SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER
TAHUN AKADEMIK 2011
JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA SEMESTER III
MATA KULIAH FILSAFAT MANAJEMEN
(TAKE HOME)
DOSEN : DRS. AYI SOFYAN, M.Si
Petunjuk :
a) Hasil
kerja dikumpulkan pada saat UJIAN Mata Kuliah Filsafat Manajemen kepada Panitia
Ujian, dan yang tidak mengumpulkan tepat pada waktunya dianggap mengundurkan
diri, tanda tangani daftar hadir ujian Anda.
b) Tik
computer font 12 spasi 1,5 times new roman
c) Cover
dilengkapi dengan nama, NIM, semester, dan Jurusan serta Kelas dan Tanda tangan
Soal-soal :
Bagian I
1) Jelaskan
pengertian Filsafat, Filsafat Administrasi dan Manajemen, Objek Formal dan
Objek Material Filsafat Administrasi dan Manajemen serta apa kegunaan dan
manfaat mempelajarinya ?
2) Paradigma
Filsafat Administrasi dan Manajemen mengalami perkembangan, demikian halnya
dengan dimensi substantifnya. Jelaskan perkembangan paradigma filsafat
administrasi atau manajemen dan jelaskan pula substansinya!
3) Secara
epistimologi pengetahuan lahir dari pengalaman rasional dan empirik, meskipun
selain itu ada sumber pengetahuan yang disebut commonsense, bagaimana
hubungannya dengan filsafat administrasi dan manajemen? Jelaskan!
4) Secara
aksiologis filsafat administrasi dan manajemen mengandung nilai dan energi bagi
pengembangan kelembagaan model hubungan kemanusiaan, dan model pilihan publik.
Jelaskan yang dimaksud nilai-nilai dan energi tersebut !
Bagian
II
1)
Jelaskan pengertian filosofis
Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan dan Pemotivasian, Pengontrolan dan
Evaluasi Organisasi.
2)
Jelaskan hakikat, prinsip-prinsip,
bentuk-bentuk, dan peran manusia dalam organisasi.
3)
Jelaskan klasifikasi kebutuhan manusia
menurut Abraham Maslaw dan McClelland, serta teknik-teknik penggerakan dalam
organisasi yang anda ketahui!
4) Jelaskan
sifat-sifat dan teknik-teknik pengawasan berikut contohnya!
5) Jelaskan
hakikat dan langkah evaluasi, serta jelaskan hubungan antara fungsi organisasi
antara 1 dengan yang lainnya!
Bagian III
Buatlah
kesimpulan dari penjelasan bagian I dan II secara singkat, padat, dan akurat.
Selamat
mengerjakan! Good luck!!
Jawaban
Bagian I
1. A. Pengertian Filsafat
Filsafat berasal dari bahasa Yunani terdiri dari dua
suku kata yaitu “philos” dan
“Shopia”. Philos biasanya diterjemahkan dengan istilah senang, gemar, atau
cinta, sedangkan shopia dapat diartikan kebijaksanaan atau kearifan.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa filsafat berarti cinta kepada kebijaksanaan.
Menurut Aristoteles (384 – 322 SM) filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas
segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas
penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.
Sedangkan
berfilsafat berarti berfikir secara mendalam sistematis, konstruktif (memiliki
pola) dan kritis hingga ke akar-akarnya tentang suatu fenomena berdasarkan
kaidah-kaidah kebenaran dan kebijakan sehingga melahirkan pengetahuan dan ilmu
sehingga berfilsafat berarti berusaha mengetahui sesuatu yang sedalam-dalamnya
mengenai hakikat, fungsi, ciri-ciri, kegunaan, masalah-masalahnya serta
pemecahannya.
B. pengertian Filsafat Administrasi dan Manajemen
Yaitu
menjadikan administrasi dan manajemen sebagai subjek dan sasaran filosofi
sehingga ilmu administrasi dan manajemen dibangun berdasarkan kaidah-kaidah
berfikir rasional, objektif, konstruktif dan sistematis.
C. Objek Formal dan Objek Material Filsafat
Administrasi dan Manajemen
a. Objek Formal Administrasi dan Manajemen
Artinya bahwa keteraturan,
pengaturan, dan kepemerintahan sebagai objek formal filsafat administrasi
secara essensial akan nampak pada hubungan antara yang diatur dan yang mengatur
baik dalam konteks internal dan eksternal organisasi dalam kehidupan yang lebih
luas hingga pada wilayah negara
b. Objek Material Filsafat Administrasi
dan Manajemen terdiri dari :
-
Filsafat
Sosiologis, melihat kerjasama dalam hubungan individu dengan kelompok struktur
kehidupan masyarakat
-
Filsafat
Politik, melihat manusia bekerjasama dalam konteks hubungan kekuasaan dengan
yang dikuasai
-
Filsafat
Pemerintahan, melihat manusia dalam hubungan antara pemerintah dan yang
diperintah
-
Filsafat
Ekonomi, melihat manusia bekerjasama dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup
-
Filsafat
Hukum, melihat hubungan kerjasama manusia dalam rangka pencarian keadilan dan
penegakan hukum oleh subjek-subjek hukum dan objek hukum
D. Kegunaan dan manfaat mempelajari
Filsafat Administrasi dan Manajemen
1. sebagai dasar dan pedoman berfikir
yang efektif bagi manajer
2. Sebagai pedoman untuk memecahkan
masalah manajer
3. Memberikan pedoman bagi pekerjaan
manajer
4. Memberikan kepercayaan dan pegangan
untuk manajer demi mencapai tujuan
5. Sebagai dasar kepercayaan manajer.
6. Dapat dipergunakan untuk mendapat
sokongan dan partisipasi bawahan terhadap peran manajer
2.
