BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi dan
Tujuan Pengawasan
Mc.
Ferald memberikan definisi pengawasan (Control) sebagai berikut: “Control
is the process by which an executive gets the performance of his subordinates
to correspond as closely as possible to chosen plans, orders, objectives,
orpolicies”. (Pengawasan merupakan suatu proses di mana pimpinan ingin
mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya
sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, atau kebijaksanaan yang telah
ditentukan). Jelasnya pengawasan harus berpedoman terhadap: 1) rencana yang
telah diputuskan, 2) perintah terhadap pelaksanaan pekerjaan, 3) tujuan, 4)
kebijaksaan yang telah ditemtukan sebelunmya.
Di
bawah ini digambarkan proses pengawasan sebagai berikut.
Sebagaimana halnya dengan fungsi-fungsi yang lainnya, karena ruang
lingkupnya, dalam pengawasan pun dapat dibedakan antara “administrative control”
dan “managerial control”. Administrative control meliputi seluruh
kegiatan pada unit organisasi pada semua tingkat. Maksudnya ialah agar
keputusan yang telah dibuat (dalam bentuk rencana) sungguh-sungguh dijalankan
sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditentukan sebelumnya. Jika hal ini
tidak dilaksanakan, besar kemungkinan akan timbul penyelewengan-penyelewengan
yang pada akhirnya akan berakibat tidak tercapainya tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Atau jika tujuan tercapai, tujuan itu akan tercapai
setelah pengorbanan yang terlalu besar karena di dalam pelaksanaan terdapat
inefisiensi dalam berbagai bentuk.
Managerial control bersifat lebih sempit dan lebih khusus. Khusus dalam arti tidak
berlaku bagi seluruh organisasi -tergantung pada tingkat manajemen apa yang
melaksanakannya- akan tetapi hanya berlaku untuk suatu unit tertentu dari
rangkaian keseluruhan. Meskipun ruang lingkup managerial control lebih terbatas
dibandingkan administrative control, namun maknanya sama saja, yaitu untuk
sedapat mungkin mencegah penyelewengan-penyelewengan dari rencana yang telah
dirumuskan sebelumnya.
Griffin (2000) menjelaskan bahwa
terdapat empat tujuan dari fungsi pengawasan. Keempat tujuan tersebut adalah
adaptasi lingkungan, meminimalkan kegagalan, meminimumkan biaya, dan
mengantisipasi kompleksitas dari organisasi.
B.
Sifat-sifat
Pengawasan
Pimpinan suatu
organisasi harus mengetahui ciri-ciri suatu proses pengawasan, dan berusaha
untuk memenuhi sebanyak mungkin ciri-ciri itu dalam pelaksanaannya, agar fungsi
pengawasan itu mendatangkan hasil yang diharapkan. Ciri-ciri itu ialah sebagai
berikut.
1.
Pengawasan harus
bersifat Fact finding. Artinya pelaksanaan fungsi pengawasan harus
menemukan fakta-fakta tentang bagaimana tugas-tugas dijalankan dalam
organisasi.
2.
Pengawasan
harus bersifat preventif. Maksudnya proses pengawasan itu dijalankan untuk
mencegah timbulnya penyimpangan-penyimpangan dan penyelewengan-penyelewengan
dari rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
3.
Pengawasan
diarahkan kepada masa sekarang yang berarti bahwa pengawasan hanya dapat
ditujukan terhadap kegiatan-kegiatan yang kini sedang dilaksanakan.
4.
Pengawasan
hanyalah sekadar alat untuk meningkatkan efisiensi.
5.
Pelaksanaan
pengawasan itu harus mempermudah tercapainya tujuan.
6.
Proses
pelaksanaan pengawasan harus efisiensi.
7.
Pengawasan
tidak dimaksudkan untuk menentukan siapa yang salah jika ada ketidakberesan,
akan tetapi untuk menemukan apa yang tidak betul.
8.
Pengawasan
harus bersifat membimbing agar para pelaksana meningkatkan kemampuannya untuk
melaksanakan tugas yang ditentukan baginya.
C.
Macam-macam
Pengawasan
1.
Pengawasan dari
dalam (internal Control)
Pengawasan dari
dalam, berarti pengawasan yang dilakukan oleh aparat/unit organisasi itu
sendiri. Aparat/unit organisasi bertindak atas nama pimpinan organisasi.
Tugasnya mengumpulkan segala data dan informasi yang diperlukan oleh pimpinan
organisasi. Data-data dan informasi ini dipergunakan oleh pimpinan organisasi
untuk menilai kemajuan dan kemunduran dalam pelaksanaan pekerjaan. Hasil
pengawasan ini dapat pula digunakan dalam menilai kebijaksanaan pimpinan.
2.
Pengawasan dari
luar organisasi (external Control)
Pengawasan
external berarti pengawasan yang dilakukan oleh aparat/unit pengawasan dari
luar organisasi. Aparat/unit pengawasan dari luar organisasi itu adalah aparat
pengawasan yang bertindak atas nama pimpinan organisasi itu, atau bertindak atas
nama pimpinan organisasi itu karena permintaanya.
3.
Pengawasan
Preventif
Pengawasan
preventif ialah pengawasan yang dilakukan sebelum rencana itu dilaksanakan.
Maksudnya untuk mencegah terjadinya kekeliruan/kesalahan dalam pelaksanaan.
Pengawasan preventif dapat dilakukan dengan usaha-usaha sebagai berikut.
1)
Menetukan
peraturan-peraturan yang berhubungan dengan sistem prosedur, hubungan, dan tata
kerjanya.
2)
Membuat
pedoman/manual sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.
3)
Menentukan
kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab.
4)
Menentukan
sistem koordinasi, pelaporan, dan pemeriksaan.
5)
Menerapkan
sanksi-sanksi terhadap pejabat yang menyimpang dari peraturan yang telah
ditetapkan.
4.
Pengawasan
Represif
Pengawasan
represif ialah pengawasan yang dilakukan setelah adanya pelaksanaan pekerjaan.
Maksudnya untuk menjamin kelangsungan pelaksanaan pekerjaan agar hasilnya
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Adapun pengawasan Represif ini
dapat menggunakan sistem-sistem pengawasan sebagai berikut.
1)
Sistem
komparatif
2)
Sistem
verifikatif
3)
Sistem
inspektif
4)
Sistem
investigatif
D.
Metode
Pengawasan
Proses
pengawasan pada dasarnya dilaksanakan oleh administrasi dan manajemen dengan
mempergunakan beberapa macam metode, yakni:
1.
Pengawasan
langsung
Yang dimaksud
dengan pengawasan langsung ialah apabila aparat pengawasan/ pimpinan organisasi
mengadakan pemeriksaan dengan sistem inspektif, verifikatif, maupun dengan
sistem investigatif. Metode ini dimaksudkan agar segera dapat dilakukan
tindakan perbaikan dan penyempurnaan dalam pelaksanaan pekerjaan. Sedangkan
sistem pengawasan langsung oleh atasannya disebut built in control. Akan
tetapi, karena kompleksnya tugas-tugas seorang pemimpin, seorang pemimpin tidak
mungkin dapat selalu menjalankan pengawasan langsung.
2.
Pengawasan
tidak langsung
Yang dimaksud
dengan pengawasan tidak langsung yaitu aparat pengawasan/ pimpinan organisasi
melakukan pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan hanya melalui laporan-laporan yang
masuk padanya. Laporan tersebut dapat berbentuk lisan, deretan angka-angka atau
statistik yang berisi gambaran atas hasil kemajuan yang telah tercapai sesuai
dengan pengeluaran biaya/anggaran yang telah direncanakan. Kelemahan daripada
pengawasan tidak langsung itu ialah bahwa sering para bawahan hanya melaporkan
hal-hal yang positif saja. Padahal seorang pemimpin yang baik akan menuntut
bawahannya untuk melaporkan hal-hal yang bersifat positif maupun negatif.
E.
Syarat-syarat
pengawasan yang efektif
Sesuatu hal
yang perlu diketahui bahwa semua pimpinan menginginkan untuk mendapatkan sistem
pengawasan yang memadai agar apa yang dilakukan sesuai dengan rencana.
Syarat-syarat pengawasan yang efektif ini. Ialah:
1.
Pengawasan
harus dihubungkan dengan rencana dan kedudukan seseorang
Semua sistem
dan teknik pengawasan harus menggambarkan/ menyesuaikan rencana sebagai
pedoman. Maksudnya untuk meyakinkan bahwa apa yang diselesaikan itu sesuai
dengan rencana. Di samping itu, pengawasan harus dikaitkan pula dengan
kedudukan/jabatan seseorang yang menjadi tanggung jawabnya.
2.
Pengawasan
harus dilakukan dengan individu pimpinan dan kepribadiannya
Sistem
pengawasan dan informasi dimaksudkan untuk membantu individu manajer dalam
melaksanakan fungsi pengawasannya. Di samping itu ialah pengawasan harus
dikaitkan dengan pribadi individu untuk memperoleh infomasinya. Sesuatu hal
yang penting ialah bagaimana caranya mendapatkan informasi yang mereka
perlukan. Untuk mendapatkan informasi
yang perlu diketahui ini dapat dikatakan sebagai teknik pengawasan.
3.
Pengawasan
harus menunjukkan penyimpangan pada hal-hal yang penting
Salah satu
usaha yang sangat penting untuk mengaitkan pengawasan bagi keperluan efisiensi
dan efektivitas ialah untuk meyakinkan bahwa mereka bermaksud untuk menunjukkan
penyimpangan. Hal ini tidak cukup hanya menunjukkan pada penyimpangannya saja,
sebab kadang-kadang perbedaan antara hasil pelaksanaan dengan standar agak
kurang berarti, dibandingka dengan faktor-faktor lain yang mempunyai arti yang
besar. Oleh karena itu, penyimpangan tersebut harus diteliti dalam praktik,
berdasarkan atas prinsip-prinsip pengawasan terhadap hal-hal yang penting.
4.
Pengawasan
harus objektif
Pengawasan yang
objektif ialah pengawasan yang berdasarkan atas ukuran-ukuran atau standar yang
objektif yang telah ditentukan sebelumnya. Standar objektif dapat bersifat
kuantitatif dan kualitatif.
5.
Pengawasan
harus fleksibel
Fleksibilitas
dalam pengawasan dapat dilakukan dengan berbagai pelaksanaan rencana
alternatif, sesuai dengan kemungkinan situasi. Dalam praktik pengawasan yang
fleksibel hanya dapat diterapkan terhadap pelaksanaan rencana yang bersifat
fleksibel pula.
6.
Pengawasan
harus hemat
Pengawasan
harus dinilai dengan biaya. Biaya pengawasan relatif hemat, bila manfaatnya
sesuai dengan pentingnya kegiatan, besarnya kegiatan, pengeluaran biaya
pengawasan dibandingkan dengan besarnya risiko bila hal ini dilakukan tanpa
adanya pengawasan. Teknik pengawasan dan pendekatannya akan dapat efisien, bila
mereka dapat menemukan penyimpangan-penyimpangan terhadap pelaksanaan rencana
yang sebenarnya, dan sesuatu hal yang dapat menimbulkan kerugian yang tidak
dapat menimbulkan kerugian yang tidak dapat diduga sebelumnya.
7.
Pengawasan
harus membawa tindakan perbaikan
Sistem
pengawasan akan tidak mempunyai arti bila tidak membawa tindakan perbaikan.
Sistem pengawasan yang efektif yaitu bila ditemukan terjadinya
kegagalan-kegagalan, maka kepada siapa ia harus bertanggung jawab, dan siapa
yang dapat menjamin tindakan perbaikannya.
F.
Pentingnya
Pengawasan
Suatu
organisasi
akan berjalan terus dan semakin komplek dari waktu ke waktu, banyaknya orang
yang berbuat kesalahan dan guna mengevaluasi atas hasil kegiatan yang telah
dilakukan, inilah yang membuat fungsi pengawasan semakin penting dalam setiap
organisasi. Tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan
yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagi para
pekerjanya. Ada beberapa alasan mengapa pengawasan
itu penting sebagai berikut.
1.
Perubahan
lingkungan organisasi
Berbagai
perubahan lingkungan organisasi terjadi terus-menerus dan tak dapat dihindari,
seperti munculnya inovasi produk dan pesaing baru, diketemukannya bahan baku
baru dsb. Melalui fungsi pengawasannya manajer mendeteksi perubahan yang
berpengaruh pada barang dan jasa organisasi sehingga mampu menghadapi tantangan
atau memanfaatkan kesempatan yang diciptakan perubahan yang terjadi.
2.
Peningkatan
kompleksitas organisasi
Semakin
besar organisasi, makin memerlukan pengawasan yang lebih formal dan hati-hati.
Berbagai jenis produk harus diawasi untuk menjamin kualitas dan profitabilitas
tetap terjaga. Semuanya memerlukan pelaksanaan fungsi pengawasan dengan lebih
efisien dan efektif.
3.
Meminimalisasikan
tingginya kesalahan-kesalahan
Bila
para bawahan tidak membuat kesalahan, manajer dapat secara sederhana melakukan
fungsi pengawasan. Tetapi kebanyakan anggota organisasi sering membuat
kesalahan. Sistem pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi kesalahan tersebut
sebelum menjadi kritis.
4.
Kebutuhan
manager untuk mendelegasikan wewenang
Bila
manajer mendelegasikan wewenang kepada bawahannya tanggung jawab atasan itu
sendiri tidak berkurang. Satu-satunya cara manajer dapat menen-tukan apakah
bawahan telah melakukan tugasnya adalah dengan mengimplementasikan sistem pengawasan.
5.
Menilai
informasi dan mengambil tindakan koreksi
Langkah terakhir adalah pembandingan
penunjuk dengan standar, penentuan apakah tindakan koreksi perlu diambil dan
kemudian pengambilan tindakan.
Sangat bermanfaat sekali. Silahkan juga kunjungi
BalasHapus1. Instrumen dan Prinsip Pengawasan
2. Pengertian dan Fungsi Manajemen Pengawasan
3. Tujuan dan Fungsi Pengawasan
4. Ciri-Ciri dan Syarat Pengawasan
5. Jenis dan Teknik Pengawasan
6. Kumpulan materi pelajaran SD, SMP, SMA, tugas sekolah lengkap dengan jawaban dan materi perkuliahan (www.materibelajar.id)