Rabu, 11 April 2012

Makalah Perkembangan Organisasi Internasional


BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk ciptaan ALLAH SWT di bumi. Yang menerima amanat-Nya untuk bisa menjadi pemimpin mulai dari dirinya sendiri sampai menjadi pemimpin untuk sebuah organisasi

Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi sebuah syarat kelulusan nilai mata kuliah perilaku organisasi, menambah pengetahuan dan wawasan terhadap perilaku organisasi, dan bermandaat untuk penulis khususnya dan umumnya bagi semuanya
Metode Penulisan
Penulis mempergunakan metode observasi dan kepustakaan. Cara-cara yang digunakan pada penelitian ini adalah :
Studi pustaka
Dalam metode ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan dengan penulisan makalah ini.


BAB II
PEMBAHASAN

Organisasi Internasional
Organisasi internasional adalah suatu bentuk organisasi dari gabungan beberapa negara atau bentuk unit fungsi yang memiliki tujuan bersama mencapai persetujuan yg juga merupakan isi dari perjanjian atau charter.
Kebijakan umum Pemri pada organisasi-organisasi internasional didasarkan pada Peraturan Presiden No. 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2004-2009, Bab 8 tentang Pemantapan Politik Luar Negeri dan Peningkatan Kerjasama Internasional. Melalui penetapan RJPM, Pemerintah berusaha meningkatkan peranan Indonesia dalam hubungan internasional dan dalam menciptakan perdamaian dunia serta mendorong terciptanya tatanan dan kerjasama ekonomi regional dan internasional yang lebih baik dalam mendukung pembangunan nasional.
Prioritas politik luar negeri Indonesia dalam 5 tahun ke depan dituangkan dalam 3 program utama yaitu program pemantapan politik luar negeri dan optimalisasi diplomasi Indonesia, program peningkatan kerjasama internasional yang bertujuan untuk memanfaatkan secara optimal berbagai potensi positif yang ada pada forum-forum kerjasama internasional dan program penegasan komitmen terhadap perdamaian dunia.
Sesuai dengan Keppres No. 64 tahun 1999, keanggotaan Indonesia pada organisasi internasional diamanatkan untuk memperoleh manfaat yang maksimal bagi kepentingan nasional, didasarkan pada peraturan perundangan yang berlaku dan memperhatikan efisiensi penggunaan anggaran dan kemampuan keuangan negara.
Keanggotaan Indonesia pada OI diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu antara lain :
  • secara Politik : dapat mendukung proses demokratisasi, memperkokoh persatuan dan kesatuan, mendukung terciptanya kohesi sosial, meningkatkan pemahaman dan toleransi terhadap perbedaan, mendorong terwujudnya tata pemerintahan yang baik, mendorong pernghormatan, perlindungan dan pemajuan HAM di Indonesia;
  • secara ekonomi dan keuangan : mendorong pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkelanjutan,  meningkatkan daya saing, meningkatkan kemampuan iptek, meningkatkan kapasitas nasional dalam upaya pencapaian pembangunan nasional, mendorong peningkatan produktivitas nasional, mendatangkan bantuan teknis, grant dan bantuan lain yang tidak mengikat;
  • secara Sosial Budaya : menciptakan saling pengertian antar bangsa, meningkatkan derajat kesehatan, pendidikan, mendorong pelestarian budaya lokal dan nasional, mendorong upaya perlindungan dan hak-hak pekerja migran; menciptakan stabilitas nasional, regional dan internasional;
  • segi kemanusiaan : mengembangkan early warning system di wilayah rawan bencana, meningkatkan capacity building di bidang penanganan bencana, membantu proses rekonstruksi dan rehabilitasi daerah bencana; mewujudkan citra positif Indonesia di masyarakat internasional, dan mendorong pelestarian lingkungan hidup dan mendorong keterlibatan berbagai pihak dalam usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup.
            Mengenai pengusulan Indonesia untuk menjadi anggota dari suatu Organisasi Internasional diatur dalam Keputusan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Nomor SK. 1042/PO/VIII/99/28/01 tentang Tata Cara Pengajuan Kembali Keanggotaan Indonesia serta Pembayaran Kontribusi Pemerintah Indonesia pada Organisasi-Organisasi Internasional.
Menurut SK Menlu tersebut, dalam  hal suatu instansi bermaksud mengusulkan keanggotaan Indonesia pada organisasi internasional, usulan tersebut disampaikan secara tertulis kepada menteri Luar Negeri disertai dengan penjelasan mengenai dasar usulan serta hak dan kewajiban yang timbul dari keanggotaan itu. Pengusulan tersebut kemudian akan dibahas oleh Kelompok Kerja Pengkaji Keanggotaan Indonesia dan Kontribusi Pemerintah Indonesia pada Organisasi-Organisasi Internasional. Pembahasan mengenai usulan tersebut memperhatikan:
  1. Manfaat yang dapat diperoleh dari keanggotaan pada organisasi internasional yang bersangkutan;
  2. Kontribusi yang dibayar sebagaimana yang disepakati bersama dan diatur dalam ketentuan organisasi yang bersangkutan serta formula penghitungannya;
  3. Keanggotaan Indonesia pada suatu organisasi internasional yang emmpunyai lingkup dan kegiatan sejenis;
  4. Kemampuan keuangan negara dan kemampuan keuangan lembaga non pemerintah.
Contoh organisasi-organisasi internasional adalah :
1. PBB
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB (United Nations atau UN) adalah sebuah organisasi internasional yang anggotanya hampir seluruh negara di dunia. Lembaga ini dibentuk untuk memfasilitasi dalam hukum internasional, pengamanan internasional, lembaga ekonomi, dan perlindungan sosial. Perserikatan Bangsa-bangsa didirikan di San Fransisco pada tanggal 24 Oktober 1945 setelah Konferensi Dumbarton Oaks di Washington DC, namun sidang umum yang pertama dihadiri wakil dari 51 negara dan baru berlangsung pada 10 Januari 1946 (di Church House, London). Dari 1919 hingga 1946, terdapat sebuah organisasi yang mirip, bernama Liga Bangsa-bangsa, yang bisa dianggap sebagai pendahulu PBB. Sejak didirikan di San Fransisco pada 24 Oktober 1945, sedikitnya 192 negara menjadi anggota PBB. Semua negara yang tergabung dalam wadah PBB menyatakan independensinya masing-masing, selain Vatikan dan Takhta Suci serta Republik Cina (Taiwan) yang tergabung dalam wilayah Cina pada 1971. Hingga tahun 2007 sudah ada 192 negara anggota PBB. Sekretaris Jendral PBB saat ini adalah Ban Ki-Moon asal Korea Selatan yang menjabat sejak 1 Januari 2007.
2. NATO
Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organisation/NATO) adalah sebuah organisasi internasional untuk keamanan bersama yang didirikan pada tahun 1949, sebagai bentuk dukungan terhadap Persetujuan Atlantik Utara yang ditanda tangani di Washington, DC pada 4 April 1949. Nama resminya yang lain adalah dalam bahasa perancis : l’Organisation du Traité de l’Atlantique Nord (OTAN).
Pasal utama persetujuan tersebut adalah Pasal V, yang berisi:
Para anggota setuju bahwa sebuah serangan bersenjata terhadap salah satu atau lebih dari mereka di Eropa maupun di Amerika Utara akan dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota. Selanjutnya mereka setuju bahwa, jika serangan bersenjata seperti itu terjadi, setiap anggota, dalam menggunakan hak untuk mepertahankan diri secara pribadi maupun bersama-sama seperti yang tertuang dalam Pasal ke-51 dari Piagam PBB, akan membantu anggota yang diserang jika penggunaan kekuatan semacam itu, baik sendiri maupun bersama-sama, dirasakan perlu, termasuk penggunaan pasukan bersenjata, untuk mengembalikan dan menjaga keamanan wilayah Atlantik Utara.
Pasal ini diberlakukan agar jika sebuah anggota Pakta Warsawa melancarkan serangan terhadap para sekutu Eropa dari PBB, hal tersebut akan dianggap sebagai serangan terhadap seluruh anggota (termasuk Amerika Serikat sendiri), yang mempunyai kekuatan militer terbesar dalam persekutuan tersebut dan dengan itu dapat memberikan aksi pembalasan yang paling besar. Tetapi kekhawatiran terhadap kemungkinan serangan dari Eropa Barat ternyata tidak menjadi kenyataan. Pasal tersebut baru mulai digunakan untuk pertama kalinya dalam sejarah pada 12 September 2001, sebagai tindak balas terhadap serangan teroris 11 September 2001 terhadap AS yang terjadi sehari sebelumnya.
3. ASEAN
Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (PERBARA) atau lebih populer dengan sebutan Association of Southeast Asia Nations (ASEAN) merupakan sebuah organisasi geopolitik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yang didirikan di Bangkok, 8 Agustus 1967 melalui Deklarasi Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, serta memajukan perdamaian di tingkat regionalnya. Negara-negara anggota ASEAN mengadakan rapat umum pada setiap bulan November. Prinsip Utama ASEAN
Prinsip-prinsip utama ASEAN adalah sebagai berikut:
  • Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah nasional, dan identitas nasional setiap negara
  • Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas daripada campur tangan, subversif atau koersi pihak luar
  • Tidak mencampuri urusan dalam negeri sesama negara anggota
  • Penyelesaian perbedaan atau perdebatan dengan damai
  • Menolak penggunaan kekuatan yang mematikan
  • Kerjasama efektif antara anggota

Anggota ASEAN :

Kini ASEAN beranggotakan semua negara di Asia tenggara (kecuali Timor Leste dan Papua Nugini). Berikut ini adalah negara-negara anggota ASEAN:
  • Indonesia
  • Filipina
  • Malaysia
  • Singapura
  • Thailand
  • Brunei Darrussalam
  • Vietnam
  • Laos
  • Myanmar
  • Kamboja
4. OKI
Organisasi Konferensi Islam (OKI) adalah sebuah organisasi antarpemerintahan yang menghimpun 57 negara di dunia. OKI didirikan di Rabat, Maroko pada 12 Rajab 1389 H (25 September 1969) dalam Pertemuan Pertama para Pemimpin Dunia Islam yang diselenggarakan sebagai reaksi terhadap terjadinya peristiwa pembakaran Masjid Al Aqsa pada 21 Agustus 1969 oleh pengikut fanatik Kristen dan Yahudi di Yerussalem.
Adapun organisasi-organisasi internasional lainnya seperti :
-          United Nations Environment Programme (UNEP)
-          Asean Center Biodiversity
-          World Environment Center (WED)
-          The Tranpenbos Foundation

Kematian dan Kelahiran Kembali dari Pengembangan Organisasi Internasional

Sebagai suatu profesi yang terpisah, pengembangan organisasi - organizational Development (OD) hampir mati. Untungnya OD, sebagai seperangkat praktik dan cara untuk menerapkan pengetahuan dari ilmu perilaku, telah lahir kembali sebagai bagian dari metodologi utama untuk menjalankan organisasi kelas dunia. Sepanjang perjalanan dari sekarat hingga lahir kembali, metamorphosis OD telah menyebabkan hilangnya sebagian besar staf OD internal dan posisi professional yang dikenal sebagai konsultan OD. Tetapi praktik OD sangat baru, tidak seperti sebelumnya, menyebar luas ke seluruh perusahaan.

Pada tahun 1978, Noel mempublikasikan sebuah bab dalam suatu buku karya warner Burke, The Cutting Edge, yang menganalisis sejarah dan kemungkinan masa depan dari OD, yang dipinjam dari kerangka kerja untuk menganalisis inovasi baru milik Andrew Pettigrew. Bab dimulai dengan dua kutipan dari praktisi OD pada tahun 1978 yang sesuai dengan kondisi saat ini.

Praktisi OD 1 : orang-orang OD yang proaktif dan peduli akan dicari kemudian. Perubahan yang semakin cepat memerlukan orang yang berani mewujudkan sesuatu bahkan bila hal itu memiliki resiko pribadi. (hal ini akan menjadi suatu profesi yang berkembang)

Praktisi OD 2 : sejujurnya, saya tidak melihat OD sebagai suatu profesi, dan saya piker gerakan di universitas dan tempat lain untuk membuat hal itu menjadi profesi adalah lebih untuk mengatasi krisis identitas ketimbang untuk menciptakan “agen perubahan”. Krisis identitas tercermin dalam pertanyaan berikut : baiklah, apakah yang dimaksud dengan OD? Siapa yang benar-benar dapat melakukannya? Dimana anda benar-benar mempelajari hal itu? (aka nada pemusnahan OD).

Bab ini menilai transformasi OD lebih dari dua decade sejak pandangan tentang OD yang bersifat paradox dikemukakan untuk kali pertama. Noel adalah seorang praktisi dan akademisi yang menangani OD sejak akhir 1960-an; pertama kali dia adalah konsultan OD internal di Bankers Trust Company selama dua tahun saat dia cuti dari University of Michigan untuk memimpin transformasi Leadership Development Institute (crotonville) milik General Electrics. Bab ini merefleksikan pandangan akademis dan klinis sang penulis, dikaitkan dengan studi kasus dari Royal akademis Dutch/Shell bagi implikasi penting untuk praktisi OD di masa depan.
Fase Historis dari OD
Sepanjang akhir  tahun 1970-an, OD melihat perubahannya yang paling dramatis. Tahun-tahun sejak akhir tahun 1970-an paling banyak ditandai dengan pencarian peran dan identitas dalam institusi.
Fase Awal (akhir 1950an – 1963)
Akar OD dengan jelas tergambar pada pekerjaan sejak akhir 1940-an, ketika suatu kelompok peneliti MIT milik Kurt Lewin, dipimpin oleh Morton Deutsch, mengadakan suatu lokakarya tentang hubungan ras di New Britain, Connecticut. Dalam Proses, mereka menemukan “pembelajaran praktis” atau penilaian perilaku kelompok dan individu dalam “disini-dan-sekarang”
Untuk menggambarkan kesimpulan tentang dinamika kelompok dan perilaku individu. Kegiatan ini menghasilkan peluncuran Nasional Training Lab (NTL) di Bethel, Maine. Dimana pelatihan kelompok-P (“P” untuk pelatihan) dan pelatihan sensitivitas dimulai pada tahun 1948. Di akhir tahun 1950-an, sejumlah pemimpin NTL semakin memusatkan perhatian pada pelaksanaan ilmu perilaku ke pengaturan organisasi. Usaha awal oleh Richard Beckhard dan Herb Shepard di Esso Research dan Engineering (seperti yang dikenal kemudian) menjadi dasar untuk pengembangan selanjutnya dalam bidang tersebut. Yang lain mulai menyebut pekerjaan konsultasi mereka sebagai “pengembangan organisasi”. Khususnya Robert Blake dan Jane Mouton. Pada awal tahun 1960-an, kelompok OD telah timbul di perusahaan besar seperti Union Carbide, Bankers Trust Company, TRW, dan Esso (sekaran Exxon Mobil).
Fase Pionir (1964 – 1973)
Di akhir tahun 1964, kepemimpinan mulai timbul di bidang ini. Peneliti dan konsultan seperti Richard Beckhard, Warren Bennis, Edgar Schein, Mather Miles, Ronald Lippit, Robert Blake, Jane Mouton, dan Herb Shepard melakukan penelitian menjadi konsultan, serta melaksanakan proyek penelitian di bawah bendera OD. Ada suatu antusiasme pengikut yang berpasangan dengan semangat kelompok. Pertengahan hingga akhir tahun 1960-an menjadi saksi pengembangan NTL institutes program for special its in organization development dan juga penciptaan program S2 di institusi seperti case western reserve yang memberikan pelatihan formal dalam bidang ini. Lagipula, pada akhir tahun 1960-an, banyak perusahaan telah mengembangkan staf OD internal yang terpisah dan sejumlah perusahaan lain telah memutuskan untuk membentuk departemen OD yang berdedikasi. Pada tahun 1969, ada pekerjaan penting dalam bidang ini untuk mendukung serangkaian buku OD oleh Addison-Wesley, menandai adanya penghargaan yang semakin meningkat bagi OD di antara akademisi. Buku-buku ini, dan pekerjaan yang terkenal dalam bidang ini, melingkupi dua kelompok praktik. Sumber tentang keduanya dapat dilacak kembali ke fase awal OD di tahun 1950-an. Kelompok yang pertama memfokuskan diri pada hubungan internasional personal dan psikologi humanistis sedangkan kelompok kedua memfokuskan perhatian pada prganisasi sebagai system. Kelompok kedua menekankan pada dinamika proses perubahan, proses kerja, dan perubahan structural. Pada akhir tahun 1960-an, kelompok ini menjadi sangat berbeda dan OD menjadi benar-benar diidentifikasi sebagai kelompok kedua, meskipun hal itu sebagian besar dilanjutkan dengan menjelaskan psikologi humanistis.
Gabungan kedua kelompok ini dalam OD menyambungkan suatu fenomena yang digambarkan oleh Andrew Pettigrew sebagai “sumber tekanan tunggal yang paling besar” dalam mencetuskan suatu inovasi ketegangan di antara orang-orang yang pragmatis dan para pembawa misi. Orang-orang yang pragmatis adalah yang memfokuskan diri pada perubahan system sedangkan pembawa misi dikaitkan dengan psikologi humanistis.  Literature OD mulai mengabaikan tren dominan pekerjaan yang lain dalam psikologi organisasi ketika kelompok itu menjadi semakin bersaing dalam menyatakan posisi mereka. Meskipun banyak proyek penelitian dibatasi oleh teori yang terkait dengan salah satu kelompok itu, praktisi bergerak dengan lebih bebas di antara dua kelompok itu.
Fase Keraguan Diri (1973-awal 1980-an)
Banyak factor yang turut berkontribusi pada fase ini dalam sejarah OD pesimisme masyarakat umum yang dibawa oleh era Nixon menyebabkan berakhirnya dukungan Negara untuk penelitian perubahan social-liberal pada skala besar. Perubahan social, yang berpasangan dengan resesi ekonomi, menghasilkan hilangnya selera secara besar-besaran pada aktivitas OD. Janji praktisi OD pada saat itu untuk membentuk suatu kehidupan organisasi yang lebih baik dan lebih berarti telah didiskreditkan oleh sejumlah orang. Hal ini menimbulkan tekanan yang semakin besar bagi praktisi OD untuk membenarkan keberadaan mereka.
Pada tahun 1978, wawancara Noel dengan praktisi OD menunjukan bahwa bidang tersebut “sebagian besar mengerjakan sesuatu tanpa keahlian pada keterbatasan.” Implementasi proyek OD dalam organisasi telah ditandai oleh tidak adanya keterlibatan dengan pembuat keputusan stratejik. Penelitian pada tahun 1978 menyimpulkan bahwa OD akan semakin termarjinalisasi kecuali hal itu dijadikan kecendrungan efektivitas organisasi.
Satu contoh untuk menjadikan OD sebagai kecenderungan dalam organisasi adalah dengan adanya pemngembangan Organizational Effectiveness School milik angkatan Bersenjata Amerika di Ford Ord pada awal tahun 1980-an. Personel yang paling berbakat dikirim ke sekolah sebelum mereka ditempatkan pada pekerjaan OD selama dua tahun. Pada akhir dari penugasan ini personel tersebut dipindahkan kembali ke posisi ini. Hal ini memberikan dampak yang luar biasa pada Angkatan Bersenjata Amerika Serikat, karena colonel dan letnan colonel mampu mengintegtasikan praktik OD ke peran operasional mereka. Meskipun militer mendemonstrasikan jalur untuk menyerap OD ke manajemen konvensional, banyak perusahaan kurang hati-hati dalam usaha mereka. Sebagai hasilnya, pada awal tahun 1980-an. banyak perusahaan telah menghilangkan spesialis dan departemen OD. Hanya sedikit perusahaan besar, seperti Digital Equipment, yang mempertahankan posisi semacam ini. Di digital equipment, meskipun demikian posisi ini lama-kelamaan menjadi semakin terpinggirkan dan benar-benar mati pada saat Compaq membeli perusahaan ini pada tahun 1990-an.

Fase Kelahiran kembali OD (1980-saat ini)
Pada tahun 1980-an, Jack whelch, pemimpin dan CEO dari General Electric, membidani kelahiran kembali OD. Bagaimana pernyataan ini dapat dianggap benar. Lagi pula pada saat itu Welch telah dikenal oleh media dengan sebutan “Neutron Jack”, setelah memecat ribuan karyawan GE. Dia tentu saja tidak pernah membaca buku OD manapun, baik sebagai seorang pemimpin bisni maupun sebagai mahasiswa program doctor di teknik kimia. Namun, kami menganggap bahwa OD akhirnya menemukan tempatnya di model kepemimpinan yang digunakan untuk memimpin organisasi sejak serangkaian langkah Welch dimulai pada tahun 1980-an, dan sejak diikuti oleh organisasi lain di seluruh dunia. Melalui serangkaian inovasi social, Welch telah mampu memperluas model yang dipertunjukkan oleh Angkatan Bersenjata Amerika Serikat tentang cara menggabungkan OD ke dalam kemampuan kepemimpinan dari puluhan  ribu pekerja GE.







BAB III
PENUTUP


Demikian makalah tentang “Perkembangan Organisasi Internasional” ini saya buat. Semoga dapat bermanfaat khususnya bagi saya selaku penulis umumnya bagi kita semua.



Kesimpulan

Jadi
organisasi internasional adalah suatu bentuk organisasi dari gabungan beberapa negara atau bentuk unit fungsi yang memiliki tujuan bersama mencapai persetujuan.







Daftar Pustaka
http://www.kemlu.go.id
http://id.wikipedia.org
http://www.menlh.go.id
http://meyhero.wordpress.com
Robbins S.P.  2006. Perilaku Organisasi. Jakarta. PT INDEKS kelompok Gramedia
Robbin S.P. 1994. Teori Organisasi. Jakarta. Arcan

1 komentar: