BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Manusia
sebagai makhluk ciptaan ALLAH SWT di bumi. Yang menerima amanat-Nya untuk bisa
menjadi pemimpin mulai dari dirinya sendiri sampai menjadi pemimpin untuk
sebuah organisasi
Tujuan
Tujuan
dalam penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi sebuah syarat kelulusan nilai
mata kuliah perilaku organisasi, menambah pengetahuan dan wawasan terhadap
perilaku organisasi, dan bermandaat untuk penulis khususnya dan umumnya bagi
semuanya
Metode Penulisan
Penulis
mempergunakan metode observasi dan kepustakaan. Cara-cara yang digunakan pada
penelitian ini adalah :
Studi
pustaka
Dalam
metode ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan dengan penulisan makalah
ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Organisasi Internasional
Organisasi internasional adalah
suatu bentuk organisasi dari gabungan beberapa negara atau bentuk unit fungsi
yang memiliki tujuan bersama mencapai persetujuan yg juga merupakan isi dari
perjanjian atau charter.
Kebijakan umum Pemri pada
organisasi-organisasi internasional didasarkan pada Peraturan Presiden No. 7
tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2004-2009,
Bab 8 tentang Pemantapan Politik Luar Negeri dan Peningkatan Kerjasama
Internasional. Melalui penetapan RJPM, Pemerintah berusaha meningkatkan peranan
Indonesia dalam hubungan internasional dan dalam menciptakan perdamaian dunia
serta mendorong terciptanya tatanan dan kerjasama ekonomi regional dan
internasional yang lebih baik dalam mendukung pembangunan nasional.
Prioritas politik luar negeri
Indonesia dalam 5 tahun ke depan dituangkan dalam 3 program utama yaitu program
pemantapan politik luar negeri dan optimalisasi diplomasi Indonesia, program
peningkatan kerjasama internasional yang bertujuan untuk memanfaatkan secara
optimal berbagai potensi positif yang ada pada forum-forum kerjasama
internasional dan program penegasan komitmen terhadap perdamaian dunia.
Sesuai dengan Keppres No. 64 tahun
1999, keanggotaan Indonesia pada organisasi internasional diamanatkan untuk memperoleh
manfaat yang maksimal bagi kepentingan nasional, didasarkan pada peraturan
perundangan yang berlaku dan memperhatikan efisiensi penggunaan anggaran dan
kemampuan keuangan negara.
Keanggotaan Indonesia pada OI
diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu antara lain :
- secara Politik : dapat mendukung proses demokratisasi,
memperkokoh persatuan dan kesatuan, mendukung terciptanya kohesi sosial,
meningkatkan pemahaman dan toleransi terhadap perbedaan, mendorong
terwujudnya tata pemerintahan yang baik, mendorong pernghormatan,
perlindungan dan pemajuan HAM di Indonesia;
- secara ekonomi dan keuangan : mendorong pertumbuhan dan
stabilitas ekonomi yang berkelanjutan, meningkatkan daya saing,
meningkatkan kemampuan iptek, meningkatkan kapasitas nasional dalam upaya
pencapaian pembangunan nasional, mendorong peningkatan produktivitas
nasional, mendatangkan bantuan teknis, grant dan bantuan lain yang tidak
mengikat;
- secara Sosial Budaya : menciptakan saling pengertian
antar bangsa, meningkatkan derajat kesehatan, pendidikan, mendorong
pelestarian budaya lokal dan nasional, mendorong upaya perlindungan dan
hak-hak pekerja migran; menciptakan stabilitas nasional, regional dan
internasional;
- segi kemanusiaan : mengembangkan early warning system
di wilayah rawan bencana, meningkatkan capacity building di bidang
penanganan bencana, membantu proses rekonstruksi dan rehabilitasi daerah
bencana; mewujudkan citra positif Indonesia di masyarakat internasional,
dan mendorong pelestarian lingkungan hidup dan mendorong keterlibatan
berbagai pihak dalam usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup.
Mengenai pengusulan Indonesia untuk menjadi anggota dari
suatu Organisasi Internasional diatur dalam Keputusan Menteri Luar Negeri
Republik Indonesia Nomor SK. 1042/PO/VIII/99/28/01 tentang Tata Cara Pengajuan
Kembali Keanggotaan Indonesia serta Pembayaran Kontribusi Pemerintah Indonesia
pada Organisasi-Organisasi Internasional.
Menurut SK Menlu tersebut,
dalam hal suatu instansi bermaksud mengusulkan keanggotaan Indonesia pada
organisasi internasional, usulan tersebut disampaikan secara tertulis kepada
menteri Luar Negeri disertai dengan penjelasan mengenai dasar usulan serta hak
dan kewajiban yang timbul dari keanggotaan itu. Pengusulan tersebut kemudian
akan dibahas oleh Kelompok Kerja Pengkaji Keanggotaan Indonesia dan Kontribusi
Pemerintah Indonesia pada Organisasi-Organisasi Internasional. Pembahasan
mengenai usulan tersebut memperhatikan:
- Manfaat yang dapat diperoleh dari keanggotaan pada
organisasi internasional yang bersangkutan;
- Kontribusi yang dibayar sebagaimana yang disepakati
bersama dan diatur dalam ketentuan organisasi yang bersangkutan serta
formula penghitungannya;
- Keanggotaan Indonesia pada suatu organisasi
internasional yang emmpunyai lingkup dan kegiatan sejenis;
- Kemampuan keuangan negara dan kemampuan keuangan
lembaga non pemerintah.
Contoh organisasi-organisasi internasional adalah :
1. PBB
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB
(United Nations atau UN) adalah sebuah organisasi internasional yang anggotanya
hampir seluruh negara di dunia. Lembaga ini dibentuk untuk memfasilitasi dalam
hukum internasional, pengamanan internasional, lembaga ekonomi, dan
perlindungan sosial. Perserikatan Bangsa-bangsa didirikan di San Fransisco pada
tanggal 24 Oktober 1945 setelah Konferensi Dumbarton Oaks di Washington DC,
namun sidang umum yang pertama dihadiri wakil dari 51 negara dan baru
berlangsung pada 10 Januari 1946 (di Church House, London). Dari 1919 hingga
1946, terdapat sebuah organisasi yang mirip, bernama Liga Bangsa-bangsa, yang
bisa dianggap sebagai pendahulu PBB. Sejak didirikan di San Fransisco pada 24
Oktober 1945, sedikitnya 192 negara menjadi anggota PBB. Semua negara yang
tergabung dalam wadah PBB menyatakan independensinya masing-masing, selain
Vatikan dan Takhta Suci serta Republik Cina (Taiwan) yang tergabung dalam
wilayah Cina pada 1971. Hingga tahun 2007 sudah ada 192 negara anggota PBB.
Sekretaris Jendral PBB saat ini adalah Ban Ki-Moon asal Korea Selatan yang
menjabat sejak 1 Januari 2007.
2. NATO
Pakta Pertahanan Atlantik Utara
(North Atlantic Treaty Organisation/NATO) adalah sebuah organisasi
internasional untuk keamanan bersama yang didirikan pada tahun 1949, sebagai
bentuk dukungan terhadap Persetujuan Atlantik Utara yang ditanda tangani di
Washington, DC pada 4 April 1949. Nama resminya yang lain adalah dalam bahasa
perancis : l’Organisation du Traité de l’Atlantique Nord (OTAN).
Pasal utama persetujuan tersebut adalah Pasal V, yang
berisi:
Para anggota setuju bahwa sebuah serangan bersenjata
terhadap salah satu atau lebih dari mereka di Eropa maupun di Amerika Utara
akan dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota. Selanjutnya mereka
setuju bahwa, jika serangan bersenjata seperti itu terjadi,
setiap anggota, dalam menggunakan hak untuk mepertahankan diri secara pribadi
maupun bersama-sama seperti yang tertuang dalam Pasal ke-51 dari Piagam PBB,
akan membantu anggota yang diserang jika penggunaan kekuatan semacam itu, baik
sendiri maupun bersama-sama, dirasakan perlu,
termasuk penggunaan pasukan bersenjata, untuk mengembalikan dan menjaga
keamanan wilayah Atlantik Utara.
Pasal ini diberlakukan agar jika
sebuah anggota Pakta Warsawa melancarkan serangan terhadap para sekutu Eropa
dari PBB, hal tersebut akan dianggap sebagai serangan terhadap seluruh anggota
(termasuk Amerika Serikat sendiri), yang mempunyai kekuatan militer terbesar
dalam persekutuan tersebut dan dengan itu dapat memberikan aksi pembalasan yang
paling besar. Tetapi kekhawatiran terhadap kemungkinan serangan dari Eropa
Barat ternyata tidak menjadi kenyataan. Pasal tersebut baru mulai digunakan
untuk pertama kalinya dalam sejarah pada 12 September 2001, sebagai tindak
balas terhadap serangan teroris 11 September 2001 terhadap AS yang terjadi
sehari sebelumnya.
3. ASEAN
Perhimpunan
Bangsa-bangsa Asia Tenggara (PERBARA) atau lebih populer dengan sebutan Association of Southeast
Asia Nations (ASEAN) merupakan
sebuah organisasi geopolitik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia
Tenggara, yang didirikan di Bangkok, 8 Agustus 1967 melalui Deklarasi Bangkok
oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Organisasi ini
bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan
pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, serta memajukan perdamaian di
tingkat regionalnya. Negara-negara anggota ASEAN mengadakan rapat umum pada
setiap bulan November. Prinsip Utama ASEAN
Prinsip-prinsip utama ASEAN adalah sebagai berikut:
- Menghormati
kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah nasional, dan
identitas nasional setiap negara
- Hak
untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas daripada
campur tangan, subversif atau koersi pihak luar
- Tidak
mencampuri urusan dalam negeri sesama negara anggota
- Penyelesaian
perbedaan atau perdebatan dengan damai
- Menolak
penggunaan kekuatan yang mematikan
- Kerjasama
efektif antara anggota
Anggota ASEAN :
Kini ASEAN beranggotakan semua negara di Asia tenggara
(kecuali Timor Leste dan Papua Nugini). Berikut ini adalah negara-negara
anggota ASEAN:
- Indonesia
- Filipina
- Malaysia
- Singapura
- Thailand
- Brunei
Darrussalam
- Vietnam
- Laos
- Myanmar
- Kamboja
4. OKI
Organisasi Konferensi Islam (OKI) adalah sebuah organisasi
antarpemerintahan yang menghimpun 57 negara di dunia. OKI didirikan di Rabat,
Maroko pada 12 Rajab 1389 H (25 September 1969)
dalam Pertemuan Pertama para Pemimpin Dunia Islam yang diselenggarakan sebagai
reaksi terhadap terjadinya peristiwa pembakaran Masjid Al Aqsa pada 21 Agustus
1969 oleh pengikut fanatik Kristen dan Yahudi di Yerussalem.
Adapun organisasi-organisasi internasional lainnya seperti
:
-
United Nations Environment Programme (UNEP)
Kematian dan Kelahiran Kembali dari
Pengembangan Organisasi Internasional
Sebagai suatu profesi yang
terpisah, pengembangan organisasi - organizational Development (OD) hampir
mati. Untungnya OD, sebagai seperangkat praktik dan cara untuk menerapkan
pengetahuan dari ilmu perilaku, telah lahir kembali sebagai bagian dari
metodologi utama untuk menjalankan organisasi kelas dunia. Sepanjang perjalanan
dari sekarat hingga lahir kembali, metamorphosis OD telah menyebabkan hilangnya
sebagian besar staf OD internal dan posisi professional yang dikenal sebagai
konsultan OD. Tetapi praktik OD sangat baru, tidak seperti sebelumnya, menyebar
luas ke seluruh perusahaan.
Pada tahun 1978, Noel
mempublikasikan sebuah bab dalam suatu buku karya warner Burke, The Cutting
Edge, yang menganalisis sejarah dan kemungkinan masa depan dari OD, yang
dipinjam dari kerangka kerja untuk menganalisis inovasi baru milik Andrew
Pettigrew. Bab dimulai dengan dua kutipan dari praktisi OD pada tahun 1978 yang
sesuai dengan kondisi saat ini.
Praktisi
OD 1
: orang-orang OD yang proaktif dan peduli akan dicari kemudian. Perubahan yang
semakin cepat memerlukan orang yang berani mewujudkan sesuatu bahkan bila hal
itu memiliki resiko pribadi. (hal ini akan menjadi suatu profesi yang
berkembang)
Praktisi
OD 2
: sejujurnya, saya tidak melihat OD sebagai suatu profesi, dan saya piker
gerakan di universitas dan tempat lain untuk membuat hal itu menjadi profesi
adalah lebih untuk mengatasi krisis identitas ketimbang untuk menciptakan “agen
perubahan”. Krisis identitas tercermin dalam pertanyaan berikut : baiklah,
apakah yang dimaksud dengan OD? Siapa yang benar-benar dapat melakukannya?
Dimana anda benar-benar mempelajari hal itu? (aka nada pemusnahan OD).
Bab ini menilai transformasi OD
lebih dari dua decade sejak pandangan tentang OD yang bersifat paradox
dikemukakan untuk kali pertama. Noel adalah seorang praktisi dan akademisi yang
menangani OD sejak akhir 1960-an; pertama kali dia adalah konsultan OD internal
di Bankers Trust Company selama dua tahun saat dia cuti dari University of
Michigan untuk memimpin transformasi Leadership Development Institute
(crotonville) milik General Electrics. Bab ini merefleksikan pandangan akademis
dan klinis sang penulis, dikaitkan dengan studi kasus dari Royal akademis
Dutch/Shell bagi implikasi penting untuk praktisi OD di masa depan.
Fase
Historis dari OD
Sepanjang akhir tahun 1970-an, OD melihat perubahannya yang
paling dramatis. Tahun-tahun sejak akhir tahun 1970-an paling banyak ditandai
dengan pencarian peran dan identitas dalam institusi.
Fase
Awal (akhir 1950an – 1963)
Akar OD dengan jelas tergambar pada
pekerjaan sejak akhir 1940-an, ketika suatu kelompok peneliti MIT milik Kurt
Lewin, dipimpin oleh Morton Deutsch, mengadakan suatu lokakarya tentang
hubungan ras di New Britain, Connecticut. Dalam Proses, mereka menemukan
“pembelajaran praktis” atau penilaian perilaku kelompok dan individu dalam
“disini-dan-sekarang”
Untuk menggambarkan kesimpulan
tentang dinamika kelompok dan perilaku individu. Kegiatan ini menghasilkan
peluncuran Nasional Training Lab (NTL) di Bethel, Maine. Dimana pelatihan
kelompok-P (“P” untuk pelatihan) dan pelatihan sensitivitas dimulai pada tahun
1948. Di akhir tahun 1950-an, sejumlah pemimpin NTL semakin memusatkan
perhatian pada pelaksanaan ilmu perilaku ke pengaturan organisasi. Usaha awal
oleh Richard Beckhard dan Herb Shepard di Esso Research dan Engineering
(seperti yang dikenal kemudian) menjadi dasar untuk pengembangan selanjutnya dalam
bidang tersebut. Yang lain mulai menyebut pekerjaan konsultasi mereka sebagai
“pengembangan organisasi”. Khususnya Robert Blake dan Jane Mouton. Pada awal
tahun 1960-an, kelompok OD telah timbul di perusahaan besar seperti Union
Carbide, Bankers Trust Company, TRW, dan Esso (sekaran Exxon Mobil).
Fase
Pionir (1964 – 1973)
Di akhir tahun 1964, kepemimpinan
mulai timbul di bidang ini. Peneliti dan konsultan seperti Richard Beckhard,
Warren Bennis, Edgar Schein, Mather Miles, Ronald Lippit, Robert Blake, Jane
Mouton, dan Herb Shepard melakukan penelitian menjadi konsultan, serta
melaksanakan proyek penelitian di bawah bendera OD. Ada suatu antusiasme
pengikut yang berpasangan dengan semangat kelompok. Pertengahan hingga akhir
tahun 1960-an menjadi saksi pengembangan NTL institutes program for special its
in organization development dan juga penciptaan program S2 di institusi seperti
case western reserve yang memberikan pelatihan formal dalam bidang ini.
Lagipula, pada akhir tahun 1960-an, banyak perusahaan telah mengembangkan staf
OD internal yang terpisah dan sejumlah perusahaan lain telah memutuskan untuk
membentuk departemen OD yang berdedikasi. Pada tahun 1969, ada pekerjaan
penting dalam bidang ini untuk mendukung serangkaian buku OD oleh
Addison-Wesley, menandai adanya penghargaan yang semakin meningkat bagi OD di
antara akademisi. Buku-buku ini, dan pekerjaan yang terkenal dalam bidang ini,
melingkupi dua kelompok praktik. Sumber tentang keduanya dapat dilacak kembali
ke fase awal OD di tahun 1950-an. Kelompok yang pertama memfokuskan diri pada
hubungan internasional personal dan psikologi humanistis sedangkan kelompok
kedua memfokuskan perhatian pada prganisasi sebagai system. Kelompok kedua
menekankan pada dinamika proses perubahan, proses kerja, dan perubahan
structural. Pada akhir tahun 1960-an, kelompok ini menjadi sangat berbeda dan
OD menjadi benar-benar diidentifikasi sebagai kelompok kedua, meskipun hal itu
sebagian besar dilanjutkan dengan menjelaskan psikologi humanistis.
Gabungan kedua kelompok ini dalam
OD menyambungkan suatu fenomena yang digambarkan oleh Andrew Pettigrew sebagai
“sumber tekanan tunggal yang paling besar” dalam mencetuskan suatu inovasi
ketegangan di antara orang-orang yang pragmatis dan para pembawa misi.
Orang-orang yang pragmatis adalah yang memfokuskan diri pada perubahan system
sedangkan pembawa misi dikaitkan dengan psikologi humanistis. Literature OD mulai mengabaikan tren dominan
pekerjaan yang lain dalam psikologi organisasi ketika kelompok itu menjadi
semakin bersaing dalam menyatakan posisi mereka. Meskipun banyak proyek
penelitian dibatasi oleh teori yang terkait dengan salah satu kelompok itu,
praktisi bergerak dengan lebih bebas di antara dua kelompok itu.
Fase
Keraguan Diri (1973-awal 1980-an)
Banyak factor yang turut
berkontribusi pada fase ini dalam sejarah OD pesimisme masyarakat umum yang
dibawa oleh era Nixon menyebabkan berakhirnya dukungan Negara untuk penelitian
perubahan social-liberal pada skala besar. Perubahan social, yang berpasangan
dengan resesi ekonomi, menghasilkan hilangnya selera secara besar-besaran pada
aktivitas OD. Janji praktisi OD pada saat itu untuk membentuk suatu kehidupan
organisasi yang lebih baik dan lebih berarti telah didiskreditkan oleh sejumlah
orang. Hal ini menimbulkan tekanan yang semakin besar bagi praktisi OD untuk
membenarkan keberadaan mereka.
Pada tahun 1978, wawancara Noel
dengan praktisi OD menunjukan bahwa bidang tersebut “sebagian besar mengerjakan
sesuatu tanpa keahlian pada keterbatasan.” Implementasi proyek OD dalam
organisasi telah ditandai oleh tidak adanya keterlibatan dengan pembuat
keputusan stratejik. Penelitian pada tahun 1978 menyimpulkan bahwa OD akan
semakin termarjinalisasi kecuali hal itu dijadikan kecendrungan efektivitas
organisasi.
Satu contoh untuk menjadikan OD
sebagai kecenderungan dalam organisasi adalah dengan adanya pemngembangan
Organizational Effectiveness School milik angkatan Bersenjata Amerika di Ford
Ord pada awal tahun 1980-an. Personel yang paling berbakat dikirim ke sekolah
sebelum mereka ditempatkan pada pekerjaan OD selama dua tahun. Pada akhir dari
penugasan ini personel tersebut dipindahkan kembali ke posisi ini. Hal ini
memberikan dampak yang luar biasa pada Angkatan Bersenjata Amerika Serikat,
karena colonel dan letnan colonel mampu mengintegtasikan praktik OD ke peran
operasional mereka. Meskipun militer mendemonstrasikan jalur untuk menyerap OD
ke manajemen konvensional, banyak perusahaan kurang hati-hati dalam usaha
mereka. Sebagai hasilnya, pada awal tahun 1980-an. banyak perusahaan telah
menghilangkan spesialis dan departemen OD. Hanya sedikit perusahaan besar,
seperti Digital Equipment, yang mempertahankan posisi semacam ini. Di digital
equipment, meskipun demikian posisi ini lama-kelamaan menjadi semakin terpinggirkan
dan benar-benar mati pada saat Compaq membeli perusahaan ini pada tahun
1990-an.
Fase
Kelahiran kembali OD (1980-saat ini)
Pada tahun 1980-an, Jack whelch,
pemimpin dan CEO dari General Electric, membidani kelahiran kembali OD.
Bagaimana pernyataan ini dapat dianggap benar. Lagi pula pada saat itu Welch
telah dikenal oleh media dengan sebutan “Neutron Jack”, setelah memecat ribuan
karyawan GE. Dia tentu saja tidak pernah membaca buku OD manapun, baik sebagai
seorang pemimpin bisni maupun sebagai mahasiswa program doctor di teknik kimia.
Namun, kami menganggap bahwa OD akhirnya menemukan tempatnya di model
kepemimpinan yang digunakan untuk memimpin organisasi sejak serangkaian langkah
Welch dimulai pada tahun 1980-an, dan sejak diikuti oleh organisasi lain di
seluruh dunia. Melalui serangkaian inovasi social, Welch telah mampu memperluas
model yang dipertunjukkan oleh Angkatan Bersenjata Amerika Serikat tentang cara
menggabungkan OD ke dalam kemampuan kepemimpinan dari puluhan ribu pekerja GE.
BAB III
PENUTUP
Demikian makalah tentang “Perkembangan Organisasi
Internasional” ini saya buat. Semoga dapat bermanfaat khususnya bagi saya
selaku penulis umumnya bagi kita semua.
Kesimpulan
Jadi organisasi internasional adalah suatu bentuk organisasi dari gabungan beberapa negara atau bentuk unit fungsi yang memiliki tujuan bersama mencapai persetujuan.
Daftar Pustaka
http://www.kemlu.go.id
http://id.wikipedia.org
http://www.menlh.go.id
http://meyhero.wordpress.com
Robbins S.P.
2006. Perilaku Organisasi. Jakarta. PT INDEKS kelompok Gramedia
Robbin S.P. 1994. Teori Organisasi. Jakarta. Arcan
semoga bermanfaat :-)
BalasHapus