sebagai ciri dari sistem ekonomi kapitalis, yakni sebagai berikut.
1. Hak
milik pribadi
Dalam
sistem ekonomi kapitalis alat-alat produksi atau sumber daya ekonomi, seperti
SDA, modal, dan tenaga kerja, dimiliki oleh individu dan lembaga-lembaga
swasta.
2. Kebebasan
berusaha dan kebebasan memilih
Dalam
sistem ekonomi kapitalis, yang dimaksud dengan kebebasan beruasah adalah
kegiatan produksi dapat dengan bebas dilakukan oleh siapa saja yang mempunyai
inisiatif. Sedangkan yang dimaksud dengan kebebasan memilih adalah sistem
ekonomi kapitalis adalah menyangkut kedaulatan konsumen dan kebebasan pengusaha
untuk memperoleh sumber daya ekonomi untuk memproduksi suatu produk yang
dipilihnya sendiri untuk dijual dengan tujuan mencari keuntungan yang maksimum.
Kebebasan memilih juga mencakup kebebasan pekerja untuk memilih setiap jenis
pekerjaan yang dikehendakinya. Kebebasan memilih juga termasuk dalam kebebasan
membuat berbagai perjanjian.
3. Motif
kepentingan sendiri
Kekuatan
utama dari sistem ekonomi kapitalis adalah motivasi individu untuk memenuhi
kepentingan/keuntungaan diri sendiri.
4. Persaingan
Sistem
persaingan bebas merupakan salah satu lembaga penting dari sistem ekonomi
kapitalis. Setiap individu atau pelaku ekonomi swasta, baik pembei maupun
penguasha, dengan motivasi mencari keuntungan yang maksimum bebas bersaing
dipasar dengan kekuatan masing-masing. Setiap pelaku ekonomi swasta bebas
memasuki dan meninggalkan pasar.
5. Harga
di tentukan oleh mekanisme pasar
Segala keputusan yang diambil oleh pengusaha
(penjual) dan kosumen (pembeli) dilakukan melalui sistem pasar. Dalam perkataan
lain, tingkat harga dan jumlah produksi
yang terjual ditentukan sepenuhnya oleh kekuataan permintaan dan
penawaran.
6. Perana
tebatas pemerintah
Dalam sistem ekonomi kapitalis, pemerintah masih
mempunyai peran yang dapat membatasi berbagai kebebasan individu, misalnya
mengeluarkan peraturan-peraturan yang melarang praktik-praktik monopoli yang
sifatnya non-alamiah dan melindungi hak-hak konsumen pekerja.
Dumairy (1996)
mendefinisikan sistem ekonomi kapitalis dilihat dari terminologi teori ekonomi
mikro. Menurutnya sistem ekonomi kapitalis merupakan Suatu sistem ekonomi yang mnyadarkan diri sepenuhnya pada mekanisme
pasar, prinsip laissez fair (persaingan bebas), meyakini kemampuan “ the
invisible hand” , dalam menuju efisiensi ekonomi. Mekanisme pasar (kekuatan
permintaan dan penawaran) yang akan menentukan secara efisien ketiga pokok
pesoalan ekonomi (apa yang harus di produksi, bagaimana memproduksinya,
dan untuk siapa di produksi).
Negara-negara
yang menganut sistem ini antar lain, USA, Argentina, Brazil, Perancis, jerman,
Yunani, Korea Selatan, Thailand, Australia, Afrika Selatan dan sebagainya.
II.3 Sistem Ekonomi
Sosialis
Seperti yang
dijelaskan di Dumairy (1996), sistem ekonomi sosialis adalah kebalikan dari
sistem ekonomi kapitalis. Bagi kalangan
sosialis, pasar justru harus dikendalikan melalui perencanaan terpusat. Adanya
berbagai distorsi dalam mekanisme pasar menyebabkannya tidak mungkin bekerja
secara efisien; oleh karena itu pemerintah atau Negara harus turut aktif
bermain dalam perekonomian. Satu hal yang terpenting untuk dicatat berkenaan
dengan system ekonomi sosialis adalah bahwa sistem ini bukanlah sistem ekonomi
yang tidak memandang penting peranan kapital.
Sistem ekonomi
sosialis dapat dibagi dalam dua subsistem, yakni sistem ekonomi sosialis dari
Marxis, dan sistem ekonomi sosialis demokrat. Sistem ekonomi sosialis dari
Marxis disebut juga sistem ekonomi komando dimana seluruh unit ekonomi, baik
sebagai produsen, konsumen maupun pekerja, tidak diperkenankan untuk mengambil
keputusan secara sendiri-sendiri yang menyimpang dari komando ototritas tetinggi,
yakni partai. Dalam sistem ekonomi sosialis ini, seperti yang dianut dulu oleh
Uni Soviet dan Negara-negara komunis di Eropa Timur, atau mmilih di terapkan
hingga sekarang di Korea Utara dan mungkin hingga tingkat tertentu di Cuba,
partai menentukan secara rinci arah serta sasaran yang harus dicapai dan yang
harus dilaksanakan oleh setiap unit ekonomi dalam pengadaan baik dalam
pengadaan baik barang-barang untuk sosial (social
goods) maupun untuk pribadi (private
goods). Unit-unit ekonomi sepenuhnya tunduk pada komando dari otoritas
tertinggi tanpa ikut campur sedikitpun
juga didalam proses pengambilan keputusan dalam menentukan arah
kebijakan dan sasaran yang akan di capai. Dalam perkataan lain, dalam sistem
ekonomi sosialis dari Marxis ruangan gerak bagi para pelaku-pelaku ekonomi
untuk mengambil inisiatif sendiri dapat dikatakan tidak sama sekali.
Dalam sistem
ekonomi sosialis demokrat, seperi yang dianut oleh banyak Negara di Eropa Besar
(terutama Jerman), dapat dikatakan bahwa kekuasaan otoritas tertinggi jauh
berkurang. Dalam sistem ini, di satu pihak, ada kebebasan individu sperti dalam
sistem ekonomi kapitalis, misalnya produsen bebas memilih jenis dan beberapa
banyak produksi yang akan dibuat; konsumen bebas memilih barang mana yang dikehendaki;
dan pekerja bebas menentukan jenis peerjaan apa saja yang diinginkannya. Namun,
dipihak lain, berbeda dngan sistem eonomi kapitalis, dalam sistem ekonomi
kapitalis sosialisme demokrat, peran pemerintah lebih besar. Misalnya di
Negara-negara sosialis demokrat di Eropa Barat ada ketentuan ketentuan mengenai
upah minimum dan penetapanan harga minimum atau maksimum, serta ada
kebijaksanaan perlindungan usaha konsumen, dan pekerja (Tambunan, 2006b).
Landasan ilmiah
dari sistem ini adalah kombinasi antara prinsip-prinsip kebebasan individu
dengan kemerataan sosial, jadi bukan pasar bebas yang liberal dan juga bukan
paham ekonomi monetaris yang tidak menghendaki investasi pemerintah dalam bentu
apapun. Menurut Mubyarto (2000), berdasarkan pengalaman di Jerman, ada 6
kriteria ekonomi sosialisme demokrat atau sistem ekonomi pasar social (SEPS),
yaitu sebagai berikut.
1. Ada
kebebasan individu dan sekaligus kebijaksanaan perlindungan usaha. Persaingan
di antara perusahaan-perusahaan kecil maupun menengah harus dikembangkan.
2. Prinsip-prinsip
kemeerataan social menjdi tekad warga masyarakat.
3. Kebijaksanaan
siklus bisnis dan kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi
4. Kebijaksanaan
pertumbuhan menciptakan kerangka hukum dan prasarana (sosial) yang terkait
dengan pembangunan ekonomi
5. Kebijaksanaan
structural
6. Konformitas
pasar dan persaingan
Perbedaan
lainnya yang sangat nyata antara sistem ekonomi sosialisme demokrat atau SEPS
dengan sistem ekonomi kapitalis adalah pada aspek sosialnya. Seperti yang dapat
dikutip dalam Mubyarto (2000), ada dua aspek social yang sangat penting dari
SEPS, yakni peningkatan standar hidup kelompok berpendapatan terendah dan
perlindungan terhadap semua warga masyarakat dari kesulitan hidup dan
masalah-masalah social lain sebagai akibat dari risiko-risiko kesulitan hidup.
Selanjutnya, seperti yang dijelaskan dalam Mubyarto (2000), pembagian
pendapatan yang adil dalam SEPS dijaga dengan cara memberi perhatian pada :
tingkat dan pertumbuhan upah, sistem perpajakan, stabilitas harga, persamaan
peluang ( bekerja dan berusaha) bagi semua warga masyarakat; dan adanya
asuransi sosial minimal, yakni asuransi pengangguran, hari tua, kesehatan dan
kecelakaan (Tambunan, 2000b)
Sistem Ekonomi sosialis juga diartikan sebagai sistem
ekonomi yang seluruh kegiatan ekonominya direncanakan, dilaksanakan, dan
diawasi oleh pemerintah secara terpusat. Sistem ekonomi sosialis tidak sama
dengan sistem ekonomi komunis, sosialisme merupakan tahap persiapan ke
komunisme. Sistem ekonomi sosialis mempunyai tujuan kemakmuran bersama, filosofi
ekonomi sosialis adalah bagaimana mendapatkan kesejahteraan, perkembangan
sosialisme dimulai dari kritik terhadap kapitalisme yang pada waktu itu kam
kapitalis atau kam borjuis mendapat legitimasi gereja untuk mengeksploitasi
buruh. Inilah yang menjadikan Karl Marx mengkritik sistem kapitalis sebagai
ekonomi yang tidak sesuai dengan aspek kemasyarakatan.
Menurut Marx, tidak ada tempat bagi kapitalisme didalam
kehidupan, maka upaya revolusioner harus dilakuakan untuk menghancurkan
kapitalisme, alat-alat produksi harus dikuasai oleh Negara guna melindungi
rakyat. Kritik Marx atas kapitalisme ini diimplementasikan oelh Lenin dalam
bentuk institusi Negara. Pada awal mulanya Lenin mengutarakan beberapa hal yang
harus dilakukan untuk mensosialisasikan paham baru kepada masyarakat Rusia
setelah jatuhnya pemerintahan lama antara lain : Pertama, menggunakan
propaganda bahwa komunisme adalah partai rakyat. Kedua, adanya infiltrasi
organisasi-organisasi masyarakat, dan Ketiga, kekerasan, hal itu dilakukan untuk
mengembangkan idiologi Lenin dalam masyarakat yang harus dimerdekakan dari
penindasan pasar Rusia.
Adapun ciri-ciri sistem ekonomi sosialis adalah sebagai
berikut:
- Lebih mengutamakan kebersamaan
(kolektivisme).
a. Masyarakat dianggap sebagai
satu-satunya kenyataan sosial, sedang individu-individu fiksi belaka.
b. Tidak ada pengakuan atas hak-hak
pribadi (individu) dalam sistem sosialis.
- Peran pemerintah sangat kuat
a. Pemerintah bertindak aktif mulai
dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan.
b. Alat-alat produksi dan kebijaksanaan
ekonomi semuanya diatur oleh negara.
- Sifat manusia ditentukan oleh
pola produksi
a. Pola produksi (aset dikuasai
masyarakat) melahirkan kesadaran kolektivisme (masyarakat sosialis)
b. Pola produksi (aset dikuasai
individu) melahirkan kesadaran individualisme (masyarakat kapitalis).
Dalam
sistem ekonomi sosialisme mempunyai beberapa prinsip dasar sebasagai berikut:
- Pemilikan Harta oleh Negara
Seluruh bentuk produksi dan sumber
pendapatan menjadi milik masyarakat secara keseluruhan. Hak individu untuk
memiliki harta atau memanfaatkan produksi tidak diperbolehkan.
- Kesamaan Ekonomi
Sistem ekonomi sosialis menyatakan,
(walaupun sulit ditemui disemua Negara komunis) bahwa hak-hak individu dalam
suatu bidang ekonomi ditentukan oelh prinsip kesamaan. Setiap individu
disediakan kebutuhan hidup menurut keperluan masing-masing.
- Disiplin Politik
Untuk mencapai tujuan diatas,
keseluruhan Negara diletakkan dibawah peraturan kaum buruh, yang mengambil alih
semua aturan produksi dan distribusi. Kebebasan ekonomi serta hak kepemilikan
harta dihapus. Aturan yang diperlakukan sangat ketat untuk lebih
menggefektifkan praktek sosialisme. Hal ini yang menunjukkan tanpa adanya upaya
yang lebih ketat mengatur kehidupan rakyat, maka keberlangsungan sistem sosialis
ini tidak akan berlaku ideal sebagaimana dicita-citakan oleh Marx, Lenin dan
Stalin.
Adapun kebaikan-kebaikan dari Sistem Ekonomi Sosialis adalah
sebagai berikut:
- Disediakannya kebutuhan pokok
Setiap warga Negara disediakan
kebutuhan pokoknya, termasuk makanan dan minuman, pakaian, rumah, kemudahan
fasilitas kesehatan, serta tempat dan lain-lain. Setiap individu mendapatkan
pekerjaan dan orang yang lemah serta orang yang cacat fisik dan mental berada
dalam pengawasan Negara.
- Didasarkan perencanaan Negara
Semua pekerjaan dilaksanakan
berdasarkan perencanaan Negara Yang sempurna, diantara produksi dengan
penggunaannya. Dengan demikian masalah kelebihan dan kekurangan dalam produksi
seperti yang berlaku dalam System Ekonomi Kapitalis tidak akan terjadi.
- Produksi dikelola oleh Negara
Semua bentuk produksi dimiliki dan
dikelola oleh Negara, sedangkan keuntungan yang diperoleh akan digunakan untuk
kepentingan-kepentingan Negara.
Sistem Ekonomi Sosialis mempunyai kelemahan sebagai berikut
:
- Sulit melakukan transaksi
Tawar-menawar sangat sukar dilakukan
oleh individu yang terpaksa mengorbankan kebebasan pribadinya dan hak terhadap
harta milik pribadi hanya untuk mendapatkan makanan sebanyak dua kali. Jual
beli sangat terbatas, demikian pula masalah harga juga ditentukan oelh
pemerintah, oelh karena itu stabilitas perekonomian Negara sosialis lebih
disebabkan tingkat harga ditentukan oleh Negara, bukan ditentukan oelh
mekanisme pasar.
- Membatasi kebebasan
Sistem tersebut menolak sepenuhnya
sifat mementingkan diri sendiri, kewibawaan individu yang menghambatnyadalam
memperoleh kebebasan berfikir serta bertindak, ini menunjukkan secara tidak
langsung system ini terikat kepada system ekonomi dictator. Buruh dijadikan
budak masyarakat yang memaksanya bekerja seperti mesin.
- Mengabaikan pendidikan moral
Dalam sistem ini semua kegiatan
diambil alih untuk mencapai tujuan ekonomi, sementara pendidika moral individu
diabaikan. Dengan demikian, apabila pencapaian kepuasan kebendaan menjadi
tujuan utama dan nlai-nilai moral tidak diperhatikan lagi
Inti
dari sistem
sosialis berpandangan bahwa kemakmuran individu hanya mungkin tercapai bila
berfondasikan kemakmuran bersama. Sebagai Konsekuensinya, penguasaan individu
atas aset-aset ekonomi atau faktor-faktor produksi sebagian besar merupakan
kepemilikan sosial. Negara yang menganut sistem ekonomi sosialis antara lain,
Korea Utara,
Kuba,
Vietnam,
RRC (sudah mulai mengendur).
II.4
Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi
campuran adalah sistem yang mengandung beberapa elemen dari sistem ekonomi
kapitalis dan sistem ekonomi sosialis. Seperti telah dikatakan sebelumnya,
sekarang ini tidak ada satupun (terkecuali di Korea Utara) Negara yang
menerapkan sistem ekonomi sosialis atau kapitalis 100 %. Jadi, sistem ini
merupakan “campuran” antara kedua sistem ekonomi tersebut diatas, dengan
berbagai variansi kadar dominasinya (Tambunan, 2000b).
Sanusi (2000)
menjelaskan sistem ekonomi campuran sebagai berikut: Dalam
sistem ekonomi campuran dimana kekuasaan dan kebebasan berjalan secara kebersamaan
walau dalam kadar yang berbeda-beda. Ada sistem ekonomi campuran yang mendekati
sistm kapitalis /liberalis karena kadar kebasan yang relatif besar atau
presentase dari sistem kapitalisnya sangat besar. Adapula sistem ekonomi
campuran yang mendekati ekonomi soosialis dimana peran kekuasaan pemerintah
relative besar terutama dalam menjalankan berbagai kebijakan ekonomi, moneter/fiscal dan lain-lain. Di
dalam sistem ekonomi campuran adanya campur tangan pemerintahterutama untuk
mengendalikan kehidupan/pertumbuhan ekonomi, mencegah adanya konsentrasi yang
terlalu besar di tangan satu orang atau kelompok swasta, juga untuk melakukan
stabilisasi perekonomian, mengatur tata tertib serta membantu golongan ekonomi
lemah (hal 57).
Sistem ekonomi campuran merupakan
perpaduan antara sistem kapitalis dan sistem sosialis. Perpaduan ini mengambil
garis tengah antara kebebasan dan pengendalian. Jadi, dapat diartikan sebagai
jalan tengah antara peran mutlak negara dan peran menonjol individu. Jalan
tengah ini disesuaikan dengan keadaan saat perpaduan itu terjadi sehingga peran
situasi dan lingkungan sangat memberi warna pada sistem campuran tersebut. Sistem ekonomi campuran banyak
dianut oleh negara berkembang. Ciri-Ciri
Sistem Ekonomi Campuran
- Kegiatan ekonomi dilakukan oleh
pihak pemerintah dan pihak swasta.
- Transaksi ekonomi terjadi di pasar
dan ada campur tangan dari pemerintah.
·
Ada persaingan serta
masih ada kontrol dari pemerintah.
·
Lebih mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan
golongan
·
Adanya kebebasan berusaha dapat mendorong kreativitas
individu sesuai dengan kemampuannya.
·
Sumber-sumber daya yang
vital dikuasai oleh pemerintah.
·
Pemerintah menyusun
peraturan, perencanaan, dan menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan di bidang
ekonomi.
·
Swasta diberi kebebasan
di bidang-bidang ekonomi dalam batas kebijaksanaan ekonomi yang ditetapkan
pemerintah.
·
Hak milik swasta atas
alat produksi diakui, asalkan penggunaannya tidak merugikan kepentingan umum.
·
Pemerintah bertanggung
jawab atas jaminan sosial dan pemerataan pendapatan.
·
Jenis dan jumlah barang
diproduksi ditentukan oleh mekanisme pasar.
Dengan
demikian, dalam sistem perekonomian campuran ada bidang-bidang yang ditangani
swasta dan ada bidang-bidang yang ditangani pemerintah. Sama halnya dengan
sistem ekonomi lainnya, sistem ekonomi campuran juga memiliki kelebihan dan
kekurangan. Akan tetapi, kelebihan dan kekurangannya tergantung kepada setiap
negara dalam mengatur sistem ekonominya tersebut.
Kelemahan Sistem Ekonomi Campuran:
- Sulit
menentukan batas antara kegiatan ekonomi yang seharusnya dilakunkan oleh
pemerintah dan swasta.
- Sulit
menentukan batas antara sumber - sumber produksi yang dapat dikuasai oleh
swasta dan pemerintah.
- Beban
pemerintah berat dari pada beban swasta
Sistem ekonomi campuran merupakan panduan
dari dua bentuk sistem ekonomi sosialisme dan kapitalisme. Proses penyatuan ini
dilakukan untuk menyerap elemen-elemen yang positif dan dinamis dari kedua
sistem ekonomi tersebut. Sistem ini merupakan gabungan dari kekuatan dari dua
sistem ekonomi tersebut.
à Sejarah Sistem Ekonomi Campuran
Sejarah
pertentangan yang keras dan bahkan tidak harmonis dari kapitalisme dan
sosialisme telah menstimulasi pemikir-pemikir untuk mencari bangun ekonomi
dengan ciri dasar yang merupakan gabungan unsur-unsur terbaik dari keduanya.
Sebenarnya, sistem ekonomi ini dapat saja menghilangkan konotasi perpaduan
antara dua sistem ekonomi tersebut karena sistem ekonomi campuran memiliki ciri
khasnya tersendiri.
Sistem
ekonomi campuran menggerakkan elemen-elemen dinamis yang sebelumnya memang
dimiliki tiap-tiap sistem ekonomi. Sebenarnya, kedua bentuk sistem ekonomi
tersebut telah menuju ke arah sistem campuran karena masing-masing berusaha
membuang kelemahan-kelemahannya sehingga tersisa unsur-unsur yang dinamis dan
positif.
Seperti yang
dikatakan Hegel bahwa perkembangan sebuah pemikiran akan mencapai suatu bentuk
terbaik melalui proses dialektik menuju suatu sintesa (teori dialektika).
Proses ini merupakan perpanduan dari thesa dengan antithesa dalam keharmonisan
dan menuju ke arah kedinamisan.
Negara yang
sedang berkembang beranggapan akan mampu mengejar ketertinggalannya dengan
banyak tidak mencontoh bentuk ekstrem sistem
ekonomi tersebut, tetapi menyerap unsur-unsur dinamis dari
keduanya. Salah satu pemikiran Hegel ini menarik untuk disimak sebagai dasar
pemikiran mengapa muncul sistem ekonomi campuran sebagai alternatif dari sistem
yang bertentangan.
