BAB I
PENDAHULUAN
Manusia sebagai makhluk social yang
selalu mencoba berinteraksi, akan selalu menemukan masalah-masalah. Namun
berbagai masalah dalam berinteraksi baik antar individu, individu dan kelompok,
atau interaksi antar kelompok akan dapat diminimalisasi dengan mengetahui
perilaku individu dalam setip organissi.
Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa yunani yang berarti
alat. Adapun unsur-unsur yang harus ada dalam organisasi antara lain, adanya
tujuan , adanya objej 2 orang atau lebih, adanya system, adanya timbal balik
serta adanya aturan hukum.
Maka dari itu organisasi dapat di
artikan bahwa, sekumpulan 2 orang atau lebih yang memiliki tujuan yang sama
serta adanya timbal balik dengan system atau pola yang sudah di sepakati dan
adanya aturan hokum yang berlaku.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.1 Hakikat
organisasi
Sebagai alat administrasi dan manajemen, organisasi
dapat ditinjau dari dua sudut pandangan. Pertama, organisasi dapat dipandang
sebagai “wadah” di mana kegiatan-kegiatan administrasi dan manajemen
dijalankan. Kedua, organisasi dapat dipandang sebagai proses dimana analisis
interaction antara orang-orang yang menjadi anggota organisasi itu.
1. Organisasi Sebagai Wadah
Sebagai wadah,
organisasi adalah tempat di mana kegiatan-kegiatan administrasi dan manajemen
dijalankan. Sebagai wadah organisasi bersifat “relative statis”. Memang setiap
organisasi perlu memiliki suatu pola dasar struktur organisasi yang relative
permanen. Tetapi meskipun demikian berbagai perkembangan, seperti semakin
kompleksnya tugas-tugas yang harus dilaksanakan, berubahnya tujuan, bergantinya
p mpinan, beralihnya kegiatan, semuanya dapat merupakan factor yang menuntut
adanya perubahan dalam struktur suatu organisasi. Dalam hal demikian, pola
dasar organisasi itu perlu dibuat atas landasan yang kuat dan pemikiran yang
matang karena perubahan struktur organisasi selalu mengakibatkan “interupsi”
dalam pelaksanaan tugas. Penulis dengan sengaja mempergunakan istilah “relatif
statis” untuk menjelaskan organisasi sebagai wadah, karena tidak ada satu
organisasi yang berkembang, tumbuh, dan maju yang berada dalam keadaan “absolute statis”.
1. Organisasi
sebagai Proses
Organisasi sebagai
proses menyoroti interaksi antara orang-orang di dalam organisasi itu.
Karenanya, organisasi sebagai proses, jauh lebih dinamis sifatnya dibandingkan
dengan organisasi sebagai wadah. Organisasi sebagai proses membawa kita kepada
pembahasan dua macam hubungan di dalam organisasi, yaitu hubungan “hubungan
formal” yang menimbulkan formal organization dan hubungan informal yang
menimbulkan informal organization.
Hubungan formal antara
orang-orang dalam organisasi pada umumnya telah diatur dalam dasar hukum
pendirian organisasi dan pada strukutur organisasi serta hierarki yag terdapat
dalam organisasi. Hubungan formal ini biasanya tergambar dalam bagan organisasi
sesuai dengan dasar hukum yag telah ditentukan. Sebaliknya, hubungan informal
antara orang-orang di dalam organisasi tidak diatur dalam dasar hukum pendirian
organisasi. Tidak pula terlihat dalam struktur organisasi. Juga tidak tergambar
dalam bagan orgnisasi.
Dasar hubungan yang
informal itu, antara lain adalah :
a. Hubungan
yang didasarkan pada personal relations
b. Kesamaan
keahlian para anggota organisasi
c. Kesamaan
kepentingan dalam organisasi
d. Kesamaan
minat dalam kegiatan-kegiatan di luar organisasi.
2.1 Prinsip-prinsip organisasi
Telah dikatakan bahwa
hasil pengorganisasian ialah terciptanya suatu organisasi yang dapat digerakkan
sebagai suatu kesatuan dalam rangka usaha pencapaian tujuan yang telah
ditentukan, menurut rencana yang telah ditetapkan. Jika demikian halnya sukses
tidaknya administrasi dan manajemen dalam melaksanakan fungsi
pengorganisasiannya dapat dinilai dari kemampuannya untuk menciptakan suatu organisasi
yang baik. Yang dimaksud dengan organisasi yang baik adalah suatu organisasi
yang memiliki cirri-ciri (sifat-sifat) sebagai berikut :
1. Terdapat
tujuan yang jelas, tanpa adanya tujuan yang jelas, organisasi dapat diumpamakan
dengan sebuah kapal yang berlayar tanpa mempunyai pelabuhan yang akan
ditujunya. Tujuan bagi organisasi, analog dengan pelabuhan tujuan bagi suatu
kapal.
2. Tujuan
organisasi harus dipahami oleh setiap orang di dalam organisasi.
Apabila setiap orang
didalam organisasi mengetahui tujuan apa yang hendak dicapai organisasi ada
beberapa hal yang dapat mereka laksanakan, yaitu :
·
Mengetahui apa yang diharapkan oleh
organisasi dari mereka masing-masing
·
Dapat memahami apa yang mereka dapat
harapkan dari organisasi
·
Dapat menilai apakah tujuan organisasi
itu sinkron dengan tujuan mereka pribadi
·
Jika belum sinkron, mereka dapat
memutuskan apakah berusaha untuk mensinkronisasikan atau tidak ataukah akan
meninggalkan organisasi tersebut
3. Tujuan
organisasi harus diterima oleh setiap orang dalam organisasi.
Jika para anggota organisasi
menilai tujuan yang hendak dicapai itu merupakan tujuan yang layak untuk
dicapai, melalui mana tujuan mereka pribadi pun akan tercapai pula, maka mereka
akan lebih mudah untuk di gerakkan memberikan pengorbanan-pegorbanan tertentu,
baik dalam arti waktu, tenaga, keahlian dan kemampuan yang maksimal.
4. Adanya
kesatuan arah (unity of direction). Artinya bahwa semua kegiatan, semua sumber,
semua pemikiran, keahlian, waktu dan kemampuan ditujukan hanya kepada satu
arah, yaitu pencapaian tujuan dengan cara yang seefisien dan seefektif mungkin.
5. Adanya
kesatuan perintah (unity of command). Hakikat prinsip ini adalah bahwa setiap
orang bawahan hanya mempunyai seorang atasan langsung kepada siapa ia
memberikan laporan dan pertanggung jawaban dan dari siapa ia menerima perintah,
instruksi, bimbingan dan pedoman kerja
6. Adanya
keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab seseorang. Prinsip ini sangat
penting karena wewenang yang lebih besar dari tanggung jawab sering memudahkan
penyalahgunaan wewenang yang lebih besar dari tanggung jawab yang lebih besar
dari wewenang, didalam pelaksanaan tugas kemungkinan besar akan timbul
kemacetan-kemacetan, karena seseorang tidak akan merasa “aman” itu masih dalam
batas wewenangnya atau tidak. Perlu ditambahkan bahwa yang dimaksud dengan
wewenang ialah hak seseorang menyuruh atau melarang orang lain bertindak ,
menyuruh atau melarang orang lain menggunakan sesuatu sumber dan alat. Yang
dimaksud dengan tanggung jawab adalah kewajiban untuk melakukan tugas serta
menggunakan alat yang telah dipercayakan kepada seseorang.
7. Adanya
pembagian tugas (distribution of work) . organisasi dalam arti filosofis adalah
manifestasi kemampuan manusia untuk bekerja secara kooperatif. Karenanya,
tugas-tugas yang terdapat didalam organisasi harus “dibagi-bagi” sesuai dengan
kemampuan, keahlian dan bakat orang-orang didalam organisasi . Dalam hubungan
ini perlu diperhatikan bahwa biasanya didalam suatu organisasi terdapat dua
kelompok manusia, Yakni sebagai berikut :
a. Kelompok
manusia yang mempunyai kapasitas yang tinggi, daya kreasi yang besar serta daya
prakarsa yang tinggi pula. Kepada mereka inilah diberikan tugas, tanggung jawab
dan wewenang yang lebih besar dan mereka inilah yang dikembangkan karena
mempunyai potensi yang belum tergali.
b. Kelompok
manusia yang tidak terlalu senang menerima tanggung jawab, yang kurang daya
kreasinya serta yang inisiatifnya rendah. Pada mulanya kepada orang-orang yang
demikian tidak mungkin diberi tanggung jawab apalagi wewenang yang besar.
Karena mereka memerlukan bimbingan yang tepat, pendidikan dan pelatihan yang
intensif , pimpinan perlu melihat dan mempelajari dalam segi-segi apa mereka
ini masih dapat dikembangkan.
Implicit dalam prinsip
ini termasuk pegertian bahwa kelompok pimpinan didalam organisasi harus
mengetahui bakat, kapasitas dan potensi bawahannya agar pengembangan mereka
menjadi lebih terarah dan efektif.
Prinsip ini menjadi
sangat penting karena seperti diketahui organisasi modern yang dipengaruhi oleh
perkembangan masyarakat dan teknologi, memerlukan sebanyak mungkin spesialis.
8. Struktur
organisasi harus disusun sesederhana
mungkin. Sederhana mungkin disini berarti sesuai dengan kebutuhan dan
memudahkan koordinasi, pengawasan, dan pengendalian.
9. Pola
dasar organisasi harus relatif permanen. Meskipun struktur organisasi dapat dan
memang harus diubah sesuai dengan tuntutan perkembangan, kemajuan/kemunduran,
sifat tugas yang lain, karena tujuan terpaksa diubah atau oleh factor-faktor
lain, fleksibilitas dalam penyesuaian itu harus jangan bersifat mendasar. Oleh
karenanya pola dasar struktur organisasi perlu dibuat/sedemikian rupa sehingga
tidak perlu sering diubah.
10. Adanya
jaminan jabatan (security of tenure) . hal ini berarti bahwa kelompok pimpinan
tidak boleh memperlakukan bawahannya dengan semena-mena, misalnya dalam bentuk
pemecatan tanpa alasan yang kuat.
11. Imbalan
yang diberikan kepada setiap orang harus setimpal dengan jasa yang diberikan.
Setimpal disini berarti sesuai dengan sifat jasa yang diberikan. Tetapi juga
berarti bahwa balas jasa yang diberikan kepada karyawan harus dapat menjamin
tingkat hidup yang normal, berlaku bagi masyarakat dimana karyawan itu hidup.
12. Penempatan
orang yang sesuai dengan keahliannya.
3.1 Bentuk-bentuk
organisasi
karena
organisasi adalah sesuatu yang dinamis, yang menyesuaikan kedinamisannya,
dengan masyarakat, maka sekarang ini dikenal lima macam bentuk organisasi.
Masing-masing bentuk inimempunyai kekuatan dan kelamahan sendiri-sendiri.
Kelima bentu organisasi itu, sebagai berikut:
1.
Organisasi lini (line organization);
2.
Organisasi lini dan staff (line and staff organization);
3.
Organisasi fungsional (functional organization);
4.
Organisasi tipe panitia (commitee type of organization)
5.
Organisasi matriks (matrix organization).
1. Organisasi lini
Bentuk
ini memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a. Organisasi
kecil;
b. Umlah
karyawannya sedikit;
c. Pemilik
biasanya menadi pimpinan tertinggi di dalam organisasi;
d. Hubungan
kera antara pimpinan dan para bawahan pada umumnya masih bersifat langsung (face to face relationship);
e. Tingkat
spesialisasi yang dibutuhkan masih sangat rendah;
f. Semua
anggota organisasi masih kenal satu sama lain;
g. Tujuan
yang hendak dicapai masih sederhana;
h. Alat-alat
yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan
masih sederhana;
i.
Struktur organisasi masih sederhana;
j.
Produksi yang dihasilkan belum beraneka
ragam (diversified).
Karena sifat organisasi lini yang masih serba
kecil dan sederhana itu, maka adabeberapa kebaikan bentuk ini, meskipun ada
pula keburukan-keburukannya.
Bentuk organisasi lini mempunyai
kebaikan-kebaikan, antara lain sebagai berikut.
a. Proses
pengambilan keputusan dapat berjalan dengan cepat karena umlah orang yang perlu
diajak berkonsultasi masih sedikit.
b. Rasa
solidaritas para anggota organisasi pada umumnya masih besar karena masih
saling mengenal.
c. Disiplin
biasanya masih tinggi.
Beberapa keburukan bentuk organisasi ini
ialah sebagai berikut.
1) Tujuan
organisasi identik dengan atau paling sedikit didasarkan atas tujuan pribadi
pimpinan tertinggi dalam organisasi.
2) Kecenderungan
bagi pimpinan organisasi untuk bertindak diktatoris/otokratis cukup besar
karena organisasi dipandang sebagai milik pribadi dan oleh karenanya
kemauannyalah yang harus dituruti.
3) Seluruh
organisasi terlalu bergantung pada seseorang sehingga jika seseorang itu tidak
mampu melaksanakan tugasnya, maka seluruh organisasi itu terancam oleh
ketidaklangsungan kehidupannya.
4) Kesempatan
bagi para karyawan untuk mengembangkan spesialisasi sangat terbatas.
Kiranya
tidak terlalu sukar untuk mengerti bahwa tipe itu kurang sesuai untuk
organisasi yang komples, besarnya ukuran organisasi, dan banyaknya spesialisasi
yang di tuntut.
2. Organisasi Lini dan Staff
Organisasi
lini dan staf mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a.
Organisasinya besar dan kompleks.
b.
Jumlah karyawannya banyak.
c.
Hubungan kerja yang bersifat langsung (face to face) tidak mungkin lagi bagi
seluruh anggota organisasi.
d.
Terdapat dua kelompok besar manusia di
dalam organisasi, yaitu
1. Sekelompok
orang-orang yang melaksanakan tugas-tugas pokok organisasi dalam rangka
pencapaian tujuan yang disebut orang-orang lini (line personnel),
2. Orang-orang
yang sifat tugasnya menunang tugas-tugas pokok, baik karena keahliannya, yang
berarti bersifat menasihati, maupun yang memberikan jasa-jasa kepada unit-unit
operasional dalam bentuk auxilary
services, seperti kegiatan di bidang kepegawaian, keuangan, ketatausahaan
umum, arsip dan ekspedisi, kendaraan, peralatan dan perlengkapan kantor, dan
sebagainya. Orang-orang inilah yang biasa disebut orang-orang staff (staff personnel) yang melaksanakan
fungsi-fungsi staf (staff function). Orang-orang
staf ini digolongkan kepada dua golongan besar, yaitu para penasihat (advisors) dan auxillary personnel.
e.
Spesialisasi yang beraneka ragam
diperlukan dan dipergunakan secara maksimal.
Bentuk
organisasi ini pada mulanya dikembangkan di Eropa dan dipelopori oleh golongan
militer. Sebagaimana diketahui personel dalam organisasi militer. Dibagi
menjadi dua golongan, yaitu
a.
Pasukan tempur yang dikirim ke garis
depan untuk bertempur, yang berarti melakukan tugas pokok, dan
b.
Orang-orang staf yang menyediakantenaga,
keuangan material, perbekalan, dan kebutuhan penunjang lainnya.
Adapun
kebaikan-kebaikan tipe organisasi ini, antara lain sebagai berikut.
a.
Adanya tugas yang jelas antara
orang-orang yang melaksanakan tugas-tugas penunjang.
b.
Bakat yang berbeda-beda dari para anggota
organisasi dapat dikembangkan menjadi suatu spesialisasi.
c.
Koordinasi mudah dijakan dalam sedtiap
kelompok dari kedua golongan karyawan itu.
d.
Disiplin serta moral biasanya tinggi
karena tugas yang dilaksanakan oleh seorang sesuiai dengan bakat, keahlian, pendidikan,
dan pengalamannya.
e.
Penerapan prinsip the right man on the right place lebih mudah dijalankan.
f.
Bentuk organisasi ini dapat dipergunakan
oleh setiap organisasi yang bagaimanapun besarnya, apapun tujuannya, dan betapa
kompleks pun struktur organisasinya.
Meskipun
banyak kebaikan-kebaikan, bentuk ini tidak lepas pula dari keburukan-keburukan
tertentu, seperti berikut.
1.
Bagi para pelaksana tingkat operasional
tidak selalu jelas yang mana perintah, yang mana nasihat. Artinya, orang-orang
lini dihadapkan kepada dua macam “atasan”. Pertama, atasan yang telah
ditentukan dalam line of command yang
mempunyai hak memerintah (line authority). Kedua para pelaksana
operasional itu dihadapkan pula kepada pimpinan staf yang meskipun hanya berhak
memberikan nasihat, perlu pula ditaati kare3na nasihat itu didasarkan kepada
keahlian dan wewenang fungsional (functional
authority).
2.
Pemerintah dari hierarki lini tidak
selalu seirama dengan nasihat dari hierarki staf, karena belum tentu kedua
macam hierarki ini memandang sesuatu hal dengan persepsi yang sama.
Meskipun
demikian kiranya untuk zaman modern sekarang ini bentuke line and staff inilah yang dipandang terbaik karen lebih dapat
memenuhi kebutuhan yang sangat kompleks sekalipun.
3.
Organisasi
Fungsional (functional organization)
Organisasi
fungsional adalah suatu organisasi yang didalamnya tidak terlalu menekankan
pada hierarki struktural akan tetapi lebih banyak didasarkan kepada sifat dan
macam fungsi yang perlu dijalankan.
Adapun
kebaikan-kebaikan bentuk ini antara lain:
a. Spesialisasi
para karyawannya dipergunakan semaksimal mungkin;
b. Solidaritas
antar orang-orang yang menalankan fungsi yang sama pada umumnya tinggi.
c. Moral
serta disiplin orang-orang yaang sama pada umumnya tinggi;
d. Koordinasi
orang-orang pada satu fungsi umumnya mudah dijalankan
bentuk
ini mempunyai pula keburukan-keburukan tersebut seperti
a. Orang
terrlalu menspesialisasikan diri pada bidang tertentu, sehinga sukar untuk
mengaadakan tour of duty and tour of area tanpa melalui pendidikan yang
intensif terlebih dahulu.
b. Orang-orang
yang berhgerak dalam suatu bidang fungsi tertentu terlalu mementingkan
fungsinya saja, sehingga koordinasi yang bersifat menyeluruh sukar unruk
dijalankan.
4. Organisasi tipe panitia
Bentuk
organisasi ini adalah bentuk yang mana pimpinan dan para pelaksana terbentuk dalam
kelompok-kelompok. Artinya pada tingkat pimpinan keselurhan unsur pimpinan
menjadi panitia dan para pelaksana dibagi-bagi dalam kelompok-kelompok yang
bersifat task force.
Dalam
kehidupan berorganisasi salah satu prinsip yang dipegang teguh ialah semua
tugas yang ada harus “terbagi habis” secara lembaga. Akan tetapi, dapat timbul
dua macam situasi yang berakibat prinsip tersebut tidak dapat diterapkan.
Pertama, timbul tugas baru yang tidak
segera dapat dilembagakan. Kedua, timbul tugas yang hanya akan
berlangsung sekali tetapi sifatnya sangat penting. Kedua jenis situasi tersebut
membenarkan penggunaan tipe panitia (adhocracy).
Bentuk ini pun tidak pernah populer ia
mempunyai ciri-ciri seperti berikut:
a. Tugas
kepemimpinan dilaksanakan secara
kolektif oleh sekelompok orang.
b. Semua
anggota pimpinan mempunyai hak, wewenang, dan tanggung jawab yang sama.
c. Para
pelaksana dikelompokkan menurut tugas-tugas yang harus dilakukan dalam bentuk task force.
Adapun
kebaikan bentuk ini antara lain sebagai berikut:
a. Keputusan
yang diambil pada umumnya tepat karena selalu dibicarakan secara kolektif terlebih dahulu.
b. kemungkinan
bagi seseorang untuk bertindak diktatorial sangat kecil.
c. Usaha
yang kooperatif dikalangan bawahan lebih mudah dibina.
Keburukan-keburukan
bentuk ini yang pokok anatara lain sebagai berikut:
1.
Proses pengambilan keputusan berjalan
sangat lambat karena segala sesuatunya
harus dibicarakan terlebih dahulu.
2.
Dalam hal timbulnya kemacetan, tidak ada
satu orangpun yang dapat diminta pertanggungjawabannya lebih daripada yang lain
3.
Para pelaksana sering bingung karena
perintah tidak datang dari satu orang, akan tetapi dari beberapa orang.
4.
Daya kreasi pelaksana operasional tidak
dapat menonol karena semua pelaksanaan didasarkan kepada kolektifitas.
5.
Organisasi
Matriks
Salah
satu inovasi baru dalam bidang organisasi ialah “ditemukannya” tipe organisasi
yang dikenal dengan organisasi yang dikenal matriks. Pada dasarnya, organisasi
matriks menggambarkan dua hal sekaligus, yaitu fungsi-fungsi yang
diselenggarakan oleh organisasi dan produk yang dihasilkannya. Organisasi
matriks disebut sebagai suatu inovasi karena tipe organisasi ini memanfaatkan
kekuatan tipe-tipe organisasi lain dan sekaligus mengelakan kelemahan
organisasi matriks terletak pada kenyataan bahwa seorang karyawan medmpunyai
dua atasan langsung sekaligus yaitu pimpinan kelompok spesialis dan satuan
kerja struktur.
4.1
Faktor manusia dalam organisasi
Faktor manusia merupakan faktor perangsang ke arah
tercapainya tujuan organisasi secara efisien dan ekonomis dalamhal demikian,
manusia merupakan model terpenting bagi organisasi. Karenanya tidak berlebihan
kiranya apabila ditekankan di sini bahwa pelaksanaan pengorganisasian pada
hakikatnya harus bertitik tolak dari pentingnya menjadikan manusia itu sebagai
unsur perangsang dan mengurangi kemungkinan timbulnya peranan manusia yang
merusak organisasi.
BAB III
5.1
Kesimpulan
Pengorganisasian merupakan proses pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung
jawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang
dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan.
Hakikat Organisasi :
·
Organisasi sebagai Wadah
·
Organisasi sebagai proses
Bentuk-bentuk
Organisasi :
·
Organisasi Lini
·
Organisasi Lini dan Staf
·
Organisasi Fungsional
·
Organisasi Tipe panitia
Pelaksanaan
pengorganisasian pada hakikatnya harus bertitik tolak dari pentingnya
menjadikan manusia itu sebagai unsur perangsang dan mengurangi kemungkinan
timbulnya peranan manusia yang merusak organisasi.
Daftar
Pustaka
1. Siagian
P.Sondang, Filsafat Administrasi, bumi aksara, Jakarta 2008
2. Robbins
P. Stephen, Perilaku Organisasi, pt indeks kelompok Gramedia, Jakarta 2006
3. Winardi
J Dr, Teori Organisasi dan Pengorganisasian, rajawali press, Jakarta 2005
4. Hasibuan
S.P Malayu, organisasi dan motivasi: dasar peningkatan produktivitas, bumi
aksara, Jakarta 2007
semoga bermanfaat :-)
BalasHapus