BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perencanaan atau yang sudah akrab
dengan istilah planning adalah satu dari fungsi management yang sangat penting.
Bahkan kegiatan perencanaan ini selalu melekat pada kegiatan hidup kita
sehari-hari, baik disadari maupun tidak. Sebuah rencana akan sangat
mempengaruhi sukses dan tidaknya suatu pekerjaan. Karena itu pekerjaan yang
baik adalah yang direncanakan dan sebaiknya kita melakukan pekerjaan sesuai
dengan yang telah direncanakan. Dalam hal ini diperlukan suatu sistem
pendekatan yaitu perencanaan pembangunan partisipatori.Dalam perencanaan
pembangunan memerlukan beberapa konsep mengenai perubahan lingkungan
pembangunan,kebutuhan organisasi Pembangunan akan perencanaan akibat perubahan
lingkungan, ciri-ciri sistem yang akan dipakai dalam perencanaan, dan beberapa
teori perencanaan. Hudson menunjukkan 5 teori perencanaan yaitu radikal,
advocacy,transactive, synoptik, dan incremental yang dikatakan sebagai
taxonomy.
Dalam makalah ini akan dibahas
beberapa masalah terkait dengan pendekatan perencanaan Pembangunan yang
melibatkan beberapa teori perencanaan seperti transactive, teori sinoptik,
teori incremental
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
a. Apa
Definisi Pendekatan Perencanaan?
b. Apa
saja jenis dari Pendekatan perencanaan Pembangunan?
c. Bagaimana
Perbedaan dan persamaan dari 3 jenis Pendekatan Perencanaan?
1.3. Maksud dan Tujuan
Berdasarkan rumusan
masalah diatas, maka dapat dirumuskan beberapa maksud dan tujuan sebagai
berikut :
a. Menjelaskan
Definisi Pendekatan Perencanaan
b. Menjelaskan
jenis-jenis Pendekatan perencanaan
c. Menjelaskan
Perbedaan dan persamaan dari 3 jenis Pendekatan Perencanaan
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Pendekatan
Perencanaan
Pendekatan dapat diartikan sebagai
titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Sedangkan
Planning (Perencanaan) adalah proses menetapkan tujuan, mengembangkan strategi,
dan menguraikan tugas dan jadwal untuk mencapai tujuan. Dari pengertian diatas
dapat diketahui bahwa sebuah planning atau perencanaan adalah merupakan proses
menuju tercapainya tujuan tertentu. Atau dalam istilah lain merupakan persiapan
yang terarah dan sistematis agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan
efisien.
Jadi dapat disimpulkan bahwa
Pendekatan Perencanaan adalah titik tolak atau sudut pandang kita dalam proses
penetapan tujuan. Agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
2.2. Macam-macam Pendekatan
Perencanaan
1. Sinoptik Komprehensif (Rational
comprehensive)
Perencanaan Sinoptik disebut pula
perencanaan sistem, pendekatan rasional sistem, pendekatan rasional
komprehensif. Merupakan pendekatan perencanaan yang pada mulanya sangat dominan
digunakan, yang menggunakan model berfikir sistem dalam perencanaan, sehingga
objek perencanaan dipandang sebagai suatu kesatuan yang bulat, dengan satu
tujuan yang disebut visi. Synoptic planning melihat permasalahan yang ada dari
sudut pandang sistem.
ü Elemen
yang tercakup dalam pendekatan ini, secara umum dijabarkan ke dalam :
1. Penentuan
tujuan
2. Identifikasi
alternatif kebijakan
3. Evaluasi
rata dengan hasil akhir
4. Implementasi
kebijakan
ü Kemudian
dirumuskan ke dalam langkah-langkah perencanaan yang meliputi
a. Pengenalan
masalah
b. Mengestimasi
ruang lingkup problem
c. Mengklasifikasi
kemungkinan penyelesaian
d. Menginvestigasi
problem
e. Memprediksi
alternative
f. Mengevaluasi
kemajuan atas penyelesaian spesifik.