A. Perkembangan Paradigma
Administrasi atau Manajemen
1. Dikotomi politik dan administrasi,
pelopor paradigma ini adalah Goodnow, menyatakan bahwa administrasi orientasi
aktivitasnya adalah pelaksanaan kekuasaan melalui suatu kebijakan, sedangkan
politik orientasinya kepada merebut atau memperoleh sesuatu kekuasaan. Oleh
sebab itu, apabila administrasi vakum maka politik mulai bergerak melanglang
buana mencari kekuasaan. Setelah kekuasaan dilaksanakan dengan berbagai
kebijakan, maka administrasi mulai aktif dan politik vakum, demikian
seterusnya.
2. Prinsip-prinsip administrasi,
pelopor paradigma ini adalah Willoughby, menyatakan bahwa prinsip administrasi
adalah prinsip administrasi, dalam artian bukan prinsip ilmu lain. Sangat
banyak jenis prinsip administrasi, antara lain prinsip bekerja. Prinsip ini
hanya memandang kepada keberhasilan apabila diimplementasikan
3. Administrasi Negara sebagai ilmu
politik, pencetus paradigma ini adalah Simon, menyatakan bahwa administrasi dan
politik adalah saling memperkuat dan melengkapi dalam upaya pencapaian tujuan,
baik itu untuk memperoleh kekuasaan maupun pelaksanaan kekuasaan.
4. Administrasi Negara, salah satu
pelopor paradigm ini adalah James D. Thompson, dalam pelaksanaan pengaturan dan
keteraturan Negara diperlukan ilmu dan teknologi administrasi sebagai sarana
berpikir dan bertindak, sehingga tugas-tugas kenegaraan dapar memberikan hasil
yang memuaskan semua pihak.
5. Administrasi Negara sebagai
administrasi negara, pelopor ini dikemukakan oleh Nicholas Henry, dengan
mengidentifikasi masalah-masalah kepentingan public sebagai focus kegiatan
administrasi Negara.
B. Substansi filsafat administrasi atau
manajemen :
Substansi administrasi
diklasifikasikan kedalam 7 bagian yaitu :
1. Administrasi sebagai administrasi.
Adalah keteraturan yang diinginkan yang dikembangkan melalui prinsip-prinsip
dan kegiatan ketatausahaan.
2. Administrasi sebagai bagian dari dan
atau ilmu politik. Artinya bahwa keteraturan dan pengaturan dalam kekuasaan
juga merupakan keteraturan dalam politik dan pemerintah.
3. Ilmu administrasi sebagai manajemen
dan ilmu administrasi. Keteraturan yang dikembangkan secara ilmiah dengan
menetapkan substansi pada objek ilmu.
4. Ilmu administrasi yang humanistik.
Menempatkan manusia bukan hanya sebagai individu, tetapi merupakan anggota
dalam kehidupan kelompok
5. Ilmu administrasi sebagai politik
administrasi. Posisi administrasi sebagai politik administrasi dimaksudkan
bahwa ilmu administrasi didasarkan atas pendekatan continue.
6. Ilmu administrasi dalam pendekatan
ekologi telah melahirkan kajian khusus yang dikenal dengan ekologi
administrasi.
7. Ilmu administrasi dalam pendekatan
pembangunan. Yang menjadi substansi dari pendekatan ini adalah perubahan. Oleh
karena itu, keteraturan dalam administrasi memiliki kemampuan untuk
mengapresiasi perubahan-perubahan yang terjadi.
3.
Epistimologis
Ilmu Administrasi
Epistimologis
merupakan bagian dari filsafat ilmu yang mempelajari dan menetapkan kodrat atau
skop suatu ilmu pengetahuan serta dasar pembentukannya. Secara epistimologis
bahwa administrasi mempunyai beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya
sebagai berikut :
a.
Objektivitas administrasi
Pada hakikat dasar dari
pengetahuan administrasi manusia mensyaratkan adanya makna apriori (kebenaran
dasar) sebagai realita fundamental dan tidak relatif, sedangkan kebenaran
realita yang telah mengalami perubahan dari nilai dasar kebenaran relatif
tertuang dalam hakikat aposteritori.
b.
Subjektivisme administrasi
Cara pandang ilmu
administrasi terhadap kebenaran yang terkandung di dalam nilai-nilai
administrasi senantiasa dilihat secara subjektif, apabila tidak meresapi dan
mendalami administrasi itu sesungguhnya. Secara epistemologi administrasi, bila
dihubungkan dangan konsep-konsep lainnya terlihat mempunyai hubungan yang
sangat kompetitif dangan didasarkan atas mekanisme pertarungan pendapat dan
konsep yang kompleks kemudian pengalokasian pembenaran pemikiran yang cukup tajam.
c.
Skeptisisme administrasi
Administrasi adalah
suatu proses pemikiran yang rasional dengan andalan utamanya diletakkan pada
pembenaran empiris. Ilmu administrasi otomatis menjadi salah satu kajian dari
filsafat ilmu yang menspesialisasikan pada :
v pemikiran
bersifat spekulatif,
v melukiskan
hakikat realita secara lengkap,
v menentukan
batas-batas jangkauan,
v melakukan
penyelidikan tentang kondisi krisis,
v administrasi
merupakan salah satu bidang disiplin ilmu. Bahwa skeptisisme pada kondisi
tertentu juga dapat berakibat negatif dalam suatu kegiatan administrasi.
d.
Etika dan Moralitas Administrasi
Ø Etika
Administrasi
Etika adalah suatu
tatanan atau aturan hidup pada komunitas manusia tertentu. Dalam suatu
administrasi etika ilmu administrasi disadari atau dimengerti adalah dengan
ilmu administrasi yang berangakat dari pemikiran sampai kepada tindakan atau
perbuatan manusia.
Ø Moralitas
Administrasi
Kaidah atau prinsip
moralitas dapat juga menerima pengecualian, karena kaidah atau prinsip tersebut
adalah gagasan abstrak yang ditarik dari perhatian bagi orang-orang yang
mengerjakan sesuatu dengan baik. Bahwa moralitas merupakan kualitas perbuatan
manusia yang didorong oleh gerakan kejiwaan dengan memperhitungkan benar dan
salahnya serta baik dan buruknya.
e.
Konseptual administrasi
Konseptual
administrasi merupakan suatu symbol bagi sekumpulan kenyataan yang sifatnya
konkret perceptual yang lumayan banyak jumlahnya. Dalam administrasi konseptual
mereduksi fungsi suatu symbol otomatis yang berada dalam kesadaran manusia.
Konsep dalam ilmu administrasi cenderung merupakan pemikiran yang didasarkan
kepada perceptual dengan pembuktiannya untuk melahirkan suatu jangkauan yang
lebih luas, yang diistilahkan dangan teori. Teori adalah akumulasi bangunan
dari berbagai macam konsep sehingga melahirkan pemahaman yang lebih mendalam
kemudian diakumulasikan ke dalam suatu keutuhan.
4. Nilai-nilai dalam aksiologi
Filsafat Administrasi atau Manajemen
Aksiologi
ilmu admiministrasi yaitu bagaimana ilmu administrasi digunakan sehingga memberikan
manfaat dalam kehidupan manusia. Sasaran pembahasan (content)
aksiologi ilmu administrasi mulai dari penerapan atau penggunaan sampai
pengembangan dan pemanfaatan ilmu administrasi itu sendiri dalam kehidupan
manusia.
Nilai-nilai
dalam aksiologi Filsafat Administrasi atau Manajemen terdiri dari :
-
Kebenaran asal mula
Bahwa
asal mula kebenaran ilmu administrasi adalah dari pengetahuan yang telah
dikompilasikan dalam suatu integrasi pemikiran manusia. Jika diyakini bahwa
asal mulanya itu adalah salah maka itulah kebenaran dalam kesalahan, dan jika
asal mulanya itu adalah benar maka itulah kebenaran dalam kebenaran.
-
Kebenaran mengungkap
Bagaimana
mengetahui kebenaran yang dikandung ilmu administrasi melalui ungkapan, atau
kata lain ucapan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Untuk
mengukur benar dan salahnya ungkapan atau ucapan sangat ditentukan kepada
konkrenitas yang diungkap itu, karena konkrenitas bias menentukan kesesuaian.
-
Kebenaran memandang
Cara
pandangan ilmiah sebenarnya administrasi mampu membangun pemikiran terutama di
era modernitas ini, agar selalu bisa dipahami dan diimplementasikan dalam
kehidupan nyata. Melalui pandangan ilmiah, administrasi telah meperlihatkan
kemukjizatan untuk menaburkan kebaikan dan kebenaran, demikian sebaliknya
menghilangkan kejahatan dan kesengsaraan.
-
Kebenaran bentuk
Pengalaman objektif yang teroganisir dalam struktur yang sistematis dan
teratur. Inilah yang dimaksudkan dengan kebenaran bentuk ilmiah. Dalam suatu
ilmu pengetahuan administrasi diperlukan suatu pengalaman, pemahaman,
pengetahuan, dan ilmu bukanlah sekedar fakta yang sederhana melainkan gabungan
dari dua faktor yang seolah-olah bertentangan yaitu antara faktor materi (content)
dan faktor formalnya.
-
Kebenaran isi
Kebenaran
isi atau materi (content), khususnya pada ilmu dan teknologi
administrasi yang dikuasai. Secara kenyataan bahwa kepala manusia adalah sama,
yaitu masing-masing bundar di dalamnya terdapat otak, dan di dalam otak
terdapat pikiran, tetapi kenapa kecerdasan intelektual manusia berbeda-beda.
Tetapi sejarah hidup manusia berkata lain, mutlak manusia memerlukan semuanya
itu, karena dalam perjalanan kehidupan manusia senantiasa ada masa jaya dan ada
pula masa suram, hal ini saling berganti tanpa dapat diprediksi oleh manusia yang
bersangkutan.
-
Kebenaran konsep
Pemahaman
tentang kebenaran konsep ilmu dan teknologi administrasi pada dunia
professional dengan dunia keilmuan sangat berbeda. Pemahaman konsep pada dunia
professional adminiatrasi adalah idea tau gagasan yang dituangkan dalam tulisan
sedangkan pemahaman konsep di dunia keilmuan adalah serangkaian pengetahuan
yang sejenis dengan bentuk suatu wawasan pemikiran mendalam, atau dapat pula
dikatakan konsep.
-
Kebenaran Teori
Ilmu
dan teknologi administrasi bersumber dari teori, kemudian ilmu dan teknologi
administrasi melahirkan teori. Sedangkan teori lahir bersumber dari konsep,
kemudian teori melahirkan konsep, dan seterusnya. Dalam suatu proses nyang
menggambarkan mekanisme pengembangan suatu pengetahuan, konsep, teori, sampai
kepada imu yang ditidak dapat dikantonikan antara satu dengan yang lainnya
tetapi merupakan suatu kesatuan yang berlangsung terus-menerus secara
sistematis dalam pemikiran manusia untuk merenungi keajaiban ilmu pengetahuan.
Bagian
II
1.
a. Pengertian Filosofis Perencanaan
(planning)
Perencanaan
(planning) merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang
tentang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah dientukan.
b. Pengertian
Filosofis Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah setiap
bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk sesuatu
tujuan bersama dan terikat secara formal dalam persekutuan, yang mana selalu
terdapat hubungan antara seorang atau sekelompok orang yang disebut pimpinan
dan seorang atau sekelompok orang lain
yang disebut bawahan.
c.
Pengertian Filosofis Pelaksanaan
atau Pemotivasian (motivating)
Penggerakan
(motivating) dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses pemberian dorongan
bekerja kepada bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan
ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.
d.
Pengertian Filosofis pengontrolan (controlling)
Pengontrolan
atau pengawasan adalah proses pengamatan pelaksanaan seluruh kegiatan
organisasi untuk menjamin agar sebuah pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan
sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
e.
Pengertian Filosofis Evaluasi
(evaluating)
Penilaian
atau evaluasi adalah proses pengukuran dan pembandingan hasil-hasil pekerjaan
yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai, atau evaluasi juga dapat
diartikan sebagai proses pengukuran akan efektivitas strategi yang digunakan
dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Data yang diperoleh
dari hasil pengukuran tersebut akan digunakan sebagai analisa situasi program
berikutnya.
2.
a.
Hakikat Organisasi
-
Organisasi
sebagai wadah
Sebagai
wadah,organisasi adalah tempat dimana kegiatan-kegiatan administrasi dan
manajemen dijalankan. Sebagai wadah organisasi bersifat “relatif statis”
-
Organisasi
sebagai Proses
Organisasi
sebagai proses menyoroti proses interaksi antara orang-orang di dalam
organisasi itu. Karenanya, organisasi sebagai proses, jauh “lebih dinamis”
sifatnya dibanding dengan organisasi sebagai wadah.
b. Prinsip-prinsip Organisasi
prinsip-prinsip organisasi terdiri
dari :
1. Terdapat
tujuan yang jelas, tanpa adanya tujuan yang jelas, organisasi dapat diumpamakan
dengan sebuah kapal yang berlayar tanpa mempunyai pelabuhan yang akan
ditujunya.
2. Tujuan
organisasi harus dipahami oleh setiap orang di dalam organisasi. Apabila setiap
orang didalam organisasi mengetahui tujuan apa yang hendak dicapai organisasi
ada beberapa hal yang dapat mereka laksanakan, yaitu :
v Mengetahui
apa yang diharapkan oleh organisasi dari mereka masing-masing
v Dapat
memahami apa yang mereka dapat harapkan dari organisasi
v Dapat
menilai apakah tujuan organisasi itu sinkron dengan tujuan mereka pribadi
v Jika
belum sinkron, mereka dapat memutuskan apakah berusaha untuk mensinkronisasikan
atau tidak ataukah akan meninggalkan organisasi tersebut
3. Tujuan
organisasi harus diterima oleh setiap orang dalam organisasi.
4. Adanya
kesatuan arah (unity of direction). Adanya kesatuan perintah (unity of
command).
5. Adanya
keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab seseorang.
6. Adanya
pembagian tugas (distribution of work). Dalam hubungan ini perlu diperhatikan
bahwa biasanya didalam suatu organisasi terdapat dua kelompok manusia, Yakni
sebagai berikut :
a. Kelompok
manusia yang mempunyai kapasitas yang tinggi, daya kreasi yang besar serta daya
prakarsa yang tinggi pula.
b. Kelompok
manusia yang tidak terlalu senang menerima tanggung jawab, yang kurang daya
kreasinya serta yang inisiatifnya rendah.
7. Struktur
organisasi harus disusun sesederhana
mungkin. Sederhana mungkin disini berarti sesuai dengan kebutuhan dan
memudahkan koordinasi, pengawasan, dan pengendalian.
8. Pola
dasar organisasi harus relatif permanen. Meskipun struktur organisasi dapat dan
memang harus diubah sesuai dengan tuntutan perkembangan, kemajuan/kemunduran,
sifat tugas yang lain, karena tujuan terpaksa diubah atau oleh factor-faktor
lain, fleksibilitas dalam penyesuaian itu harus jangan bersifat mendasar. Oleh karenanya
pola dasar struktur organisasi perlu dibuat/sedemikian rupa sehingga tidak
perlu sering diubah.
9. Adanya
jaminan jabatan (security of tenure) . hal ini berarti bahwa kelompok pimpinan
tidak boleh memperlakukan bawahannya dengan semena-mena, misalnya dalam bentuk
pemecatan tanpa alasan yang kuat.
10. Imbalan
yang diberikan kepada setiap orang harus setimpal dengan jasa yang diberikan.
Setimpal disini berarti sesuai dengan sifat jasa yang diberikan. Tetapi juga
berarti bahwa balas jasa yang diberikan kepada karyawan harus dapat menjamin
tingkat hidup yang normal, berlaku bagi masyarakat dimana karyawan itu hidup.
11. Penempatan
orang yang sesuai dengan keahliannya.
c. Bentuk-bentuk
organisasi
karena organisasi adalah sesuatu yang
dinamis, yang menyesuaikan kedinamisannya, dengan masyarakat, maka sekarang ini
dikenal lima macam bentuk organisasi.
Bentuk-bentuk
Organisasi terdiri dari :
1. Organisasi
lini
Bentuk ini memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a. Organisasi
kecil;
b. Umlah
karyawannya sedikit;
c. Pemilik
biasanya menadi pimpinan tertinggi di dalam organisasi;
d. Hubungan
kera antara pimpinan dan para bawahan pada umumnya masih bersifat langsung (face to face relationship);
e. Tingkat
spesialisasi yang dibutuhkan masih sangat rendah;
f. Semua
anggota organisasi masih kenal satu sama lain;
g. Tujuan
yang hendak dicapai masih sederhana;
h. Alat-alat
yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan
masih sederhana;
i.
Struktur organisasi masih sederhana;
j.
Produksi yang dihasilkan belum beraneka
ragam (diversified).
Karena
sifat organisasi lini yang masih serba kecil dan sederhana itu, maka ada beberapa
kebaikan bentuk ini, meskipun ada pula keburukan-keburukannya.
Bentuk organisasi lini
mempunyai kebaikan-kebaikan, antara lain sebagai berikut.
a. Proses
pengambilan keputusan dapat berjalan dengan cepat karena umlah orang yang perlu
diajak berkonsultasi masih sedikit.
b. Rasa
solidaritas para anggota organisasi pada umumnya masih besar karena masih
saling mengenal.
c. Disiplin
biasanya masih tinggi.
Beberapa keburukan bentuk
organisasi ini ialah sebagai berikut :
1) Tujuan
organisasi identik dengan atau paling sedikit didasarkan atas tujuan pribadi
pimpinan tertinggi dalam organisasi.
2) Kecenderungan
bagi pimpinan organisasi untuk bertindak diktatoris/otokratis cukup besar karena
organisasi dipandang sebagai milik pribadi dan oleh karenanya kemauannyalah
yang harus dituruti.
3) Seluruh
organisasi terlalu bergantung pada seseorang sehingga jika seseorang itu tidak
mampu melaksanakan tugasnya, maka seluruh organisasi itu terancam oleh
ketidaklangsungan kehidupannya.
4) Kesempatan
bagi para karyawan untuk mengembangkan spesialisasi sangat terbatas.
Kiranya tidak terlalu sukar untuk
mengerti bahwa tipe itu kurang sesuai untuk organisasi yang komples, besarnya
ukuran organisasi, dan banyaknya spesialisasi yang di tuntut.
2. Organisasi
Lini dan Staff
Organisasi
lini dan staf mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a. Organisasinya
besar dan kompleks.
b. Jumlah
karyawannya banyak.
c. Hubungan
kerja yang bersifat langsung (face to
face) tidak mungkin lagi bagi seluruh anggota organisasi.
d. Terdapat
dua kelompok besar manusia di dalam organisasi, yaitu :
1. Sekelompok
orang-orang yang melaksanakan tugas-tugas pokok organisasi dalam rangka
pencapaian tujuan yang disebut orang-orang lini (line personnel),
2. Orang-orang
yang sifat tugasnya menunang tugas-tugas pokok, baik karena keahliannya, yang
berarti bersifat menasihati, maupun yang memberikan jasa-jasa kepada unit-unit
operasional dalam bentuk auxilary
services, seperti kegiatan di bidang kepegawaian, keuangan, ketatausahaan
umum, arsip dan ekspedisi, kendaraan, peralatan dan perlengkapan kantor, dan
sebagainya. Orang-orang inilah yang biasa disebut orang-orang staff (staff personnel) yang melaksanakan
fungsi-fungsi staf (staff function). Orang-orang
staf ini digolongkan kepada dua golongan besar, yaitu para penasihat (advisors) dan auxillary personnel.
e. Spesialisasi
yang beraneka ragam diperlukan dan dipergunakan secara maksimal.
Bentuk organisasi ini pada mulanya
dikembangkan di Eropa dan dipelopori oleh golongan militer. Sebagaimana
diketahui personel dalam organisasi militer. Dibagi menjadi dua golongan, yaitu
:
a. Pasukan
tempur yang dikirim ke garis depan untuk bertempur, yang berarti melakukan
tugas pokok, dan
b. Orang-orang
staf yang menyediakantenaga, keuangan material, perbekalan, dan kebutuhan
penunjang lainnya.
Adapun
kebaikan-kebaikan tipe organisasi ini, antara lain sebagai berikut :
a. Adanya
tugas yang jelas antara orang-orang yang melaksanakan tugas-tugas penunjang.
b. Bakat
yang berbeda-beda dari para anggota organisasi dapat dikembangkan menjadi suatu
spesialisasi.
c. Koordinasi
mudah dijakan dalam sedtiap kelompok dari kedua golongan karyawan itu.
d. Disiplin
serta moral biasanya tinggi karena tugas yang dilaksanakan oleh seorang sesuiai
dengan bakat, keahlian, pendidikan, dan pengalamannya.
e. Penerapan
prinsip the right man on the right place
lebih mudah dijalankan.
f. Bentuk
organisasi ini dapat dipergunakan oleh setiap organisasi yang bagaimanapun
besarnya, apapun tujuannya, dan betapa kompleks pun struktur organisasinya.
Meskipun banyak kebaikan-kebaikan,
bentuk ini tidak lepas pula dari keburukan-keburukan tertentu, seperti berikut.
1. Bagi
para pelaksana tingkat operasional tidak selalu jelas yang mana perintah, yang
mana nasihat. Artinya, orang-orang lini dihadapkan kepada dua macam “atasan”.
Pertama, atasan yang telah ditentukan dalam line
of command yang mempunyai hak memerintah
(line authority). Kedua para
pelaksana operasional itu dihadapkan pula kepada pimpinan staf yang meskipun
hanya berhak memberikan nasihat, perlu pula ditaati karena nasihat itu
didasarkan kepada keahlian dan wewenang fungsional (functional authority).
2. Pemerintah
dari hierarki lini tidak selalu seirama dengan nasihat dari hierarki staf,
karena belum tentu kedua macam hierarki ini memandang sesuatu hal dengan
persepsi yang sama.
Meskipun demikian kiranya untuk zaman
modern sekarang ini bentuke line and
staff inilah yang dipandang terbaik karen lebih dapat memenuhi kebutuhan
yang sangat kompleks sekalipun.
3.
A. Menurut
Abraham H. Maslow dalam bukunya Motivation and Personality, Maslow
menggolongkan kebutuhan manusia dalam lima tingkat kebutuhan
(Five Hierarchy of Needs). Kelima tingkat kebutuhan itu perlu diketahui oleh pemimpin organisasi dan berusaha untuk memuaskannya bagi bawahannya. Kelima tingkat kebutuhan itu,menurut
Maslow adalah sebagai berikut :
a. Kebutuhan yang bersifat fisiologis (physiological needs)
Manifestasi kebutuhan ini terlihat dari tiga hal,
yaitu sebagai berikut
:
1.
Sandang
2.
Pangan
3.
Tempat berlindung
(perumahan)
Kebutuhan-kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang amat primer karena kebutuhan-kebutuhan ini telah terasa sejak seorang manusia dilahirkan hingga ia memasuki liang kuburnya.
b. Kebutuhan-kebutuhan keamanan (safety needs)
Kebutuhan-kebutuhan keamanan ini mengarah kepada dua bentuk,
yaitu sebagai berikut
1. Kebutuhan akan keamanan jiwa, yang bagi pemimpin organisasi terutama berarti keamanan jiwa ditempat pekerjaan pada waktu jam kerja. Dalam arti luas tentunya setiap manusia membutuhkan keamanan jiwanya dimanapun ia berada.
2. Kebutuhan akan keamanan harta, ditempat pekerjaan pada waktu jam kerja.
c. Kebutuhan-kebutuhan sosial (social needs)
Karena manusia adalah makhluk
social, sudah jelas ia mempunyai kebutuhan-kebutuhan sosial, yang tergolong kedalam 4 golongan yaitu sebagai berikut :
1.
Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain dimana ia hidup dan bekerja
(sense of belonging)
2.
Kebutuhan akan perasaan dihormati kerena manusia merasa dirinya penting (sense of importance)
3. Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal (sense of achievement)
4. Kebutuhan akan perasaan ikut serta
(sense of participation)
5. Kebutuhan akan prestise
(esteem needs)
Yaitu kebutuhan memperoleh kemashuran atau reputasi,
terhormatan atau dihormati. Mereka membutuhkan pujian, penghargaan dan pengakuan atas kedudukannya
(status).
d. Kebutuhan mempertinggi kapasitas kerja
(self actualization)
Hal
ini berarti bahwa setiap manusia ingin mengembangkan kapasitas mental dan kapasitas kerjanya melalui berbagai cara seperti
on the job training, off the job training, seminar, konverensi, pendidikan akademis, dan sebagainya.
B. Teori
kebutuhan manusia oleh David Mc Clelland, ada (tiga), yaitu :
1.
Need for
achievement (kebutuhan untuk berprestasi). Yaitu kebutuhan untuk berprestasi yang
merupakan refleksi dari dorongan akan tanggung jawab untuk memecahkan masalah.
2.
Need for
affiliation (kebutuhan untuk berafiliasi). Yaitu kebutuhan untuk berafiliasi yang
merupakan dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain, berada bersama orang lain, tidak mau melakukan sesuatu yang
merugikan orang lain.
3.
Need for power
(kebutuhan untuk berkuasa). Yaitu
kebutuhan untuk kekuasaan yang merupakan refleksi dari dorongan untuk mencapai
otoritas, untuk memiliki pengaruh terhadap orang lain.
C. Teknik-teknik Penggerakan
Pelaksanaan fungsi motivating dalam organisasi dapat dijalankan dengan baik dengan menggunakan teknik-teknik sebagai berikut
:
1.
Jelaskan tujuan organisasi kepada setiap anggota organisasi
2.
Usahakan agar setiap orang menyadari,
memahami, serta menerima baik tujuan tersebut
3.
Jelaskan filsafat
yang dianut pimpinan organisasi dalam menjalankan kegiatan-kegiatan organisasi
4.
Jelaskan kebijakan
yang ditempuh oleh pimpinan organisasi dalam usaha pencapaian tujuan
5.
Usahakan agar setiap orang mengerti struktur organisasi
6.
Jelaskan peranan apa yang diharapkan oleh pimpinan organisasi untuk dijalankan oleh setiap orang
7.
Tekankan pentingnya kerjasama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan
8.
Perlakukan setiap bawahan sebagai manusia dengan penuh pengertian
9.
Berikan penghargaan serta pujian kepada karyawan
yang cakap dan teguran serta bimbingan kepada
orang-orang yang kurang mampu bekerja. dan Yakinkan setiap orang bahwa dengan kerja
yang baik dalam organisasi tujuan pribadi orang-orang tersebut akan tercapai semaksimal mungkin.
4. A. Macam-macam Pengawasan
1. Pengawasan
dari dalam (internal Control)
Pengawasan
dari dalam, berarti pengawasan yang dilakukan oleh aparat/unit organisasi itu
sendiri. Aparat/unit organisasi bertindak atas nama pimpinan organisasi.
Tugasnya mengumpulkan segala data dan informasi yang diperlukan oleh pimpinan
organisasi. Data-data dan informasi ini dipergunakan oleh pimpinan organisasi
untuk menilai kemajuan dan kemunduran dalam pelaksanaan pekerjaan. Hasil
pengawasan ini dapat pula digunakan dalam menilai kebijaksanaan pimpinan.
2. Pengawasan
dari luar organisasi (external Control)
Pengawasan
external berarti pengawasan yang dilakukan oleh aparat/unit pengawasan dari
luar organisasi. Aparat/unit pengawasan dari luar organisasi itu adalah aparat
pengawasan yang bertindak atas nama pimpinan organisasi itu, atau bertindak
atas nama pimpinan organisasi itu karena permintaanya.
3. Pengawasan
Preventif
Pengawasan
preventif ialah pengawasan yang dilakukan sebelum rencana itu dilaksanakan.
Maksudnya untuk mencegah terjadinya kekeliruan/kesalahan dalam pelaksanaan.
Pengawasan preventif dapat dilakukan dengan usaha-usaha sebagai berikut.
1) Menetukan
peraturan-peraturan yang berhubungan dengan sistem prosedur, hubungan, dan tata
kerjanya.
2) Membuat
pedoman/manual sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.
3) Menentukan
kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab.
4) Menentukan
sistem koordinasi, pelaporan, dan pemeriksaan.
5) Menerapkan
sanksi-sanksi terhadap pejabat yang menyimpang dari peraturan yang telah
ditetapkan.
4. Pengawasan
Represif
Pengawasan
represif ialah pengawasan yang dilakukan setelah adanya pelaksanaan pekerjaan.
Maksudnya untuk menjamin kelangsungan pelaksanaan pekerjaan agar hasilnya
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Adapun pengawasan Represif ini
dapat menggunakan sistem-sistem pengawasan sebagai berikut.
1) Sistem
komparatif
2) Sistem
verifikatif
3) Sistem
inspektif
4) Sistem
investigatif
B.
Tekhnik-tekhnik Pengawasan
Proses
pengawasan pada dasarnya dilaksanakan oleh administrasi dan manajemen dengan
mempergunakan beberapa macam metode, yakni :
1. Pengawasan
langsung
Yang
dimaksud dengan pengawasan langsung ialah apabila aparat pengawasan/ pimpinan
organisasi mengadakan pemeriksaan dengan sistem inspektif, verifikatif, maupun
dengan sistem investigatif. Metode ini dimaksudkan agar segera dapat dilakukan
tindakan perbaikan dan penyempurnaan dalam pelaksanaan pekerjaan. Sedangkan
sistem pengawasan langsung oleh atasannya disebut built in control. Akan
tetapi, karena kompleksnya tugas-tugas seorang pemimpin, seorang pemimpin tidak
mungkin dapat selalu menjalankan pengawasan langsung.
2. Pengawasan
tidak langsung
Yang
dimaksud dengan pengawasan tidak langsung yaitu aparat pengawasan/ pimpinan
organisasi melakukan pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan hanya melalui
laporan-laporan yang masuk padanya. Laporan tersebut dapat berbentuk lisan,
deretan angka-angka atau statistik yang berisi gambaran atas hasil kemajuan
yang telah tercapai sesuai dengan pengeluaran biaya/anggaran yang telah direncanakan.
Kelemahan daripada pengawasan tidak langsung itu ialah bahwa sering para
bawahan hanya melaporkan hal-hal yang positif saja. Padahal seorang pemimpin
yang baik akan menuntut bawahannya untuk melaporkan hal-hal yang bersifat
positif maupun negatif.
5. A.
Hakikat Penilaian
Secara filosofis dapat dikatakan
bahwa sesuatu yang sudah berhenti tumbuh dan berkembang sudah mulai mengarah
kepada kematian. Demikian juga halnya dengan organisasi. Suatu organisasi yang
tidak tumbuh dan berkembang sudah mulai menuju kepada kehancuran. Yang dimaksud
tumbuh dan berkembang disini terutama berarti :
1. Organisasi semakin mampu
meningkatkan produktivitasnya
2. Tidak berhenti pada suatu status quo
efisiensi
3. Semakin terlihat adanya organization
performance yang semakin efisien
4. Semakin kurang di ombang-ambingkan
oleh up and down situasi sekelilingnya
5. Dengan cepat dapat mengambil manfaat
dari perkembangan diluar organisasi, terutama perkembangan dibidang tekhnologi.
Selain itu, suatu proses biasanya
dapat dibagi menjadi beberapa fase yang independent. Suatu fase yang
independent adalah suatu fase yang dapat dipandang sebagai sesuatu yang bulat
dan berdiri sendiri, meskipun tidak terlepas dari fase sebelumnya maupun fase
sesudahnya. Malahan kegunaan dan kebulatan suatu fase dalam suatu proses harus
mencerminkan apa yang telah terjadi di masa yang lalu (pada fase sebelumnya)
dan apa yang diduga akan terjadi dalam fase yang berikutnya.
Kebulatan
suatu fase dapat dilihat dari segi berikut :
1. Jangka waktu tertentu kapan fase itu
diselesaikan, misalnya rencana pembangunan lima tahun.
2. Jumlah biaya yang dipergunakan untuk
melakukan kegiatan-kegiatan pada satu fase tertentu.
3. Jumlah tenaga yang diperuntukan
menyelesaikan satu fase kegiatan tertentu.
4. Peralatan dan perlengkapan yang
telah disisihkan untuk suatu kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam satu fase
tertentu.
5. Kombinasi dari keempat faktor
tersebut diatas. Memang keempat faktor tersebut diatas biasanya digabungkan
menjadi satu kesatuan yang bulat yang dipergunakan untuk sesuatu yang bulat.
Dengan perkataan lain, meskipun
administrasi dan manajemen adalah sesuatu proses, tetapi penahapan perlu ada,
dan memang selalu ada, ditinjau dari berbagai segi yang telah dijelaskan
dimuka. Pada satu fase yang bulat itulah penilaian diadakan, setelah fase itu
selesai dikerjakan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hakikat dari
penilaian itu adalah sebagai berikut :
1. Penilaian ditujukan kepada satu fase
tertentu dalam satu proses setelah fase itu seluruhnya selesai dikerjakan.
2. Penilaian bersifat korektif terhadap
fase yang telah selesai dikerjakan itu.
3. Penilaian bersifat prescriptive.
Sesuatu yang bersifat prescriptive adalah yang bersifat “mengobati”.
4. Penilaian ditujukan kepada
fungsi-fungsi organik lainnya.
B.
Hubungan Fungsi Penilaian dengan Fungsi-Fungsi Organik Lainnya
Penilaian,
sebagaimana halnya dengan fungsi-fungsi organik administrasi dan manejemen yang lain, dilakukan pada dua
tingkatan konsepsional. Pertama, pada
tingkat administrasi dilakukan administrative evaluating yang bersifat menyeluruh
dan mencakup semua tingkatan hierarki dan aspek kegiatan, Kedua, pada tingkatan manajemen terutama middle and supervisory
management dilakukan manjerial evaluating. Majerial evaluating lebih sempit
ruang lingkupnya jika dibandingkan dengan administrative evaluating karena
tertuju pada hierarki yang bersifat departemental atau sektoral dan menyangkut
kegiatan-kegiatan yang hanya bersifat departmental dan sektoral pula.
Dalam rangka pertumbuhan dan perkembangan suatu
organisasi, pimpinan dan semua orang dalam organisasi tidak boleh berhenti
dalam usahanya mencari jalan ke arah pertumbuhan dan perkembangan yang lebih
pesat. Kalau berhenti menjajaki kemungkinan pertumbuhan perkembangan yang lebih
pesat maka akan timbul stagnasi. Biasanya stagnasi adalah permulaan kehancuran
suatu organisasi. Oleh karena itu pentingnya fungsi penilaian akan lebih jelas
terlihat jika hubungan antara fungsi penilaian itu dan fungsi organik lainnya
dipelajari dan dipahami.
Ditinjau dari segi hubungan ini, barangkali dapat
dikatakan bahwa fungsi penilaian lebih penting dari fungsi-fungsi organik yang
lain. Sebabnya ialah bahwa melalui fungsi penilaian, akan ditemukan jawaban
pertanyaan “Mengapa”. Misalnya mengapa rencana tidak dapat dilaksanakan sesuai
dengan keputusan yang telah diambil. Atau, mengapa organsisasi tidak dapat
berjalan dengan lancar?.
Karena fungsi penilaian berusaha
untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan “mengapa” maka penilaian itu
ditujukan kepada semua orang di dalam organisasi yang mencakup semua aspek
kegiatan, semua peralatan dan peralatan, semua sistem dan prosedur kerja, serta
semua hubungan antara unit-unit organisasi dan antara orang-orang di dalam
organisasi.
Bagian
III
Dari
Bagian I dan Bagian II dapat diperoleh kesimpulan bahwa fungsi dari Filsafat
Administrasi dan Manajemen adalah untuk menciptakan keteraturan dalam
organisasi, terciptanya suasana kinerja yang dapat tertata dengan baik sehingga
organisasi yang ideal dapat berjalan secara efektif, efisien, dan ekonomis.
Dengan memperhatikan fungsi-fungsi Administrasi dan Manajemen mulai dari perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (motivating), pengawasan
(controlling), dan penilaian (evaluating).
semoga bermanfaat :-)
BalasHapus