Bila hal itu
terjadi, kedua sistem ekonomi tersebut memiliki kelemahan mendasar sehingga
cara terbaik, yaitu menggabungkannya untuk mengejar ketertinggalan
negara-negara yang sedang berkembang. Fenomena dialektik sebagai suatu teori
ini ditemukan oleh kelompok idealisme dan mengalami masa puncaknya dalam
pemikiran filosofi Hegel.
Dialektik
pernah diajukan oleh Immanuel Kant sebagai suatu logika dari penalaran terhadap
alam dan fenomena dunia untuk memberikan pengesahan yang transenden. Kemudian,
Hegel menginterpretasikan dialektik sebagai operasionalisasi dari penalaran,
tanpa kaitan dengan hal yang transeden. Hal ini memberikan kenyataan lebih
benar dan lebih mendalam dibanding pemikiran analitis kontradiksi sebagai hasil
dari perpaduan ide-ide yang dapat dicapai melalui cara sintesa untuk
menghasilkan pengetahuan lebih benar.
Proses
sintesa yang meningkat menjadi alasan utama terwujudnya sistem ekonomi campuran
yang merupakan perpaduan dari sistem kapitalisme dan Marxisme. Hal ini tidak
seperti Karl Marx yang mengadopsi dialektik sebagai pembenturan kelas di dalam
sejarah yang selalu saling berhadapan.
Motif mencari
keuntungan adalah unsur terpenting dalam kegiatan ekonomi dan produksi. Akan
tetapi, bukan segalanya sebagaimana ditekankan dalam sistem ekonomi
kapitalisme. Tanpa motif keuntungan, tidak akan ada usaha dan pertumbuhan
ekonomi akan terhampat jika motif ditekan dan dimatikan seperti di negara
komunis. Sistem ekonomi campuran tetap berbasis pada prinsip pasar yang
terkendali oleh aturan pemerintah
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Perbedaan
antarsistem ekonomi satu dengan yang lainnya terlihat dari ciri-cirinya sebagai
berikut :
1. Kebebasan
konsumen dalam memilih barang atau jasa yang dibutuhkan
2. Kebebasan
masyarakat memilih lapangan kerja
3. Peraturan
pemilihan/pemakaian alat-alat produksi
4. Pemilihan
usaha yang dimanifestasikan dalam tanggung jawab manajer
5. Peraturan
atas keuntungan usaha yang diperoleh
6. Pengaturan
motivasi usaha
7. Pembentukan
harga barang konsumsi dan produksi
8. Penentuan pertumbuhan
9. Pengendalian
stabilitas ekonomi
10. Pengambilan
keputusan
11. Pelaksanaan
pemerataan kesejahteraan
Secara umum
ada 3 macam sistem ekonomi yang dikenal di dunia ini, yakni: sistem ekonomi
liberal/kapitalis; sistem ekonomi sosialis; dan sistem ekonomi campuran, yakni
sistem ekonomi yang tidak 100 % kapitalis dan tidak 100 % sosialis, atau sistem
ekonomi yang mengandung elemen-elemen dari sistem ekonomi kapitalis maupun
sistem ekonomi sosialis.
Tiga sistem
ekonomi di atas memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Perkembangan jaman yang terus melaju pesat melahirkan sistem-sistem ekonomi
baru yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat modern. Peran agama juga
turut meramaikan konsep sistem ekonomi dunia dan bisa menjadi solusi dari
berbagapi permasalahan ekonomi yang ada.
DAFTAR
PUSTAKA
Dr. Tulus T.H
Tambunan, 2009. Perekonomian Indonesia. Bogor: Galia Indonesia
Shadily, Hasan
(ed) (1980) Ensiklopedia Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka
Winardi, (1987) Pengantar
Ekonomi Moneter, Buku-1, Bandung: Tarsito.
http://putriagustia.blogspot.com/2011/02/sistem-ekonomi-menurut-para-ahli.html
bab 1nya mana ?
BalasHapusbab 1 nya kan cm latar belakang dan rumusan masalah.. agan bisalah bikin sndiri.. hhe
BalasHapusSIP GAN, MANTAP MAKALAHNYA
BalasHapusthanks gan...
BalasHapus