ü Keunggulannya
adalah :
a. Pada
kesederhanaan dalam metode yang digunakan dan sangat sesuai untuk memecahkan
permasalahan yang bersifat umum.
b. Perencanaan
model ini bersifat ”keahlian”. Karena itu, seorang perencana dituntut memahami
perencanaan baik dari sisi teknis maupun filosopis.
c. Pada
umumnya, perencanaan model ini dilakukan bersifat perorangan, namun tidak
menutup kemungkinan bersifat kolektif atau kelompok dengan asumsi kepentingan
individu menyesuaikan kepentingan kelompok.
d. Karakter
dasar perencanaan bersifat komprehensif (menyeluruh), yakni mempertimbangkan
aspek ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan, sehingga semua masalah ingin coba
diselesaikan.
ü Kelemahan
dalam perencanaan model ini adalah :
a. Biasanya
kurang dapat memperhitungkan sumber daya yang tersedia, karena berasumsi bahwa
sumber daya dapat dicari dan diusahakan.
b. Pembuat
keputusan dipegang para ahli/perencana, sedangkan masyarakat hanya diberikan
sedikit peran, biasanya hanya dalam bentuk public hearing yang sifatnya
serimonial.
2. Disjointed Inkremental
Didasarkan pada kemampuan institusi
dan kinerja personalnya. Bersifat desentralisasi dan tidak cocok untuk jangka
panjang. Jadi perencanaan ini menekankan perencanaan dalam jangka pendek saja.
Yang dimaksud dengan desentralisasi pada teori ini adalah si perencana dalam
merencanakan objek tertentu dalam lembaga pendidikan, selalu mempertimbangkan
faktor-faktor lingkungan.
ü Keunggulannya
adalah :
Model perencanaan incremental banyak
digunakan saat ini karena tidak memerlukan banyak informasi data dan dapat
dengan cepat dalam pengambilan keputusan. Model perencanaan incremental lebih
kepada pendekatan yang didasarkan pada pengalaman-pengalaman perencana dan
memiliki porsi rasionalitas yang lebih kecil dibandingkan pendekatan
sebelumnya.
ü Sedangkan
kelemahan perencanaan inkremental adalah :
a. perencanaan
inkremental adalah asumsinya bahwa kondisi masyarakat adalah pluralis yang
terdiri dari kelompok-kelompok kecil. Pengkritik paham incremental
memperdebatkan bahwa masyarakat didominasi oleh kelompok-kelompok tertentu yang
melakukan kompetisi tidak adil dan tidak demokratis. Dalam hal ini nantinya
kelompok masyarakat pemenang saja yang terwakili dalam perencanaan.
b. Pendekatan
inkremental tanpa mendasarkan pada efektivitas belanja setiap kegiatan yang
dilaksanakan sehingga kegiatan bersifat monoton dan banyak dijumpai penggunaan
anggaran yang tidak relevan.
Perkembangan dewasa ini banyak
aktivitas perencanaan dengan menggunakan model inkrementalis. Contoh dari
perencanaan model inkremental adalah dalam penentuan plafon belanja kota/daerah
dengan mengestimasi bahwa kenaikan anggaran belanja berkisar 10 persen pada
tahun perhitungan, hal ini mendasarkan pada realisasi anggaran pada tahun
sebelumnya dengan menyesuaikan besarnya inflasi dan jumlah penduduk.
3. Transaktif/Pembelajaran Sosial
Transactive planning merupakan
pendekatan yang difokuskan pada pengalaman masyarakat dalam mengungkapkan
permasalahan kebijakan. Pendekatan ini merupakan evolusi institusi
desentralisasi dalam membantu masyarakat mengendalikan proses sosial yang
mengatur kesejahteraannya. Menekankan pada harkat individu yang menjunjung
tinggi kepentingan pribadi dan bersifat desentralisasi, suatu desentralisasi
yang transactive yaitu berkembang dari individu ke individu secara keseluruhan.
Ini berarti penganutnya juga menekankan pengembangan individu dalam kemampuan
mengadakan perencanaan.
ü Keunggulannya
adalah :
Pendekatan transactive lebih pada
pengembangan individu dan organisasi diberi penekanan lebih, bukan hanya berupa
pencapaian tujuan yang bersifat spesifik. Proses dialog antarindividu dan
antarlembaga dalam pendekatan ini lebih diutamakan, sementara perencana
berperan sebagai mediator. Hal itu berlawanan dengan pendekatan incremental
yang lebih melekat pada pemikiran ekonomis masing-masing kepentingan individu.
ü Sedangkan
kelemahannya adalah:
Pendekatan transaktif merupakan
pendekatan yang tidak efisien dalam mengakomodasi kebutuhan kelompok marginal,
partisipasi biaya tinggi dan dalam beberapa kasus masyarakat belum siap dalam
rencana jangka panjang.
2.3. Persamaan dan Perbedaan
Pendekatan Perencanaan
Dapat disimpulkan bahwa teori-teori
tersebut mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah :
a. Mempunyai
tujuan yang sama yaitu pemecahan masalah
b. Mempunyai
obyek perencanaan yang sama yaitu manusia dan lingkungan sekitarnya.
c. Mempunyai
beberapa persyaratan data, keahlian, metode, dan mempunyai konsistensi internal
walaupun dalam penggunaannya terdapat perbedaan penitikberatan.
d. Mempertimbangkan
dan menggunakan sumberdaya yang ada dalam pencapaian tujuan
ü Sedangkan
Perbedaannya adalah :
a. Perencanaan
sinoptik lebih mempunyai pendekatan komprehensif dalam pemecahan masalah
dibandingkan perencanaan yang lain, dengan lebih mengedepankan aspek-aspek
metodologi, data dan sangat memuja angka atau dapat dikatakan komprehensif
rasional. Hal ini yang sangat minim digunakan dalam 4 pendekatan perencanaan
yang lain.
b. Perencanaan
incremental lebih mempertimbangkan peran lembaga pemerintah dan sangat
bertentangan dengan perencanaan advokasi yang cenderung anti kemapanan dan
perencanaan radikal yang juga cenderung revolusioner.
c. Perencanaan
transactive mengedepankan faktor – faktor perseorangan / individu melalui
proses tatap muka dalam salah satu metode yang digunakan, perencanaan ini
kurang komprehensif dan sangat parsial dan kurang sejalan dengan perencanaan
Sinoptik dan Incremental yang lebih komprehensif.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Dari
berbagai pemaparan diatas dapat kita ambil kesimpulan dan point
penting antara lain :
a.
Perencanaan adalah sangat
penting baik ditinjau dari sisi management maupun dari pandangan agama
islam,mengingat adanya pesan nabi Muhammad saw. Dan ayat al-qur'an yang
menekankan hal tersebut. Satu diantara pengertian perencanaan adalah suatu
proses menetapkan tujuan, mengembangkan strategi, dan menguraikan tugas dan
jadwal untuk mencapai tujuan.
b.
Diantara urgensi perencanaan adalah akan
memberikan guideline (framework) untuk mencapai tujuan masa datang.
c.
Ruang lingkup perencanaan mencakup berbagai
demensi baik waktu, spasial,tingkatan dan teknis perencanaan.
d.
Teori pendekatan perencanaan
meliputi, antara lain; sinoptik, inkremental, dan transaktif.
DAFTAR PUSTAKA
Hadi,
Sudharto P. 2001. Dimensi Lingkungan Perencanaan Pembangunan. Yogyakarta: GMU
Press.
Hudson,
Barclay M. 1979. “Comparison of Current Planning Theories: Counterparts and Contradictions”.
APA Journal, October 1979, pp. 387-398.
Wahab,
Solichin A. 1990. Analisis Kebijaksanaan, Dari Formulasi Ke Implementasi
Kebijaksanaan Negara. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar