Rabu, 11 April 2012

Makalah Filosofi Penilaian


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Penilaian adalah fungsi organik administrasi dan manajemen yang terakhir. Definisinya adalah proses pengukuran dan pembandingan hasil-hasil pekerjaan yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai. Ada beberapa hal yang penting diperhatikan dalam definisi tersebut, yaitu sebagai berikut:
1.  Bahwa penilaian merupakan fungsi organik karena pelaksanaan fungsi tersebut turut menentukan mati atau hidupnya suatu organisasi.
2.  Bahwa penilaian itu adalah suatu proses yang berarti bahwa penilaian adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan oleh administrasi dan manajemen.
3.  Bahwa penilaian menunjukan kesenjangan antara hasil pelaksanaan yang sesungguhnya dicapai dengan hasil yang seharusnya dicapai.
Kiranya perlu dicatat juga bahwa dalam usaha pencapaian tujuan tidak jarang terdapat jurang pemisah (gap) antara tujuan dan hasil yang dicapai (achievement). Kiranya tidak salah jika dikatakan bahwa tidak ada satu organisasi yang selalu mencapai tujuannya dengan 100% memuaskan. Oleh karena itu, usaha-usaha yang serius harus dilakukan untuk :
1.      Menentukan tujuan yang realistis dan pragmatis
2.      Menentukan standar kualitas pekerjaan yang diharapkan.
3.  Meneliti sampai pada tingkat apa standar yang telah ditentukan itu dapat dicapai.
4.  Mengadakan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan baik penyesuaian rencana, organisasi, cara motivasi, atau pengawasan. Penyesuaian dapat pula ditunjukan terhadap tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

B.     Rumusan Masalah
Dalam makalah  ini, penyusun akan memberikan gambaran pembahasan-pembahasan tentang evaluasi, antara lain:
1.      Apakah pengertian dari evaluasi ?
2.      Apa saja yang termasuk hakikat dari penilaian?
3.      Bagaimana hubungan fungsi penilaian dengan fungsi-fungsi organik lainnya?
4.      Bagaimana Tahapan sebelum mengadakan evaluasi?
5.      Bagaimana proses dari evaluasi?

C.    Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini, antara lain:
1.      Mengetahui pengertian dari evaluasi (penilaian).
2.      Mengetahui hakikat penilaian lebih dalam.
3.      Mengetahui lebih jelas hubungan fungsi penilaian dengan fungsi organik lainnya.
4.      Mengetahui lebih dalam tahapan sebelum mengadakan evaluasi
5.      Mengetahui proses dari evaluasi



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Evaluasi
Evaluasi berasal dari bahasa Inggris Evaluation yang berarti proses penilaian. Dalam perusahaan, evaluasi dapat diartikan sebagai proses pengukuran akan efektifitas strategi yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut akan digunakan sebagai analisa situasi program berikutnya.
Evaluasi  juga dapat diartikan sebagai penilaian atau penaksiran, sedangkan menurut pengertian, istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Dalam proses penilaian, dilakukan perbandingan antara informasi-informasi yang telah berhasil dihimpun dengan kriteria tertentu, untuk kemudian diambil keputusan atau dirumuskan kebijakan tertentu. Kriteria atau tolak ukur yang dipegang tidak lain adalah tujuan yang sudah ditentukan terlebih dahulu sebelum kegiatan pendidikan itu dilaksanakan. [1]
Dari aspek pelaksanaan, evaluasi adalah keseluruhan kegiatan pengumpulan data dan informasi, pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan. Evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk mengukur dan selanjutnya menilai sampai dimanakah tujuan yang telah dirumuskan sudah dapat dilaksanakan. Evaluasi adalah proses memahami atau memberi arti, mendapatkan dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi petunjuk pihak-pihak pengambil keputusan. Secara rinci dapat disampaikan pengertian evaluasi sebagai berikut:
1.      Evaluasi ialah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya yang bersangkutan dengan kababilitas siswa, guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar.
2.      Dalam rangka pengembangan sistem instruksional, evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk menilai seberapa jauh program telah telah berjalan seperti yang telah direncanakan.
3.      Evaluasi sebagai suatu alat untuk menentukan apakah tujuan pendidikan dan apakah proses dalam pengembangan ilmu telah berada dijalan yang diharapkan.
Evaluasi adalah suatu kegiatan yang direncanakan dengan cermat dan merupakan bagian yang integral dari kegiatan program/pendidikan. Evaluasi merupakan proses yang sistematis mulai dari menentukan tujuan (objektif) sampai menentukan keputusan, dimana prosesnya diawali dengan menentukan sasaran (objek) yang akan dievaluasi, menentukan instrumen (alat ukur), cara mengukur, mencatat data, menganalisis, menginterpretasi hasil analisis, mengambil kesimpulan dan menetapkan keputusan.
B.    Hakikat Penilaian
Secara filosofis dapat dikatakan bahwa sesuatu yang sudah berhenti tumbuh dan berkembang sudah mulai mengarah kepada kematian. Demikian juga halnya dengan organisasi. Suatu organisasi yang tidak tumbuh dan berkembang sudah mulai menuju kepada kehancuran. Yang dimaksud tumbuh dan berkembang disini terutama berarti :
1.      Organisasi semakin mampu meningkatkan produktivitasnya
2.      Tidak berhenti pada suatu status quo efisiensi
3.      Semakin terlihat adanya organization performance yang semakin efisien
4.      Semakin kurang di ombang-ambingkan oleh up and down situasi sekelilingnya
5.      Dengan cepat dapat mengambil manfaat dari perkembangan diluar organisasi, terutama perkembangan dibidang tekhnologi.
Selain itu, suatu proses biasanya dapat dibagi menjadi beberapa fase yang independent. Suatu fase yang independent adalah suatu fase yang dapat dipandang sebagai sesuatu yang bulat dan berdiri sendiri, meskipun tidak terlepas dari fase sebelumnya maupun fase sesudahnya. Malahan kegunaan dan kebulatan suatu fase dalam suatu proses harus mencerminkan apa yang telah terjadi di masa yang lalu (pada fase sebelumnya) dan apa yang diduga akan terjadi dalam fase yang berikutnya. [2]
Kebulatan suatu fase dapat dilihat dari segi berikut :
1.      Jangka waktu tertentu kapan fase itu diselesaikan, misalnya rencana pembangunan lima tahun.
2.      Jumlah biaya yang dipergunakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan pada satu fase tertentu.
3.      Jumlah tenaga yang diperuntukan menyelesaikan satu fase kegiatan tertentu.
4.      Peralatan dan perlengkapan yang telah disisihkan untuk suatu kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam satu fase tertentu.
5.      Kombinasi dari keempat faktor tersebut diatas. Memang keempat faktor tersebut diatas biasanya digabungkan menjadi satu kesatuan yang bulat yang dipergunakan untuk sesuatu yang bulat.
Dengan perkataan lain, meskipun administrasi dan manajemen adalah sesuatu proses, tetapi penahapan perlu ada, dan memang selalu ada, ditinjau dari berbagai segi yang telah dijelaskan dimuka. Pada satu fase yang bulat itulah penilaian diadakan, setelah fase itu selesai dikerjakan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hakikat dari penilaian itu adalah sebagai berikut:
1.      Penilaian ditujukan kepada satu fase tertentu dalam satu proses setelah fase itu seluruhnya selesai dikerjakan.
2.      Penilaian bersifat korektif terhadap fase yang telah selesai dikerjakan itu.
3.      Penilaian bersifat prescriptive. Sesuatu yang bersifat prescriptive adalah yang bersifat “mengobati”.
4.      Penilaian ditujukan kepada fungsi-fungsi organik lainnya.

C.    Hubungan Fungsi Penilaian dengan Fungsi-Fungsi Organik Lainnya
Penilaian, sebagaimana halnya dengan fungsi-fungsi organik administrasi dan manejemn yang lain, dilakukan pada dua tingkatan konsepsional. Pertama, pada tingkat administrasi dilakukan administrative evaluating yang bersifat menyeluruh dan mencakup semua tingkatan hierarki dan aspek kegiatan, Kedua, pada tingkatan manajemen terutama middle and supervisory management dilakukan manjerial evaluating. Majerial evaluating lebih sempit ruang lingkupnya jika dibandingkan dengan administrative evaluating karena tertuju pada hierarki yang bersifat departemental atau sektoral dan menyangkut kegiatan-kegiatan yang hanya bersifat departmental dan sektoral pula.
Dalam rangka pertumbuhan dan perkembangan suatu organisasi, pimpinan dan semua orang dalam organisasi tidak boleh berhenti dalam usahanya mencari jalan ke arah pertumbuhan dan perkembangan yang lebih pesat. Kalau berhenti menjajaki kemungkinan pertumbuhan perkembangan yang lebih pesat maka akan timbul stagnasi. Biasanya stagnasi adalah permulaan kehancuran suatu organisasi. Oleh karena itu pentingnya fungsi penilaian akan lebih jelas terlihat jika hubungan antara fungsi penilaian itu dan fungsi organik lainnya dipelajari dan dipahami.
Ditinjau dari segi hubungan ini, barangkali dapat dikatakan bahwa fungsi penilaian lebih penting dari fungsi-fungsi organik yang lain. Sebabnya ialah bahwa melalui fungsi penilaian, akan ditemukan jawaban pertanyaan “Mengapa”. Misalnya mengapa rencana tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan keputusan yang telah diambil. Atau, mengapa organsisasi tidak dapat berjalan dengan lancar?.
Karena fungsi penilaian berusaha untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan “mengapa” maka penilaian itu ditujukan kepada semua orang di dalam organisasi yang mencakup semua aspek kegiatan, semua peralatan dan peralatan, semua sistem dan prosedur kerja, serta semua hubungan antara unit-unit organisasi dan antara orang-orang di dalam organisasi.[3]
1.      Penilaian dan Pengawasan
Penilaian ditujukan kepada fungsi perencanaan. Artinya, rencana yang telah dibuat, baik dalam rangka keseluruhan maupun khusus bagi fase yang baru diselesaikan, diteliti apakah rencana itu sudah merupakan faktor pendorong ke arah peningkatan efisiensi serta pertumbuhan yang lebih baik ataukah rencana itu merupakan faktor penghalang.
Jika rencana yang telah ada sudah merupakan  faktor pendorong, perlu dinilai juga rencana itu untuk melihat apakah rencana itu tidak dapat dijadikan faktor pendorong yang lebih besar lagi.
Hasil penialaian terhadap perencanaan harus memungkinkan pimpinan organisasi untuk membuat rencana baru. Dengan perkataan lain, melalui penilaian, replanning harus terlaksana dengan baik.
2.      Penilaian dan Pengorganisasian
Dalam pelaksanaannya, penilaian pun ditujukan kepada fungsi pengorganisasian untuk melihat apakah latar belakang organisasi yang ada sudah memenuhi persyaratan atau tidak. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat dipertanyakan dalam hubungan ini, antara lain ialah:
a.       Apakah sumber-sumber yang ada sudah dikelompokkan dengan sistematis atau tidak?
b.      Apakah tanggung jawab dan wewenang seseorang sudah tegas atau tidak?
c.       Apakah penempatan tenaga kerja sudah didasarkan kepada prinsip “The Right Man on The right place” atau tidak?
d.      Apakah struktur organisasi sudah sesuai dengan kebutuhan atau tidak?
e.       Apakah arah kegiatan sudah satu atau simpang siur?
Jika jawaban yang diperoleh bernada negatif, harus ditemukan sebab-sebabnya. Jika jawaban yang ditemukan sudah bernada positif, perlu dicari jalan untuk meningkatkannya dimasa depan.
Hasil pelaksanaan penilaian terhadap fungsi pengorganisasian harus memungkinkan pimpinan organisasi melakukan kegiatan-kegaiatan reorganizing apabila diperlukan, baik karena tuntutan internal maupun eksternal.
3.      Penilaian dan Pemberian Motif
Bukannya tidak mungkin bahwa para anggota suatu organisasi tidak puas terhadap tata cara yang dipergunakan oleh pimpinan organisasi untuk menggerakan bahwahannya. Ketidakpuasan itu dapat terlihat dalam beberapa bentuk, diantaranya:
a.       Labor turn-over (pergantian pegawai) yang tinggi
b.      Sering terjadinya pertikaian perburuhan (labor disputes) yang dapat mengakibatkan pemogokan, slow-down, atau bentuk-bentuk lainnya
c.       Tingkat kebiasaan absen (absenteeisme) yang tinggi, artinya terlalu banyak jumlah pegawai yang sering tidak masuk atau sering datang terlambat
d.      Moral yang rendah dalam bentuk kemalasan, perbuatan yang merugikan nama baik organisasi, dan berbagai perilaku negatif lainnya
e.       Tidak adanya loyalitas kepada organisasi
f.       Pesimisme
g.      Apatisme.

4.      Penilaian dan Pengawasan
Penilaian terhadap kegiatan pengamatan pelaksanaan aktivitas yang sedang berjalan sangat penting. Penting karena penilaian atas sistem pengawasan yang dipergunakan akan memberikan bahan-bahan yang sangat berguna untuk:
a.       Menemukan fakta bagaimana pelaku pengawasan itu dijalankan
b.      Untuk apa sistem pengawasan itu dilaksanakan. Apakah untuk membimbing ataukah hanya sekedar alat untuk mencari-cari kelemahan dan kesalahan orang?
c.       Melihat apakah pengawasan itu membina gaya kreasi orang atau untuk menakut-nakuti.
d.      Melihat apakah pengawasan itu menjadi faktor perangsang peningkatan produktivitas atau mengalami peningkatan produktivitas.
Bahan-bahan yang diperoleh dipergunakan untuk memperbaiki sistem pengawasan untuk fase berikutnya. Dengan perkatan lain, untuk recontroling. Sudah barang tentu pula bahwa sistem penilaian yang diadakan harus terus menerus disempurnakan. Artinya, reevaluating pun harus diadakan pada akhir setiap fase yang independent itu. Demikianlah kegiatan itu terus menerus berlangsung, sehingga usaha peningkatan kemampuan pimpinan organisasi dalam membuat rencana, menyusun organisasi, menggerakan bawahan, dan mengadakan pengawasan, serta penilaian terus menerus berlangsung.
Hanya dengan jalan demikianlah organisasi dapat semakin tumbuh dan berkembang dengan teratur dan pesat. Juga, hanya dengan demikianlah pimpinan dapat meningkatkan managerial productivity-nya. Juga hanya dengan demikianlah operasional produktivity bawahan dapat dibina. Hanya dengan jalan demikianlah efisiensi dan efektivitas dapat lebih ditingkatkan. Singkatnya, hanya dengan jalan demikianlah organizational survival dapat lebih terjamin.
D.    Tahapan Sebelum Mengadakan Evaluasi
Dalam mengadakan suatu evaluasi, tentunya terdapat urutan atau proses yang mendasari seseorang/organisasi sebelum melakukan evaluasi, antara lain :
1.      Mengembangkan konsep dan mengadakan penelitian awal. Konsep perlu direncanakan secara matang sebelum diadakan eksekusi pesan dan perlu diadakan uji coba untuk mengecek kesesuaian antara draft yang dibuat dengan eksekusi pesannya.
2.      Dengan uji coba yang dilakukan, pengevaluasi mencoba mencari tanggapan dari khalayak. Tanggapan dari khalayak ini penting untuk mengukur efektifitas pesan yang disampaikan. [4]
E.     Proses Evaluasi
Dalam mengadakan sebuah proses evaluasi, terdapat beberapa hal yang akan dibahas yaitu :
1.      Apa yang menjadi bahan evaluasi ?
2.      Bagaimana proses evaluasi ?
3.      Kapan evaluasi diadakan ?
4.      Mengapa perlu diadakan evaluasi ?
5.      Dimana proses evaluasi diadakan?
6.      Siapa pihak yang mengadakan evaluasi ?
Hal yang perlu dilakukan evaluasi tersebut adalah narasumber yang ada, efektifitas penyebaran pesan, pemilihan media yang tepat dan pengambilan keputusan anggaran dalam mengadakan sejumlah promosi dan periklanan. Evaluasi tersebut perlu diadakan dengan tujuan untuk menghindari kesalahan perhitungan pembiayaan, memilih strategi terbaik dari berbagai alternatif strategis yang ada, meningkatkan efisiensi iklan secara general, dan melihat apakah tujuan sudah tercapai. Di sisi lain, perusahaan kadang-kadang enggan untuk mengadakan evaluasi karena biayanya yang mahal, terdapat masalah dengan penelitian, ketidaksetujuan akan apa yang hendak dievaluasi, merasa telah mencapai tujuan, dan banyak membuang waktu. [5]
Secara garis besar, proses evaluasi terbagi menjadi di awal (pretest) dan diakhir (posttest). Pretest merupakan sebuah evaluasi yang diadakan untuk menguji konsep dan eksekusi yang direncanakan. Sedangkan, posttest merupakan evaluasi yang diadakan untuk melihat tercapainya tujuan dan dijadikan sebagai masukan untuk analisa situasi berikutnya.
Evaluasi dapat dilakukan di dalam atau di luar ruangan. Evaluasi yang diadakan di dalam ruangan pada umumnya menggunakan metode penelitian laboratorium dan sampel akan dijadikan sebagai kelompok percobaan. Kelemahannya, realisme dari metode ini kurang dapat diterapkan. Sementara, evaluasi yang diadakan di luar ruangan akan menggunakan metode penelitian lapangan dimana kelompok percobaan tetap dibiarkan menikmati kebebasan dari lingkungan sekitar. Realisme dari metode ini lebih dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mencapai evaluasi tersebut dengan baik, diperlukan sejumlah tahapan yang harus dilalui yakni menentukan permasalahan secara jelas, mengembangkan pendekatan permasalahan, memformulasikan desain penelitian, melakukan penelitian lapangan untuk mengumpulkan data, menganalisis data yang diperoleh, dan kemampuan menyampaikan hasil penelitian.
BAB III
PENUTUP
Penilaian adalah fungsi organik administrasi dan manajemen yang terakhir. Definisinya adalah proses pengukuran dan pembandingan hasil-hasil pekerjaan yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai. Evaluasi  juga dapat diartikan sebagai penilaian atau penaksiran, sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.
Evaluasi dilakukan setelah suatu organisasi telah melaksanakan tugas atau kegiatan yang telah dikerjakannya. Evaluasi sangat diperlukan oleh suatu organisasi dalam menilai suatu pekerjaannya apakah sudah berjalan sesuai dengan rencana, ataukah terdapat banyak kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Dengan itu, maka suatu organisasi akan mengetahui kekurangan-kekurangan apa saja yang terjadi ketika melaksanakan proses pekerjaan, dan menjadi bahan evaluasi di masa yang akan datang.
Dalam melakukan evaluasi, terdapat beberapa proses yang harus dilakukan, diantaranya: 1) Apa yang menjadi bahan evaluasi, 2) Bagaimana proses evaluasi, 3) Kapan evaluasi diadakan, 4) Mengapa perlu diadakan evaluasi, 5) Dimana proses evaluasi diadakan, 6) Siapa pihak yang mengadakan evaluasi. Semuanya itu harus dilakukan oleh seorang pemimpin dalam mengadakan suatu penilaian terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh organisasinya, agar tujuan dari organisasi tersebut dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.


DAFTAR PUSTAKA
Sondang, P. Siagian, M.PA., Dr., Prof., 2011. Filsafat Administrasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.



[1] http://wakhinuddin.wordpress.com/2009/07/14/definisi-evaluasi/
[2] Sondang, P. Siagian, M.PA., Dr., Prof., 2011. Filsafat Administrasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara. hlm. 118
[3] Sondang, P. Siagian, M.PA., Dr., Prof., 2011. Filsafat Administrasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara. hlm. 120

1 komentar: