BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Penilaian adalah fungsi organik administrasi dan manajemen yang terakhir.
Definisinya adalah proses pengukuran dan pembandingan hasil-hasil pekerjaan
yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai. Ada beberapa
hal yang penting diperhatikan dalam definisi tersebut, yaitu sebagai berikut:
1.
Bahwa penilaian merupakan
fungsi organik karena pelaksanaan fungsi tersebut turut menentukan mati atau
hidupnya suatu organisasi.
2.
Bahwa penilaian itu adalah
suatu proses yang berarti bahwa penilaian adalah kegiatan yang terus menerus
dilakukan oleh administrasi dan manajemen.
3.
Bahwa penilaian menunjukan
kesenjangan antara hasil pelaksanaan yang sesungguhnya dicapai dengan hasil
yang seharusnya dicapai.
Kiranya perlu dicatat juga bahwa dalam usaha
pencapaian tujuan tidak jarang terdapat jurang pemisah (gap) antara tujuan dan
hasil yang dicapai (achievement). Kiranya tidak salah jika dikatakan bahwa
tidak ada satu organisasi yang selalu mencapai tujuannya dengan 100% memuaskan.
Oleh karena itu, usaha-usaha yang serius harus dilakukan untuk :
1.
Menentukan tujuan yang
realistis dan pragmatis
2.
Menentukan standar kualitas
pekerjaan yang diharapkan.
3.
Meneliti sampai pada tingkat
apa standar yang telah ditentukan itu dapat dicapai.
4.
Mengadakan
penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan baik penyesuaian rencana, organisasi,
cara motivasi, atau pengawasan. Penyesuaian dapat pula ditunjukan terhadap
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
B.
Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, penyusun akan memberikan gambaran pembahasan-pembahasan
tentang evaluasi, antara lain:
1.
Apakah pengertian dari
evaluasi ?
2.
Apa saja yang termasuk
hakikat dari penilaian?
3.
Bagaimana hubungan fungsi
penilaian dengan fungsi-fungsi organik lainnya?
4.
Bagaimana Tahapan sebelum
mengadakan evaluasi?
5.
Bagaimana proses dari
evaluasi?
C.
Maksud dan Tujuan
Adapun
maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini, antara lain:
1.
Mengetahui pengertian dari
evaluasi (penilaian).
2.
Mengetahui hakikat penilaian
lebih dalam.
3.
Mengetahui lebih jelas
hubungan fungsi penilaian dengan fungsi organik lainnya.
4.
Mengetahui lebih dalam
tahapan sebelum mengadakan evaluasi
5.
Mengetahui proses dari
evaluasi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Evaluasi
Evaluasi berasal
dari bahasa Inggris
Evaluation yang berarti proses penilaian. Dalam perusahaan,
evaluasi dapat diartikan sebagai proses pengukuran akan
efektifitas strategi yang digunakan
dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Data yang diperoleh
dari hasil pengukuran tersebut akan digunakan sebagai analisa situasi program
berikutnya.
Evaluasi juga dapat diartikan sebagai penilaian atau
penaksiran, sedangkan menurut pengertian, istilah evaluasi merupakan kegiatan
yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan
instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh
kesimpulan. Dalam proses penilaian, dilakukan perbandingan antara
informasi-informasi yang telah berhasil dihimpun dengan kriteria tertentu,
untuk kemudian diambil keputusan atau dirumuskan kebijakan tertentu. Kriteria
atau tolak ukur yang dipegang tidak lain adalah tujuan yang sudah ditentukan
terlebih dahulu sebelum kegiatan pendidikan itu dilaksanakan. [1]
Dari aspek pelaksanaan, evaluasi
adalah keseluruhan kegiatan pengumpulan data dan informasi, pengolahan,
penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan. Evaluasi adalah kegiatan
atau proses untuk mengukur dan selanjutnya menilai sampai dimanakah tujuan yang
telah dirumuskan sudah dapat dilaksanakan. Evaluasi adalah proses memahami atau
memberi arti, mendapatkan dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi petunjuk
pihak-pihak pengambil keputusan. Secara rinci dapat disampaikan pengertian
evaluasi sebagai berikut:
1. Evaluasi
ialah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya yang
bersangkutan dengan kababilitas siswa, guna mengetahui sebab akibat dan hasil
belajar.
2. Dalam
rangka pengembangan sistem instruksional, evaluasi merupakan suatu kegiatan
untuk menilai seberapa jauh program telah telah berjalan seperti yang telah
direncanakan.
3.
Evaluasi sebagai suatu alat untuk
menentukan apakah tujuan pendidikan dan apakah proses dalam pengembangan ilmu
telah berada dijalan yang diharapkan.
Evaluasi adalah suatu kegiatan yang
direncanakan dengan cermat dan merupakan bagian yang integral dari kegiatan
program/pendidikan. Evaluasi merupakan proses yang sistematis mulai dari
menentukan tujuan (objektif) sampai menentukan keputusan, dimana prosesnya
diawali dengan menentukan sasaran (objek) yang akan dievaluasi, menentukan
instrumen (alat ukur), cara mengukur, mencatat data, menganalisis,
menginterpretasi hasil analisis, mengambil kesimpulan dan menetapkan keputusan.
B.
Hakikat Penilaian
Secara filosofis dapat dikatakan bahwa sesuatu yang sudah
berhenti tumbuh dan berkembang sudah mulai mengarah kepada kematian. Demikian
juga halnya dengan organisasi. Suatu organisasi yang tidak tumbuh dan
berkembang sudah mulai menuju kepada kehancuran. Yang dimaksud tumbuh dan
berkembang disini terutama berarti :
1. Organisasi semakin mampu
meningkatkan produktivitasnya
2. Tidak berhenti pada suatu status quo
efisiensi
3. Semakin terlihat adanya organization
performance yang semakin efisien
4. Semakin kurang di ombang-ambingkan
oleh up and down situasi sekelilingnya
5. Dengan cepat dapat mengambil manfaat
dari perkembangan diluar organisasi, terutama perkembangan dibidang tekhnologi.
Selain
itu, suatu proses biasanya dapat dibagi menjadi beberapa fase yang independent.
Suatu fase yang independent adalah suatu fase yang dapat dipandang sebagai
sesuatu yang bulat dan berdiri sendiri, meskipun tidak terlepas dari fase
sebelumnya maupun fase sesudahnya. Malahan kegunaan dan kebulatan suatu fase
dalam suatu proses harus mencerminkan apa yang telah terjadi di masa yang lalu
(pada fase sebelumnya) dan apa yang diduga akan terjadi dalam fase yang
berikutnya. [2]
Kebulatan
suatu fase dapat dilihat dari segi berikut :
1. Jangka waktu tertentu kapan fase itu
diselesaikan, misalnya rencana pembangunan lima tahun.
2. Jumlah biaya yang dipergunakan untuk
melakukan kegiatan-kegiatan pada satu fase tertentu.
3. Jumlah tenaga yang diperuntukan
menyelesaikan satu fase kegiatan tertentu.
4. Peralatan dan perlengkapan yang
telah disisihkan untuk suatu kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam satu fase
tertentu.
5. Kombinasi dari keempat faktor
tersebut diatas. Memang keempat faktor tersebut diatas biasanya digabungkan
menjadi satu kesatuan yang bulat yang dipergunakan untuk sesuatu yang bulat.
Dengan perkataan lain, meskipun
administrasi dan manajemen adalah sesuatu proses, tetapi penahapan perlu ada,
dan memang selalu ada, ditinjau dari berbagai segi yang telah dijelaskan
dimuka. Pada satu fase yang bulat itulah penilaian diadakan, setelah fase itu
selesai dikerjakan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hakikat dari penilaian
itu adalah sebagai berikut:
1. Penilaian ditujukan kepada satu fase
tertentu dalam satu proses setelah fase itu seluruhnya selesai dikerjakan.
2. Penilaian bersifat korektif terhadap
fase yang telah selesai dikerjakan itu.
3. Penilaian bersifat prescriptive.
Sesuatu yang bersifat prescriptive adalah yang bersifat “mengobati”.
4. Penilaian ditujukan kepada
fungsi-fungsi organik lainnya.
C.
Hubungan
Fungsi Penilaian dengan Fungsi-Fungsi Organik Lainnya
Penilaian,
sebagaimana halnya dengan fungsi-fungsi organik administrasi dan manejemn yang
lain, dilakukan pada dua tingkatan konsepsional. Pertama, pada tingkat administrasi dilakukan administrative
evaluating yang bersifat menyeluruh dan mencakup semua tingkatan hierarki dan
aspek kegiatan, Kedua, pada tingkatan
manajemen terutama middle and supervisory management dilakukan manjerial
evaluating. Majerial evaluating lebih sempit ruang lingkupnya jika dibandingkan
dengan administrative evaluating karena tertuju pada hierarki yang bersifat
departemental atau sektoral dan menyangkut kegiatan-kegiatan yang hanya
bersifat departmental dan sektoral pula.
Dalam rangka
pertumbuhan dan perkembangan suatu organisasi, pimpinan dan semua orang dalam
organisasi tidak boleh berhenti dalam usahanya mencari jalan ke arah
pertumbuhan dan perkembangan yang lebih pesat. Kalau berhenti menjajaki
kemungkinan pertumbuhan perkembangan yang lebih pesat maka akan timbul
stagnasi. Biasanya stagnasi adalah permulaan kehancuran suatu organisasi. Oleh
karena itu pentingnya fungsi penilaian akan lebih jelas terlihat jika hubungan
antara fungsi penilaian itu dan fungsi organik lainnya dipelajari dan dipahami.
Ditinjau dari segi
hubungan ini, barangkali dapat dikatakan bahwa fungsi penilaian lebih penting
dari fungsi-fungsi organik yang lain. Sebabnya ialah bahwa melalui fungsi
penilaian, akan ditemukan jawaban pertanyaan “Mengapa”. Misalnya mengapa
rencana tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan keputusan yang telah diambil.
Atau, mengapa organsisasi tidak dapat berjalan dengan lancar?.
Karena
fungsi penilaian berusaha untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan “mengapa”
maka penilaian itu ditujukan kepada semua orang di dalam organisasi yang
mencakup semua aspek kegiatan, semua peralatan dan peralatan, semua sistem dan
prosedur kerja, serta semua hubungan antara unit-unit organisasi dan antara
orang-orang di dalam organisasi.[3]
1.
Penilaian
dan Pengawasan
Penilaian
ditujukan kepada fungsi perencanaan. Artinya, rencana yang telah dibuat, baik
dalam rangka keseluruhan maupun khusus bagi fase yang baru diselesaikan,
diteliti apakah rencana itu sudah merupakan faktor pendorong ke arah
peningkatan efisiensi serta pertumbuhan yang lebih baik ataukah rencana itu
merupakan faktor penghalang.
Jika
rencana yang telah ada sudah merupakan
faktor pendorong, perlu dinilai juga rencana itu untuk melihat apakah
rencana itu tidak dapat dijadikan faktor pendorong yang lebih besar lagi.
Hasil
penialaian terhadap perencanaan harus memungkinkan pimpinan organisasi untuk
membuat rencana baru. Dengan perkataan lain, melalui penilaian, replanning
harus terlaksana dengan baik.
2.
Penilaian
dan Pengorganisasian
Dalam
pelaksanaannya, penilaian pun ditujukan kepada fungsi pengorganisasian untuk
melihat apakah latar belakang organisasi yang ada sudah memenuhi persyaratan
atau tidak. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat dipertanyakan dalam hubungan ini,
antara lain ialah:
a. Apakah
sumber-sumber yang ada sudah dikelompokkan dengan sistematis atau tidak?
b. Apakah
tanggung jawab dan wewenang seseorang sudah tegas atau tidak?
c. Apakah
penempatan tenaga kerja sudah didasarkan kepada prinsip “The Right Man on The
right place” atau tidak?
d. Apakah
struktur organisasi sudah sesuai dengan kebutuhan atau tidak?
e. Apakah
arah kegiatan sudah satu atau simpang siur?
Jika jawaban yang diperoleh bernada
negatif, harus ditemukan sebab-sebabnya. Jika jawaban yang ditemukan sudah
bernada positif, perlu dicari jalan untuk meningkatkannya dimasa depan.
Hasil pelaksanaan penilaian terhadap
fungsi pengorganisasian harus memungkinkan pimpinan organisasi melakukan
kegiatan-kegaiatan reorganizing apabila diperlukan, baik karena tuntutan
internal maupun eksternal.
3.
Penilaian
dan Pemberian Motif
Bukannya
tidak mungkin bahwa para anggota suatu organisasi tidak puas terhadap tata cara
yang dipergunakan oleh pimpinan organisasi untuk menggerakan bahwahannya. Ketidakpuasan
itu dapat terlihat dalam beberapa bentuk, diantaranya:
a. Labor
turn-over (pergantian pegawai) yang tinggi
b. Sering
terjadinya pertikaian perburuhan (labor disputes) yang dapat mengakibatkan
pemogokan, slow-down, atau bentuk-bentuk lainnya
c. Tingkat
kebiasaan absen (absenteeisme) yang tinggi, artinya terlalu banyak jumlah
pegawai yang sering tidak masuk atau sering datang terlambat
d. Moral
yang rendah dalam bentuk kemalasan, perbuatan yang merugikan nama baik
organisasi, dan berbagai perilaku negatif lainnya
e. Tidak
adanya loyalitas kepada organisasi
f. Pesimisme
g. Apatisme.
4.
Penilaian
dan Pengawasan
Penilaian
terhadap kegiatan pengamatan pelaksanaan aktivitas yang sedang berjalan sangat
penting. Penting karena penilaian atas sistem pengawasan yang dipergunakan akan
memberikan bahan-bahan yang sangat berguna untuk:
a. Menemukan
fakta bagaimana pelaku pengawasan itu dijalankan
b. Untuk
apa sistem pengawasan itu dilaksanakan. Apakah untuk membimbing ataukah hanya
sekedar alat untuk mencari-cari kelemahan dan kesalahan orang?
c. Melihat
apakah pengawasan itu membina gaya kreasi orang atau untuk menakut-nakuti.
d. Melihat
apakah pengawasan itu menjadi faktor perangsang peningkatan produktivitas atau
mengalami peningkatan produktivitas.
Bahan-bahan yang diperoleh dipergunakan untuk
memperbaiki sistem pengawasan untuk fase berikutnya. Dengan perkatan lain,
untuk recontroling. Sudah barang tentu pula bahwa sistem penilaian yang
diadakan harus terus menerus disempurnakan. Artinya, reevaluating pun harus
diadakan pada akhir setiap fase yang independent itu. Demikianlah kegiatan itu
terus menerus berlangsung, sehingga usaha peningkatan kemampuan pimpinan
organisasi dalam membuat rencana, menyusun organisasi, menggerakan bawahan, dan
mengadakan pengawasan, serta penilaian terus menerus berlangsung.
Hanya dengan jalan demikianlah
organisasi dapat semakin tumbuh dan berkembang dengan teratur dan pesat. Juga,
hanya dengan demikianlah pimpinan dapat meningkatkan managerial productivity-nya. Juga hanya dengan demikianlah operasional produktivity bawahan dapat
dibina. Hanya dengan jalan demikianlah efisiensi dan efektivitas dapat lebih
ditingkatkan. Singkatnya, hanya dengan jalan demikianlah organizational survival dapat lebih terjamin.
D.
Tahapan Sebelum Mengadakan Evaluasi
Dalam mengadakan suatu evaluasi,
tentunya terdapat urutan atau proses yang mendasari seseorang/organisasi sebelum
melakukan evaluasi, antara
lain :
1.
Mengembangkan konsep dan mengadakan
penelitian awal. Konsep perlu direncanakan secara matang sebelum diadakan
eksekusi pesan dan perlu diadakan uji coba untuk mengecek kesesuaian antara draft
yang dibuat dengan eksekusi pesannya.
2.
Dengan uji coba yang dilakukan,
pengevaluasi mencoba mencari tanggapan dari khalayak. Tanggapan dari khalayak
ini penting untuk mengukur efektifitas pesan yang disampaikan. [4]
E.
Proses Evaluasi
Dalam
mengadakan sebuah proses evaluasi, terdapat beberapa hal yang akan dibahas
yaitu :
Hal yang perlu
dilakukan evaluasi tersebut adalah narasumber yang ada, efektifitas penyebaran pesan, pemilihan media yang tepat dan
pengambilan keputusan anggaran dalam mengadakan sejumlah promosi dan
periklanan. Evaluasi tersebut perlu diadakan dengan tujuan untuk menghindari
kesalahan perhitungan pembiayaan, memilih strategi terbaik dari
berbagai alternatif strategis yang ada, meningkatkan efisiensi iklan secara
general, dan melihat apakah tujuan sudah tercapai. Di sisi lain, perusahaan
kadang-kadang enggan untuk mengadakan evaluasi karena biayanya yang mahal,
terdapat masalah dengan penelitian, ketidaksetujuan akan apa yang hendak
dievaluasi, merasa telah mencapai tujuan, dan banyak membuang waktu. [5]
Secara garis besar, proses evaluasi terbagi menjadi di
awal (pretest) dan diakhir (posttest). Pretest merupakan
sebuah evaluasi yang diadakan untuk menguji konsep dan eksekusi yang
direncanakan. Sedangkan, posttest merupakan evaluasi yang diadakan untuk
melihat tercapainya tujuan dan dijadikan sebagai masukan untuk analisa situasi berikutnya.
Evaluasi dapat dilakukan di dalam atau di luar ruangan.
Evaluasi yang diadakan di dalam ruangan pada umumnya menggunakan metode penelitian laboratorium dan sampel akan dijadikan
sebagai kelompok percobaan. Kelemahannya, realisme dari metode ini kurang dapat
diterapkan. Sementara, evaluasi yang diadakan di luar ruangan akan menggunakan
metode penelitian
lapangan dimana kelompok percobaan tetap dibiarkan menikmati kebebasan dari
lingkungan sekitar. Realisme dari metode ini lebih dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mencapai
evaluasi tersebut dengan baik, diperlukan sejumlah tahapan yang harus dilalui
yakni menentukan permasalahan secara jelas, mengembangkan pendekatan permasalahan, memformulasikan desain penelitian,
melakukan penelitian lapangan untuk mengumpulkan data, menganalisis
data yang diperoleh, dan kemampuan menyampaikan hasil penelitian.
BAB III
PENUTUP
Penilaian adalah fungsi organik administrasi dan manajemen yang terakhir.
Definisinya adalah proses pengukuran dan pembandingan hasil-hasil pekerjaan
yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai. Evaluasi juga dapat diartikan sebagai penilaian atau
penaksiran, sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan
yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan
instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh
kesimpulan.
Evaluasi
dilakukan setelah suatu organisasi telah melaksanakan tugas atau kegiatan yang
telah dikerjakannya. Evaluasi sangat diperlukan oleh suatu organisasi dalam
menilai suatu pekerjaannya apakah sudah berjalan sesuai dengan rencana, ataukah
terdapat banyak kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Dengan itu,
maka suatu organisasi akan mengetahui kekurangan-kekurangan apa saja yang
terjadi ketika melaksanakan proses pekerjaan, dan menjadi bahan evaluasi di
masa yang akan datang.
Dalam
melakukan evaluasi, terdapat beberapa proses yang harus dilakukan, diantaranya:
1) Apa yang menjadi bahan evaluasi, 2) Bagaimana proses evaluasi, 3) Kapan
evaluasi diadakan, 4) Mengapa perlu diadakan evaluasi, 5) Dimana proses
evaluasi diadakan, 6) Siapa pihak yang mengadakan evaluasi. Semuanya itu harus
dilakukan oleh seorang pemimpin dalam mengadakan suatu penilaian terhadap
pekerjaan yang dilakukan oleh organisasinya, agar tujuan dari organisasi
tersebut dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Sondang,
P. Siagian, M.PA., Dr., Prof., 2011. Filsafat
Administrasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
semoga bermanfaat :-)
BalasHapus