Selasa, 17 April 2012

Makalah Filosofi Pengorganisasian


BAB I
PENDAHULUAN

            Manusia sebagai makhluk social yang selalu mencoba berinteraksi, akan selalu menemukan masalah-masalah. Namun berbagai masalah dalam berinteraksi baik antar individu, individu dan kelompok, atau interaksi antar kelompok akan dapat diminimalisasi dengan mengetahui perilaku individu dalam setip organissi.
            Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa yunani yang berarti alat. Adapun unsur-unsur yang harus ada dalam organisasi antara lain, adanya tujuan , adanya objej 2 orang atau lebih, adanya system, adanya timbal balik serta adanya aturan hukum.
            Maka dari itu organisasi dapat di artikan bahwa, sekumpulan 2 orang atau lebih yang memiliki tujuan yang sama serta adanya timbal balik dengan system atau pola yang sudah di sepakati dan adanya aturan hokum yang berlaku.


















BAB II
PEMBAHASAN

1.1  Hakikat organisasi
            Sebagai  alat administrasi dan manajemen, organisasi dapat ditinjau dari dua sudut pandangan. Pertama, organisasi dapat dipandang sebagai “wadah” di mana kegiatan-kegiatan administrasi dan manajemen dijalankan. Kedua, organisasi dapat dipandang sebagai proses dimana analisis interaction antara orang-orang yang menjadi anggota organisasi itu.
1.       Organisasi Sebagai Wadah
Sebagai wadah, organisasi adalah tempat di mana kegiatan-kegiatan administrasi dan manajemen dijalankan. Sebagai wadah organisasi bersifat “relative statis”. Memang setiap organisasi perlu memiliki suatu pola dasar struktur organisasi yang relative permanen. Tetapi meskipun demikian berbagai perkembangan, seperti semakin kompleksnya tugas-tugas yang harus dilaksanakan, berubahnya tujuan, bergantinya p mpinan, beralihnya kegiatan, semuanya dapat merupakan factor yang menuntut adanya perubahan dalam struktur suatu organisasi. Dalam hal demikian, pola dasar organisasi itu perlu dibuat atas landasan yang kuat dan pemikiran yang matang karena perubahan struktur organisasi selalu mengakibatkan “interupsi” dalam pelaksanaan tugas. Penulis dengan sengaja mempergunakan istilah “relatif statis” untuk menjelaskan organisasi sebagai wadah, karena tidak ada satu organisasi yang berkembang, tumbuh, dan maju yang  berada  dalam keadaan “absolute statis”.
1.      Organisasi sebagai Proses
Organisasi sebagai proses menyoroti interaksi antara orang-orang di dalam organisasi itu. Karenanya, organisasi sebagai proses, jauh lebih dinamis sifatnya dibandingkan dengan organisasi sebagai wadah. Organisasi sebagai proses membawa kita kepada pembahasan dua macam hubungan di dalam organisasi, yaitu hubungan “hubungan formal” yang menimbulkan formal organization dan hubungan informal yang menimbulkan informal organization.
Hubungan formal antara orang-orang dalam organisasi pada umumnya telah diatur dalam dasar hukum pendirian organisasi dan pada strukutur organisasi serta hierarki yag terdapat dalam organisasi. Hubungan formal ini biasanya tergambar dalam bagan organisasi sesuai dengan dasar hukum yag telah ditentukan. Sebaliknya, hubungan informal antara orang-orang di dalam organisasi tidak diatur dalam dasar hukum pendirian organisasi. Tidak pula terlihat dalam struktur organisasi. Juga tidak tergambar dalam bagan orgnisasi.


Dasar hubungan yang informal itu, antara lain adalah :
a.       Hubungan yang didasarkan pada personal relations
b.      Kesamaan keahlian para anggota organisasi
c.       Kesamaan kepentingan dalam organisasi
d.      Kesamaan minat dalam kegiatan-kegiatan di luar organisasi.
2.1  Prinsip-prinsip organisasi
Telah dikatakan bahwa hasil pengorganisasian ialah terciptanya suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka usaha pencapaian tujuan yang telah ditentukan, menurut rencana yang telah ditetapkan. Jika demikian halnya sukses tidaknya administrasi dan manajemen dalam melaksanakan fungsi pengorganisasiannya dapat dinilai dari kemampuannya untuk menciptakan suatu organisasi yang baik. Yang dimaksud dengan organisasi yang baik adalah suatu organisasi yang memiliki cirri-ciri (sifat-sifat) sebagai berikut :
1.      Terdapat tujuan yang jelas, tanpa adanya tujuan yang jelas, organisasi dapat diumpamakan dengan sebuah kapal yang berlayar tanpa mempunyai pelabuhan yang akan ditujunya. Tujuan bagi organisasi, analog dengan pelabuhan tujuan bagi suatu kapal.
2.      Tujuan organisasi harus dipahami oleh setiap orang di dalam organisasi.
Apabila setiap orang didalam organisasi mengetahui tujuan apa yang hendak dicapai organisasi ada beberapa hal yang dapat mereka laksanakan, yaitu :
·         Mengetahui apa yang diharapkan oleh organisasi dari mereka masing-masing
·         Dapat memahami apa yang mereka dapat harapkan dari organisasi
·         Dapat menilai apakah tujuan organisasi itu sinkron dengan tujuan mereka pribadi
·         Jika belum sinkron, mereka dapat memutuskan apakah berusaha untuk mensinkronisasikan atau tidak ataukah akan meninggalkan organisasi tersebut

3.      Tujuan organisasi harus diterima oleh setiap orang dalam organisasi.
Jika para anggota organisasi menilai tujuan yang hendak dicapai itu merupakan tujuan yang layak untuk dicapai, melalui mana tujuan mereka pribadi pun akan tercapai pula, maka mereka akan lebih mudah untuk di gerakkan memberikan pengorbanan-pegorbanan tertentu, baik dalam arti waktu, tenaga, keahlian dan kemampuan yang maksimal.
4.      Adanya kesatuan arah (unity of direction). Artinya bahwa semua kegiatan, semua sumber, semua pemikiran, keahlian, waktu dan kemampuan ditujukan hanya kepada satu arah, yaitu pencapaian tujuan dengan cara yang seefisien dan seefektif mungkin.
5.      Adanya kesatuan perintah (unity of command). Hakikat prinsip ini adalah bahwa setiap orang bawahan hanya mempunyai seorang atasan langsung kepada siapa ia memberikan laporan dan pertanggung jawaban dan dari siapa ia menerima perintah, instruksi, bimbingan dan pedoman kerja
6.      Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab seseorang. Prinsip ini sangat penting karena wewenang yang lebih besar dari tanggung jawab sering memudahkan penyalahgunaan wewenang yang lebih besar dari tanggung jawab yang lebih besar dari wewenang, didalam pelaksanaan tugas kemungkinan besar akan timbul kemacetan-kemacetan, karena seseorang tidak akan merasa “aman” itu masih dalam batas wewenangnya atau tidak. Perlu ditambahkan bahwa yang dimaksud dengan wewenang ialah hak seseorang menyuruh atau melarang orang lain bertindak , menyuruh atau melarang orang lain menggunakan sesuatu sumber dan alat. Yang dimaksud dengan tanggung jawab adalah kewajiban untuk melakukan tugas serta menggunakan alat yang telah dipercayakan kepada seseorang.
7.      Adanya pembagian tugas (distribution of work) . organisasi dalam arti filosofis adalah manifestasi kemampuan manusia untuk bekerja secara kooperatif. Karenanya, tugas-tugas yang terdapat didalam organisasi harus “dibagi-bagi” sesuai dengan kemampuan, keahlian dan bakat orang-orang didalam organisasi . Dalam hubungan ini perlu diperhatikan bahwa biasanya didalam suatu organisasi terdapat dua kelompok manusia, Yakni sebagai berikut :
a.       Kelompok manusia yang mempunyai kapasitas yang tinggi, daya kreasi yang besar serta daya prakarsa yang tinggi pula. Kepada mereka inilah diberikan tugas, tanggung jawab dan wewenang yang lebih besar dan mereka inilah yang dikembangkan karena mempunyai potensi yang belum tergali.
b.      Kelompok manusia yang tidak terlalu senang menerima tanggung jawab, yang kurang daya kreasinya serta yang inisiatifnya rendah. Pada mulanya kepada orang-orang yang demikian tidak mungkin diberi tanggung jawab apalagi wewenang yang besar. Karena mereka memerlukan bimbingan yang tepat, pendidikan dan pelatihan yang intensif , pimpinan perlu melihat dan mempelajari dalam segi-segi apa mereka ini masih dapat dikembangkan.
Implicit dalam prinsip ini termasuk pegertian bahwa kelompok pimpinan didalam organisasi harus mengetahui bakat, kapasitas dan potensi bawahannya agar pengembangan mereka menjadi lebih terarah dan efektif.
Prinsip ini menjadi sangat penting karena seperti diketahui organisasi modern yang dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat dan teknologi, memerlukan sebanyak mungkin spesialis.
8.      Struktur organisasi  harus disusun sesederhana mungkin. Sederhana mungkin disini berarti sesuai dengan kebutuhan dan memudahkan koordinasi, pengawasan, dan pengendalian.
9.      Pola dasar organisasi harus relatif permanen. Meskipun struktur organisasi dapat dan memang harus diubah sesuai dengan tuntutan perkembangan, kemajuan/kemunduran, sifat tugas yang lain, karena tujuan terpaksa diubah atau oleh factor-faktor lain, fleksibilitas dalam penyesuaian itu harus jangan bersifat mendasar. Oleh karenanya pola dasar struktur organisasi perlu dibuat/sedemikian rupa sehingga tidak perlu sering diubah.
10.  Adanya jaminan jabatan (security of tenure) . hal ini berarti bahwa kelompok pimpinan tidak boleh memperlakukan bawahannya dengan semena-mena, misalnya dalam bentuk pemecatan tanpa alasan yang kuat.
11.  Imbalan yang diberikan kepada setiap orang harus setimpal dengan jasa yang diberikan. Setimpal disini berarti sesuai dengan sifat jasa yang diberikan. Tetapi juga berarti bahwa balas jasa yang diberikan kepada karyawan harus dapat menjamin tingkat hidup yang normal, berlaku bagi masyarakat dimana karyawan itu hidup.
12.  Penempatan orang yang sesuai dengan keahliannya.

3.1  Bentuk-bentuk organisasi
karena organisasi adalah sesuatu yang dinamis, yang menyesuaikan kedinamisannya, dengan masyarakat, maka sekarang ini dikenal lima macam bentuk organisasi. Masing-masing bentuk inimempunyai kekuatan dan kelamahan sendiri-sendiri. Kelima bentu organisasi itu, sebagai berikut:
1.      Organisasi lini (line organization);
2.      Organisasi lini dan staff (line and staff organization);
3.      Organisasi fungsional (functional organization);
4.      Organisasi tipe panitia (commitee type of organization)
5.      Organisasi matriks (matrix organization).

1.     Organisasi lini
Bentuk ini memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a.       Organisasi kecil;
b.      Umlah karyawannya sedikit;
c.       Pemilik biasanya menadi pimpinan tertinggi di dalam organisasi;
d.      Hubungan kera antara pimpinan dan para bawahan pada umumnya masih bersifat langsung (face to face relationship);
e.       Tingkat spesialisasi yang dibutuhkan masih sangat rendah;
f.       Semua anggota organisasi masih kenal satu sama lain;
g.      Tujuan yang hendak dicapai masih sederhana;
h.      Alat-alat yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan masih sederhana;
i.        Struktur organisasi masih sederhana;
j.        Produksi yang dihasilkan belum beraneka ragam (diversified).
Karena sifat organisasi lini yang masih serba kecil dan sederhana itu, maka adabeberapa kebaikan bentuk ini, meskipun ada pula keburukan-keburukannya.
Bentuk organisasi lini mempunyai kebaikan-kebaikan, antara lain sebagai berikut.
a.       Proses pengambilan keputusan dapat berjalan dengan cepat karena umlah orang yang perlu diajak berkonsultasi masih sedikit.
b.      Rasa solidaritas para anggota organisasi pada umumnya masih besar karena masih saling mengenal.
c.       Disiplin biasanya masih tinggi.
Beberapa keburukan bentuk organisasi ini ialah sebagai berikut.
1)      Tujuan organisasi identik dengan atau paling sedikit didasarkan atas tujuan pribadi pimpinan tertinggi dalam organisasi.
2)      Kecenderungan bagi pimpinan organisasi untuk bertindak diktatoris/otokratis cukup besar karena organisasi dipandang sebagai milik pribadi dan oleh karenanya kemauannyalah yang harus dituruti.
3)      Seluruh organisasi terlalu bergantung pada seseorang sehingga jika seseorang itu tidak mampu melaksanakan tugasnya, maka seluruh organisasi itu terancam oleh ketidaklangsungan kehidupannya.
4)      Kesempatan bagi para karyawan untuk mengembangkan spesialisasi sangat terbatas.
Kiranya tidak terlalu sukar untuk mengerti bahwa tipe itu kurang sesuai untuk organisasi yang komples, besarnya ukuran organisasi, dan banyaknya spesialisasi yang di tuntut.
2.     Organisasi Lini dan Staff
Organisasi lini dan staf mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a.       Organisasinya besar dan kompleks.
b.      Jumlah karyawannya banyak.
c.       Hubungan kerja yang bersifat langsung (face to face) tidak mungkin lagi bagi seluruh anggota organisasi.
d.      Terdapat dua kelompok besar manusia di dalam organisasi, yaitu
1.      Sekelompok orang-orang yang melaksanakan tugas-tugas pokok organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang disebut orang-orang lini (line personnel),
2.      Orang-orang yang sifat tugasnya menunang tugas-tugas pokok, baik karena keahliannya, yang berarti bersifat menasihati, maupun yang memberikan jasa-jasa kepada unit-unit operasional dalam bentuk auxilary services, seperti kegiatan di bidang kepegawaian, keuangan, ketatausahaan umum, arsip dan ekspedisi, kendaraan, peralatan dan perlengkapan kantor, dan sebagainya. Orang-orang inilah yang biasa disebut orang-orang staff (staff personnel) yang melaksanakan fungsi-fungsi staf (staff function). Orang-orang staf ini digolongkan kepada dua golongan besar, yaitu para penasihat (advisors) dan auxillary personnel.
e.       Spesialisasi yang beraneka ragam diperlukan dan dipergunakan secara maksimal.
Bentuk organisasi ini pada mulanya dikembangkan di Eropa dan dipelopori oleh golongan militer. Sebagaimana diketahui personel dalam organisasi militer. Dibagi menjadi dua golongan, yaitu
a.       Pasukan tempur yang dikirim ke garis depan untuk bertempur, yang berarti melakukan tugas pokok, dan
b.      Orang-orang staf yang menyediakantenaga, keuangan material, perbekalan, dan kebutuhan penunjang lainnya.
Adapun kebaikan-kebaikan tipe organisasi ini, antara lain sebagai berikut.
a.       Adanya tugas yang jelas antara orang-orang yang melaksanakan tugas-tugas penunjang.
b.      Bakat yang berbeda-beda dari para anggota organisasi dapat dikembangkan menjadi suatu spesialisasi.
c.       Koordinasi mudah dijakan dalam sedtiap kelompok dari kedua golongan karyawan itu.
d.      Disiplin serta moral biasanya tinggi karena tugas yang dilaksanakan oleh seorang sesuiai dengan bakat, keahlian, pendidikan, dan pengalamannya.
e.       Penerapan prinsip the right man on the right place lebih mudah  dijalankan.
f.       Bentuk organisasi ini dapat dipergunakan oleh setiap organisasi yang bagaimanapun besarnya, apapun tujuannya, dan betapa kompleks pun struktur organisasinya.
Meskipun banyak kebaikan-kebaikan, bentuk ini tidak lepas pula dari keburukan-keburukan tertentu, seperti berikut.
1.      Bagi para pelaksana tingkat operasional tidak selalu jelas yang mana perintah, yang mana nasihat. Artinya, orang-orang lini dihadapkan kepada dua macam “atasan”. Pertama, atasan yang telah ditentukan dalam line of command yang mempunyai hak memerintah  (line authority). Kedua para pelaksana operasional itu dihadapkan pula kepada pimpinan staf yang meskipun hanya berhak memberikan nasihat, perlu pula ditaati kare3na nasihat itu didasarkan kepada keahlian dan wewenang fungsional (functional authority).
2.      Pemerintah dari hierarki lini tidak selalu seirama dengan nasihat dari hierarki staf, karena belum tentu kedua macam hierarki ini memandang sesuatu hal dengan persepsi yang sama.
Meskipun demikian kiranya untuk zaman modern sekarang ini bentuke line and staff inilah yang dipandang terbaik karen lebih dapat memenuhi kebutuhan yang sangat kompleks sekalipun.



3.       Organisasi Fungsional (functional organization)
Organisasi fungsional adalah suatu organisasi yang didalamnya tidak terlalu menekankan pada hierarki struktural akan tetapi lebih banyak didasarkan kepada sifat dan macam fungsi yang perlu dijalankan.
Adapun kebaikan-kebaikan bentuk ini antara lain:
a.       Spesialisasi para karyawannya dipergunakan semaksimal mungkin;
b.      Solidaritas antar orang-orang yang menalankan fungsi yang sama pada umumnya tinggi.
c.       Moral serta disiplin orang-orang yaang sama pada umumnya tinggi;
d.      Koordinasi orang-orang pada satu fungsi umumnya mudah dijalankan
bentuk ini mempunyai pula keburukan-keburukan tersebut seperti
a.       Orang terrlalu menspesialisasikan diri pada bidang tertentu, sehinga sukar untuk mengaadakan tour of duty and tour of area tanpa melalui pendidikan yang intensif terlebih dahulu.
b.      Orang-orang yang berhgerak dalam suatu bidang fungsi tertentu terlalu mementingkan fungsinya saja, sehingga koordinasi yang bersifat menyeluruh sukar unruk dijalankan.
4.  Organisasi tipe panitia
Bentuk organisasi ini adalah bentuk yang mana pimpinan dan para pelaksana terbentuk dalam kelompok-kelompok. Artinya pada tingkat pimpinan keselurhan unsur pimpinan menjadi panitia dan para pelaksana dibagi-bagi dalam kelompok-kelompok yang bersifat task  force.
Dalam kehidupan berorganisasi salah satu prinsip yang dipegang teguh ialah semua tugas yang ada harus “terbagi habis” secara lembaga. Akan tetapi, dapat timbul dua macam situasi yang berakibat prinsip tersebut tidak dapat diterapkan. Pertama, timbul tugas baru yang tidak  segera dapat dilembagakan. Kedua, timbul tugas yang hanya akan berlangsung sekali tetapi sifatnya sangat penting. Kedua jenis situasi tersebut membenarkan penggunaan tipe panitia (adhocracy).
Bentuk ini pun tidak pernah populer ia mempunyai ciri-ciri seperti berikut:
a.       Tugas kepemimpinan dilaksanakan secara  kolektif oleh sekelompok orang.
b.      Semua anggota pimpinan mempunyai hak, wewenang, dan tanggung jawab yang sama.
c.       Para pelaksana dikelompokkan menurut tugas-tugas yang harus dilakukan dalam bentuk task force.
Adapun kebaikan bentuk ini antara lain sebagai berikut:
a.       Keputusan yang diambil pada umumnya tepat karena selalu dibicarakan secara  kolektif terlebih dahulu.
b.      kemungkinan bagi seseorang untuk bertindak diktatorial sangat kecil.
c.       Usaha yang kooperatif dikalangan bawahan lebih mudah dibina.
Keburukan-keburukan bentuk ini yang pokok anatara lain sebagai berikut:
1.      Proses pengambilan keputusan berjalan sangat lambat karena segala sesuatunya  harus dibicarakan terlebih dahulu.
2.      Dalam hal timbulnya kemacetan, tidak ada satu orangpun yang dapat diminta pertanggungjawabannya lebih daripada yang lain
3.      Para pelaksana sering bingung karena perintah tidak datang dari satu orang, akan tetapi dari beberapa orang.
4.      Daya kreasi pelaksana operasional tidak dapat menonol karena semua pelaksanaan didasarkan kepada kolektifitas.
5.       Organisasi Matriks
Salah satu inovasi baru dalam bidang organisasi ialah “ditemukannya” tipe organisasi yang dikenal dengan organisasi yang dikenal matriks. Pada dasarnya, organisasi matriks menggambarkan dua hal sekaligus, yaitu fungsi-fungsi yang diselenggarakan oleh organisasi dan produk yang dihasilkannya. Organisasi matriks disebut sebagai suatu inovasi karena tipe organisasi ini memanfaatkan kekuatan tipe-tipe organisasi lain dan sekaligus mengelakan kelemahan organisasi matriks terletak pada kenyataan bahwa seorang karyawan medmpunyai dua atasan langsung sekaligus yaitu pimpinan kelompok spesialis dan satuan kerja struktur.
4.1 Faktor manusia dalam organisasi
            Faktor manusia merupakan faktor perangsang ke arah tercapainya tujuan organisasi secara efisien dan ekonomis dalamhal demikian, manusia merupakan model terpenting bagi organisasi. Karenanya tidak berlebihan kiranya apabila ditekankan di sini bahwa pelaksanaan pengorganisasian pada hakikatnya harus bertitik tolak dari pentingnya menjadikan manusia itu sebagai unsur perangsang dan mengurangi kemungkinan timbulnya peranan manusia yang merusak organisasi.





BAB III
5.1 Kesimpulan
            Pengorganisasian merupakan proses pengelompokkan  orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
            Hakikat Organisasi :
·         Organisasi sebagai Wadah
·         Organisasi sebagai proses
Bentuk-bentuk Organisasi :
·         Organisasi Lini
·         Organisasi Lini dan Staf
·         Organisasi Fungsional
·         Organisasi Tipe panitia
Pelaksanaan pengorganisasian pada hakikatnya harus bertitik tolak dari pentingnya menjadikan manusia itu sebagai unsur perangsang dan mengurangi kemungkinan timbulnya peranan manusia yang merusak organisasi.













Daftar Pustaka

1.      Siagian P.Sondang, Filsafat Administrasi, bumi aksara, Jakarta 2008
2.      Robbins P. Stephen, Perilaku Organisasi, pt indeks kelompok Gramedia, Jakarta 2006
3.      Winardi J Dr, Teori Organisasi dan Pengorganisasian, rajawali press, Jakarta 2005
4.      Hasibuan S.P Malayu, organisasi dan motivasi: dasar peningkatan produktivitas, bumi aksara, Jakarta 2007

1 komentar: